Bang Eggi Sudjana, Arti Sumpah Pemuda Bagi Anda apa Ya?

Oleh: Julio Simanjuntak

Sumpah Pemuda adalah salah satu motor penggerak kemerdekaan Indonesia. Bisa dikatakan salah satu penggerak perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan secara nasional adalah Sumpah Pemuda. Karena hasil dari Kongres Pemuda Kedua disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.

Sejarah perjuangan menuju Indonesia merdeka awalnya dilakukan berdasarkan perjuangan kedaerahan. Rakyat berjuang mengusir pendudukan penjajah berdasarkan kebencian dan tidak ingin lagi bodoh-bodohi oleh kolonial dan penjajah. Perjuangan dipimpin oleh para pemuka adat, raja-raja, dan para ulama. Sehingga kekuatan untuk melakukan perlawanan terbatas hanya berdasarkan kekuatan di daerah tersebut.

Seiring dengan dikumandangkannya Sumpah Pemuda, maka tersiar kabar bahwa perjuangan yang dilakukan di semua daerah untuk menuju Indonesia merdeka. Walaupun perjuangan dilakukan dengan peralatan seadanya, namun telah muncul tekad yang kuat “perjuangan menuju Indonesia Merdeka”. Merdeka dalam hal ini bermartabat, diakui, dan diterima di dunia sebagai sebuah nagara yang memiliki kesamaan di dalam hak dan kedudukan di mata dunia sebagai negara merdeka.

Nah… saat ini benar dikatakan banyak pengamat. Perjuangan yang dilakukan adalah melawan diri sendiri untuk memajukan bangsa Indonesia. Atau dengan kata lain “melawan bangsa sendiri”. Saya sendiri perlu banyak belajar dari sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan masih banyak yang tidak saya ketahui. Kemungkinan saya telah banyak kehilangan semangat untuk mengisi kemerdekaan. Seperti yang sering saya dengar dari para guru sewaktu masih belajar di sekolah “Ingat tugas saat ini adalah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif”.

Ini adalah pesan sakral yang sering didengungkan oleh guru sejarah.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Banyak hal yang telah merasuki pemikiran dan pemahaman. Perasaan dan logika seorang manusia dengan mudah dipengaruhi oleh segelintir orang. Media sosial menjadi salah satu alat yang digunakan.

Baru-baru ini muncul pernyataan dari Eggi Sudjana. Pernyataan beliau menimbulkan banyak perdebatan. Sehingga banyak pihak yang melaporkan dirinya. Hal yang dibawa dalam laporan adalah tentang agama yang berlaku di Indonesia. Tentu saja hal yang sangat sensitif, dan bisa menimbulkan perpecahan. Pernyataan ini sangat tidak diindahkan untuk dikonsumsi publik.

Tentu saja Eggi Sudjana gerah dan melakukan usaha pembelaan diri. Jika dilihat lebih jauh, pernyataan yang menyinggung agama kemudian dikaitkan dengan Pancasila, sangat disayangkan. Karena sudah jelas dalam bunyi Sila Pertama Pancasila adalah “Katuhanan yang maha Esa”. Tidak ada bunyi tambahan yang terkait dengan agama.

Jika kita telusuri lebih jauh. Eggi Sudjana merupakan salah satu alumni Presidium 212. Namanya semakin dikenal sejak adanya kasus Saracen yang menyebut ada nama Eggi Sudjana dalam kepengurusan. Hal ini telah dibantah oleh dirinya. Setelah itu dia menjadi salah satu kuasa hukum dari First Travel. Akhirnya dia mundur sebagai kuasa hukum First Travel karena menurut Eggi, pemilik dari First Travel kurang kooperatif.

Jika kita bernostalgia dengan Sumpah Pemuda. Sungguh sangat luar biasa perjalanan perjuangan yang dilakukan. Perjuangan murni untuk bersatu dan menuju kemerdekaan. Sangat wajar jika setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari lahir Sumpah pemuda.

Dalam 3 kata inti Sumpah Pemuda (tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, bahasa Indonesia), juga tidak menyinggung mengenai agama. Kemungkinan Bang Eggi Sudjana juga mengetahui dengan jelas isi dari Sumpah Pemuda. Tetapi mengapa Bang Eggi mengeluarkan pernyataan yang bisa mencederai Persatuan dan Kesatuan bangsa?. Jika dikaitkan dengan Sumpah Pemuda, mengapa Bang Eggi Sudjana mencoba mencederai semangat Sumpah Pemuda?

Mengapa saya bertanya demikian? Karena pernyataan dari Eggi Sudjana menimbulkan banyak perdebatan yang panjang. Ketika menyinggung hal yang sangat sensitif yaitu agama, bisa menimbulkan efek kekacauan di tengah-tengah masyarakat.

Bangsa Indonesia didirikan bukan berdasarkan satu agama saja. Bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, memiliki banyak kebudayaan dan meyakini agama yang berbeda-beda pula. Ketika Bang Eggi Sudjana yang sangat ngotot untuk memperjuangkan penundaan atau penghapusan Perppu Ormas, sebaiknya dilakukan saja dengan cara hukum. Bang Eggi Sudjana adalah orang yang sering terlibat dalam masalah hukum. Sebaiknya dilakukan secara elegan, dan demokrasi masih dijunjung di dalam hukum.

Karena saya sangat yakin bahwa aura Sumpah Pemuda sangat kuat untuk tetap mempersatukan seluruh anak-anak bangsa Indonesia. Baik yang tersebar di seluruh nusantara, bahkan yang merantau di Negera orang. Saya yakin agama juga mengajarkan untuk tetap mencintai sesama.

(Tulisan ini dibuat oleh penulis lepas)

Tinggalkan Balasan