Soal 51 Persen Saham Freeport, Presiden Dinilai Tidak Sebutkan Fakta Sebenarnya

TERBARU44 Dilihat

DKI.KABARDAERAH.COM- Kementerian Keungan nanti Sore ini mengelar Konferensi Pers terkait dengan penanda tanganan kesepakatan head of Agreement antara PT Inalum dengan PT Freeport Indonesia. Lantas banyak pertanyaan menganjal apakah perundingan pemerintah dengan PT Freeport Indonesia sudah menghasilkan kesepakatan?

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua umum partai Gerinda Arief Poyuono mengaku pesimis ia justru menuding Presiden Jokowi tidak memberikan fakta yang sebenarnya. Pasalnya menurut dia klaim pemerintah sudah berhasil melakukan akusisi Freeport baru klaim sepihak dari pemerintah.

“Belum berhasil kok saham Freeport di akuisisi oleh Holding BUMN Pertambangan Inalum baru tahap kesepakatan. Baru tahap MoU belum masuk ke tahap MoA. Jadi masih jauh Saham Freeport di akuisisi, kapanpun kalau dalam dunia bisnis kalau masih tahap MoU belum tuh 51% saham Freeport jadi saham RI atau saham dwiwarna,” katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (12/7).

Arief menambahkan bahwa sejatinya MoU harus di sepakati kedua belah pihak. Ia mengatakan MoU divestasi saja belum sampai di tandatangani. Karenanya aneh kalau Presiden Jokowi menyampaikan sudah mengambil saham freeport 51%.

“Sebab semua kesepakatan yang ada di MoU harus disepakati dulu oleh kedua belah pihak, itu pun kalau MoU divestasi saham Freeport sudah diteken, nah ini MoU nya saja belum diteken kok sudah klaim berhasil mengakusisi saham Freeport 51% ..ngerti enga sih Joko Widodo tentang prosedur akusisi saham,” tambah dia.

Menurutnya biasanya dalam MoU akusisi saham sebelum masuk Memorendum of Agreement antar kedua belah pihak semua Klausul Klausul yang disepakati harus dipenuhi kedua belah pihak. Seperti terkait dengan soal pajak divestasi saham Freeport siapa yang Akan menanggung nantinya dan scheme Pembayaran saham Freeport dilakukan dengan mengunakan instrument keuangan dari Mana?

“Nah terus apa benar Holding BUMN Pertambangan punya Dana untuk mengakusisi saham Freeport, lalu kalau pakai pendanaan pinjaman bank dari Luar Negeri dan dalam negeri apa saat ini perbankan dalam negeri mau ngucurin dana ke sektor pertambangan yang lagi sunside time,” pungkasnya. ***