Teknologi Komunikasi dan Kids Zaman Now

Oleh: Darlena Helensia

Pada era sekarang dengan berkembangnya teknologi komunikasi maka manusia lebih leluasa untuk berkomunikasi dengan cepat tanpa dibatasi ruang dan waktu. Ditambah dengan kemunculan smart phone dan kuota internet yang murah maka seluruh informasi yang terjadi dunia bisa diketahui dengan hanya menggunakan smartphone.

Berdasarkan lembaga riset digital marketing memperkirakan pada tahun 2018 menyatakan bahwa jumlah pengguna aktif smart phone Indonesia lebih dari 100 juta orang. Indonesia menjadi negara keempat pengguna aktif smartphone terbesar ke empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Https//://www.kominfo.go.id/contatent. Smart phone telah menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang, yang menawarkan layan yang begitu cepat dan banyak pilihan dari menonton film, transaksi jual beli online mencari informasi, memperkuat hubungan dan masih banyak lagi.

Menurut Istiyanto (2016) kemajuan teknologi dapat berdampak negatif bagi pribadi dan sosial jika penggunaannya tidaklah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, secara tidak langsung hal ini akan mengakibatkan pola-pola kehidupan rutinitas manusia dan interaksi di dalam lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal.

Kata smart phone tidak akan terlepas dengan perilaku anak zaman sekarang. Pada media sosial dikenal dengan sebutan kids zaman now atau generasi Z. Beberapa Fitur smart phone yang digunakan yaitu facebook, twitter, path, dan instagram. Kemahiran dalam menggunakan smart phone dikarenakan mereka hidup di zaman perkembangan teknologi. Namun sangat memprihatinkan kids zaman now viral dengan sisi negatifnya.

Hal ini dapat dilihat dari gaya pacaran ala kids zaman now. Mereka telah berani mengupload video dan foto-foto mesra dengan adegan berciuman. Seharusnya anak sekolah dasar masih belajar menulis, membaca, perkalian dan pembagian tapi kids jaman now sudah disibukkan dengan pembagian sayang dalam percintaan, sangat memalukan untuk seusia mereka.

Adalah realita yang terjadi, anak sekolah dasar memajang foto dengan pernyataan bahwa “kemarin kami ciuman saya takut kalu saya jadi hamil, apa benar ciuman bisa hamil mohon infonya makasih?” Kalimat yang tidak seharusnya keluar dari seorang anak sekolah dasar. Dan dengan gamblangnya curhat di media sosial.

Anak SD sudah pacaran layaknya orang dewasa di usia yang dibilang ingusan. Hal ini menggambarkan bahwa ciuman adalah kata-kata yang biasa sehingga tidaklah merasa malu mereka untuk mengupload tulisan yang membuat orang dewasa membacanya bikin geleng kepala.

Kenyataan di media soisial adalah  cotoh dari pola perilaku kids zaman now, peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam tubuh kembang anak dan mengontrol anak. Bahkan pendiri raksasa software microsft Bill Gates tidak memperbolehkan ketiga anaknya memiliki ponsel sendiri 14 tahun.

Sekalipun sudah dibolehkan memiliki ponsel, gates tetap mengatur pengunaanya dengan ketat, dia tak ingin kehidupan putra putrinya terganggu dengan kehadiran gadget yang membikin anak sibuk sendiri dan menghabiskan waktu menatap layar gadget, Tekno.Kompas.Com.Gadget.

Namun dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia banyak sekali ditemukan anak-anak yang menggunakan gadget dibawah umur 14 tahun bahkan balitapun diberi smartphone pengganti teman main bagi anak. Smart phone berdampak negatif pada anak karena anak-anak belum mampu memfilter baik dan buruk.

Dalam dunia maya sangat mudah untuk mengakses situs-situs pornografi yang seharusnya tidak menjadi komsumsi anak, hal ini juga yang memacu perilaku kids zaman now akibat kurangnya pengawasan dari orangtua dan juga guru. Kids zaman now adalah generasi muda masa depan baik buruknya mereka, tidak terlepas dari peran kita sebagai orang tua dalam mendidik dan mengawasi mereka.

Orang tua harus mampu membatu anak untuk memanfaat perkembangan teknologi komunikasi untuk tidak berdampak negatif bagi kids jaman now tapi memberikan dampak postif. Karena masa depan bangsa ada ditengan pemuda, kids zaman now akan menjadi pemuda masa depan bangsa yang akan membangun Indonesia dengan sejuta karyanya.

(Penulis adalah mahasiwa Beasiwa Kemkominfo Magester Ilmu Komunikasi Universitas Andalas Padang)

Tinggalkan Balasan