Dicurigai Sarat KKN, Proses LPSE Padang Dikeluhkan

TERBARU39 Dilihat

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, tender proyek yang dilakukan secara online tidak serta merta menutup celah korupsi.

“Tender online itu sama sekali tidak bisa menghilangkan (peluang korupsi),” kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung KPK, Jakarta. Menurutnya, peluang korupsi masih terbuka jika penyelenggara negara yang berwenang dalam proses lelang mengatur agar hanya pihak swasta tertentu yang mendapat proyek tersebut. Hal ini dilakukan dengan membuat spesifikasi barang yang hanya dapat disediakan oleh pihak swasta tersebut.

“Karena itu juga terkait menentukan spesifikasi. Kan begitu spesifikasi mengarah pada orang tertentu maka sudah sulit untuk bersaing secara sehat di tender online,” ungkap Agus.

Agus mengatakan, dengan spesifikasi barang yang sudah mengarah pada perusahaan tertentu tidak ada lagi persaingan yang sehat di antara para peserta lelang. Padahal, lelang melalui sistem online seharusnya menjadi ajang kompetisi yang sehat dari para peserta lelang. Sehingga barang yang dihasilkan dari lelang ini merupakan yang terbaik.

“Jadi, tender online harus ada komitmen juga agar kompetisi itu terjadi. Jadi kalau spek mengarah ke orang tertentu susah jadinya kan yang lain masuk,” ungkapnya.

Ada apa dengan LPSE Padang?

Padang, Kabardaerah.com – Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/jasa pemerintah. LPSE sendiri mengoperasikan sistem e-procurement bernama SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik) yang dikembangkan oleh LKPP.

Sementara di Padang, senada dengan itu, Aa (50) salah seorang kontraktor yang tidak mau disebutkan namanya mengeluhkan sistem LPSE seperti telah dimain-main kan. Menurutnya, ada indikasi kecurangan berbau korupsi dari panitia atau Kelompok Kerja (Pokja).

Dijelaskan Aa dikantornya, pokja melaksanakan proses tender ini bergaya tebang pilih. Memenangkan kontraktor yang telah ada “kontrak di balik layar” bersamanya. Lalu, peserta lelang lainya akan tercampak karena sudah dicari-cariin kesalahanya.

Ditekankan Aa, ironisnya satu kontraktor yang dekat dengan pokja bisa memenangkan empat paket pekerjaan sekaligus yang ditenderkan.

“Mau selengkap apapun dkumen penawaran kita, tetap saja ga bakalan menang, sebab pokja diduga sudah mengantongi kontraktor yang diinginkanya”, sebut Aa.

Permainan Mulus Ala Panitia

Lebih miris lagi, seperti dilansir dari media laksusnews,com, mengatakan Pokja/panitia sebagai ujung tombak, menggelola paket lelang yang ada, sangat pantas untuk dicurigai. Karena mereka seakan menjadi aktor belakang layar pengondisi peserta yang diinginkan tampil sebagai pemenang pada proses lelang tersebut.

Hebatnya lagi, dalam memainkan perannya, pokja/panitia bermain sanggat halus dan nyaris tak terdengar. Hal itu sebagai upaya untuk menghilangkan kecurigaan, sehingga permainan tetap terlihat fair dan jujur. Sementara dibalik itu, panitia/pokja bersiasat mengatur strategi.

Bagi peserta yang ingin tampil jadi pemenang, maka harus sanggup dengan ketentuan yang ada. Dengan menggunakan jasa calo (perantara), fee yang diinginkan mulai dihembuskan kepada peserta lelang. Bagi yang sanggup, maka skenario pengkondisian agar bisa tampil menjadi pemenang mulai disetting. Mengenai harga penawaran, agar tidak menyolok diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam mengantisipasi terjadinya kecurangan tersebut, yang perlu diamati yakni :

  1. Peserta yang memasukan penawaran pada detik-detik terakhir, menjelang penutupan penawaran. Kuat dugaan, peserta itu adalah peserta yang sudah dikondisikan sebagai pemenang lelang. Alasannya, panitia sudah memberikan bocoran kepada peserta tersebut, harga penawaran yang pas dimasukan (harga penawaran tidak jauh dari harga panitia) serta berada di posisi yang diinginkan.
  2. Awasi Gerak-Gerik Pokja/Panitia secara seksama, seperti pergaulan dan rekening bank. Untuk pergaulan mungkin bisa diamati sendiri, namun untuk pengawasan transaksi rekening, bisa meminta kepada aparat penagak hukum.

Biasanya, para calo (perantara) berasal dari pendukung atau tim sukses kepala daerah, seperti gubernur/walikota/bupati, kepala dinas dan kerabat dekatnya. (tim)

Tinggalkan Balasan