Penetapan Kursi Pimpinan PT. Semen Padang “Perlu Evaluasi Matang”

BERITA UTAMA, TERBARU184 Dilihat

Padang, kabardaerah.com – Dengan telah dipinangnya Ir.Benny Wendry,MM oleh PT.Semen Indonesia (PTSI) sebagai Direktur Produksi, beberapa minggu lalu. Tentunya sekarang ini, pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan dipikiran banyak uarang awak, terutama karyawan PT.Semen Padang (PTSP). Artinya, siapa yang pantas menduduki  kursi SP 1 atau Direktur Utama PTSP yang ditinggalkan Benny Wendry tersebut.

Menyikapi rasa penasaran itu, PTSI selaku holding diharapkan tetap menghargai Putra daerah untuk menduduki jabatan Direktur Utama PTSP. Setidaknya kebijakan itu dilakukan sebagai penghargaan dan penyesuaian persepsi, agar BUMN semakin ada di hati masyarakat. Rasa merasa tersanjung dan merasa memiliki terhadap Perusahaan kebanggaan urang awak ini, tentu dengan sendirinya makin kian terasa.

Dengan demikian, barulah dapat kita katakan bahwa kebijakan itu bisa disebut dengan “Duduk Sejajar” dimana PTSI sebagai Holding.  Sebut Ir. Indrawan, Ketua Umum Komunitas Anak Daerah (KOAD), Jumat (29/09/2017) kepada media ini di kantornya.

Sebab, lanjut Indrawan, segala sesuatu yang kemungkinan bisa timbulnya gesekan-gesekan dapat lebih cepat diatasi. Dengan kata lain, tidak mungkin Putra daerahnya sendiri yang dipercaya sebagai pucuk pimpinan oleh PTSI, digoyang atau dihalang-halangi oleh putra-putri atau para cerdik pandai yang ada di daerah itu sendiri.

Meskipun begitu, sangat perlu satu kesatuan diantara anak-anak perusahaan Semen Indonesia group. Artinya saling mendukung dan tetap menjaga nama besar Semen Indonesia, agar menjadi pemroduksi semen yang paling kokoh ditingkat Asia dan internasional, terutama dinegaranya sendiri . Sebutnya.

Sehubungan perusahaan semen ini merupakan perusahaan Negara, maka dimana pabrik itu didirikan seyogyanyalah ditunjuk pucuk pimpinan tertinggi Putra daerah yang terbaik.

“Selagi masih putra terbaik bangsa ini di daerah mana saja, tentulah sama-sama memiliki kesempatan untuk dapat menjabat sebagai pucuk pimpinan, karena kita adalah NKRI. Namun putra daerah sebagai anak bangsa ditempat perusahaan itu berdiri, selayaknyalah di utamakan”, papar Indrawan.

Namun jika untuk pimpinan puncak PTSI, tidaklah masalah ditunjuk dari putra daerah terbaik mana saja, karena kita NKRI banget. Paparnya lagi.

Perbincangan di sekitar PTSP, dimana hasil survei dan konfirmasi Komunitas Anak Daerah (KOAD), yang dilakukan dari warga ke warga Lubuk kilangan, Datuk ke datuk dan Karyawan ke karyawan. Dapat didefenisikan bahwa persepsi mayoritas mereka yang menyampaikan pendapatnya, ber keinginan “Para petinggi PTSP nan ada sekarang yang berpeluang untuk menduduki kursi SP 1 “Mesti Benar-benar Melalui Evaluasi Matang”. Sebut Indrawan terlihat serius.

Kesimpulan kedua, lanjut Indrawan, sebagaian besar dari mereka, inginkan Dirut PTSP pengganti Benny, benar-benar memiliki perilaku yang jujur, jenius, ramah, bermasyarakat dan bersih seperti sosoknya BW.

Orangnya gagah, wajah bersih, berkharisma dan berhati baik, itulah BW. “Kalau kita selalu berbuat baik maka cepat atau lambat orang itu pasti berbuat baik pula kepada kita”, demikianlah bahasa yang pernah di ucapkan BW nan masih terngiang ditelinga saya hingga sekarang ini. Sebut Iwan Muyar, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Kilangan, Kota Padang.

Tampaknya kepribadian baik seperti BW itu, apakah ada dimiliki oleh direksi PTSP yang ada sekarang ini?, tentunya PTSI lebih memahaminya. Karena kita tidak mau salah satu perusahaan BUMN ini digerogoti oleh tangan-tangan tak bermoral dan berakhlak bobrok, jelas Indrawan memotong ucapan Iwan Muyar.

Bagaimanpun juga, dengan adanya nama besar PTSI berarti Indonesia jelas unggul di dunia produksi persemenan di kancah Internasional.

Kita wajib berdoa, dengan duduknya anak-anak negeri sendiri sebagai pucuk pimpinan dimana tempat perusahaan besar BUMN itu berada. Tentulah kesan rasa semakin bangga sebagai anak bangsa saat berada di kancah dunia Internasional, akan makin terlihat.

Selanjutnya sebagai putra terbaik bangsa, anak negeri yang duduk di puncak tertinggi perusahaan, maka kiprahnya akan dikenal di mata masyarakat dunia. Tutup Indrawan sembari pergi menaiki mobil Hartopnya.

Ibarat kata pepatah minang, “Kalau kawan mamanjek pohon pinang, jikalau pohonnyo licin, kewajiban kawan di bawah mandorong ka ateh. Jaan manangguk di aii karuh dan jaan manusuk kawan sa iring (kalau teman memanjat pohon pinang, jika pohonnya licin teman yang dibawah mendorong ke atas. Jangan pernah menangguk di air keruh dan jangan pernah menusuk kawan se iring) ”. Tutur Iwan Muyar kembali melanjutkan.

Lebih bagus kita berprinsip buka kulit tampak isi, yang benar katakan benar dan kalau salah katakan salah. Bilamana kita ada berbuat salah, mari perbaiki dengan cara musyawarah mufakat. Jangan berlaku mengorbankan kawan se iring. Kita mesti legowo, bila kawan naik tingkat, kita harus mendukung. Tuturnya lagi.

“Menjatuhkan kawan dengan cara memanfaatkan orang lain di luar perusahaan, merupakan sifat tidak terpuji dan tak bermoral. Misi jahat dengan menjatuhkan kawan untuk tujuan mengejar jabatan, jelas perbuatan zolim dan melanggar aqidah”, tukas Iwan.

Ditempat terpisah, salah seorang pemerhati PTSP, Indra Leo, kepada media ini dirinya berpesan. “Saudara-saudara kami yang ada di PTSI, prinsip kompak dan solid perlu dikedepankan. Satu kata satu tujuan, Semen Indonesia “Jaya”, karyawannya sejahtera dan masyarakat di sekitar masing-masing perusahaan juga ikut kecipratan sejahtera.

Kita sebagai anak negeri sudah semestinya menggunakan produk hasil karya anak negeri. Karena mayoritas yang bekerja di perusahaan persemenan ini adalah anak kemenakan kita sendiri. Maka beli dan cintailah produk-produk anak negeri sendiri, sebut Indra Leo terlihat seperti gaya orang ber-iklan. (Mal)

Tinggalkan Balasan