Kemenag Ketapang Gelar Pembacaan Kitab Suci Bersama

DAERAH, TERBARU75 Dilihat

KETAPANG, Kabardaerah.com-Pembacaan kitab suci sebagai tanda persatuan Indonesia yang diselenggarakan di Pendopo rumah Dinas jabatan Bupati Ketapang, di Jalan H.Agus Salim di ikuti oleh seluruh unsur agama yang di akui di Indonesia, Rabu, (11/10/).

Dalam pembacaan Kitab suci itu untuk agama Islam dibacakan oleh Muhammad Ikam dengan membacakan Surat Al Baqarah ayat 256 sedangkan untuk agama Katolik oleh Adven Tius Fuji dengan membaca Surat Yohanes 15,9-13, dan agama Kristen dengan membaca Ayat Roma 15,5-7 dibacakan Marthien Dadiara.

Sedangkan untuk agama Hindu Kitab sucinya dibacakan oleh ‎Putu Komang Tri Sumardika dengan Surat ya-jur-veda 36 ayat 18‎  dan agama Budha oleh Aileen Cresentia‎ dengan membaca Surat Dhamma pada ayat 5‎, dan a‎gama Khonghucu dibacakan oleh Gond Khim Chiung dengan surat menngzi 18 ayat 15.

Kementerian Agama Kabupaten Ketapang, ‎Ekhsan S. Ag, M. Si‎ dalam sambutan pidatonya mengatakan, negara ini dibangun walaupun bukan negara agama tetapi negara ini bisa maju karena dikawal dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai loyalitas keberagaman dalam rangka mencapai kebaikan secara bersama.

“‎Pembacaan Ayat suci saya pikir merupakan bagian yang sangat penting, agar kita beragama dan bermoralitas dan tahu nilai-nilai norma kebaikan dalam kehidupan‎”, ungkapnya saat pidato.

Dalam penyampaian pidatonya, Ekhsan juga menegaskan, Indonesia merupakan negara yang di kagumi dunia, karena banyaknya agama, banyaknya keyakinan tapi bisa menopang persatuan dan kesatuan bangsa ini.

“Karena keterbukaan kita, toleransi kita, kebersamaan kita. Karena dalam Islam perbedaan itu adalah rahmat bukan permusuhan mungkin agama lain perbedaan bukan penghalang untuk maju”, imbuhnya.

Sementara itu Drs. Supadi, M.Sc. Kepala Bidang Penelusuran dan Pemetaan IPTEK Asdep Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda Kemenpora mengungkapkan, ‎secara khusus tentu kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan ini merupakan salah satu untuk memperkuat, mempertahankan ketahanan sosial melalui hubungan yang harmonis antara agama antara kepercayaan dan lain-lain.

“Karena pemuda adalah merupakan generasi penerus sehingga di era pemuda nanti kehidupan yang beragam di Indonesia semakin ditingkatkan kualitasnya”, ujar Supadi.‎

Selain itu menurutnya, pemuda tidak hanya di tuntut berfikiran‎ dengan IQ yang tinggi dan berkemampuan serta bersosialisasi yang baik. Akan tetapi dia mengingatkan spritualitas tidak juga bisa di lupakan.

“Jika aspek spiritualitas tidak diperkuat dan tidak dipelihara maka sangat mudah terjadi gesekan-gesekan, sehingga menciptakan kondisi yang tidak kondusif. Kegiatan ini merupakan satu upaya sehingga masyarakat yang beragam plural dan penuh perbedaan ini bisa semakin maju dan jaya”, pungkasnya. (Darul)‎

Tinggalkan Balasan