Jika tidak hati-hati terhadap hutang, NKRI terancam bangkrut

KabarDaerah.com-Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menyebut Indonesia berpotensi menjadi pusat aktivitas ekonomi maritim dunia. Hal itu lantaran letak geostrategis Indonesia yang sangat menguntungkan, berada di antara dua benua dan dua samudera.

“Geostrategis Indonesia berada dalam jalur perdagangan internasional, berada di antara Benua Australia dan Asia dan di antara Samudera Hindia serta Pasifik menempatkan Indonesia memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan internasional,” ungkapnya dalam Seminar Maritim Seskoal Tahun 2020 yang ditayangkan virtual, Selasa (3/11/2020).

Keuntungan selain geostrategis pun disebutkan perempuan yang akrab disapa Nuning. Menurutnya, dari sembulan choke point atau titik sempit yang ada di dunia, Indonesia memiliki empat. Dari choke point itulah banyak keuntungan yang diperoleh Indonesia, salah satunya ihwal perdagangan.

“Indonesia memiliki empat choke point dari sembilan choke point di dunia dengan lebih dari 40 persen total perdagangan dunia melalui perairan Indonesia. 70 persen perikananan dunia berada di Asia Pasifik dan 30 persen produk perikanan dunia dipasok dari Indonesia,” tuturnya.

Akan tetapi, Nuning mencatat akibat dari banyak kentungan di atas, kondisi Indonesia amat rentan terhadap ancaman global. Ancaman itu, sambung Nuning tentunya akan berdampak pada instabilitas bangsa Indonesia.

“Selain itu hal ini juga dapat menjadikan Indonesia rentan terhadap ancaman keamanan yang dapat menyebabkan instabilitas di kawasan,” ucapnya.

Oleh karenanya, dia mengimbau, peran dan fungsi TNI AL dalam menjaga kedaulatan laut yuridiksi nasional dan stabilitas keamanan maritim harus menjadi konsentrasi utama. Baik itu dalam berbagai operasi militer di bidang unilateral, bilateral, ataupun multilateral.

“Untuk itu, kualitas dan kuantitas operasi militer harus lebih efektif dan efisien dalam memfasilitaai dinamika dan perkembangan teknologi yang memengaruhi pola dan jenis gelar operasi militer,” ujarnya.

Secara khusus, sambung Naning, kemampuan diplomasi dan kerjasama antar Angkatan Laut di negara-negara ASEAN juga harus kuat. Hal itu sangat dibutuhkan guna menjaga stabilitas keamanan dan menjaga sentralitas ASEAN.

“Seluruh stekholder harus mengembangkan maritim domain awarness karena wilayah indonesia adalah dua per tiga dari Asia Tenggara dan menjadi urat nadi jalur perdanganan internasional merupakan kunci stabilitas kawasan,” ungkapnya.(sumber detikcom dan dikutip dari media online lain)

China telah memaparkan sejumlah bidang prioritas dan langkah-langkah yang akan diambil untuk beralih dari perekonomian terbesar kedua di dunia hingga menjadi pemimpin inovasi dunia dalam 15 tahun ke depan.

China bertekad untuk membuat berbagai terobosan penting dalam sejumlah teknologi utama dan inti.

China berencana menjalankan pembangunan yang berorientasi pada inovasi, dan menggarap beberapa proyek strategis di bidang kecerdasan buatan, informasi kuantum, integrated circuit, kehidupan dan kesehatan, ilmu otak, pembudidayaan, sains dan teknologi aerospace, serta eksplorasi deep Earth dan deep ocean. Hal-hal ini tercantum dalam teks lengkap proposal pembangunan Komite Sentral Partai Komunis China (CPC) yang dibuka untuk publik pada Selasa lalu.

Dilansir CGTN, Jumat (6/11/2020) Dokumen tersebut adalah proposal kepemimpinan CPC dalam rangka merumuskan Rencana Lima Tahun Ke-14 (2021-2025, Five-Year Plan/FYP) untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial di Tingkat Nasional serta Target-Target Jangka Panjang. Dokumen ini disahkan dalam sesi pleno kelima Komite Sentral CPC Ke-19 yang ditutup pada 29 Oktober.

Dalam pidato penjelasan tentang proposal tersebut, Xi Jinping, Sekretaris Jenderal Komite Sentral CPC, menekankan, China harus mengutamakan langkah-langkah untuk mempromosikan pembangunan berkualitas pada periode YFP Ke-14.

Untuk itu, China bertekad untuk memprioritaskan peran penting inovasi dalam modernisasi, serta membangun kemandirian sains dan teknologi. Keduanya menjadi penopang strategis bagi pembangunan nasional, seperti yang tercantum dalam proposal tersebut.

China akan meningkatkan sistem inovasi nasional dan mempercepat langkahnya untuk mengubah negara menjadi kekuatan sains dan teknologi, menurut proposal ini.

“Di satu sisi, kami akan meningkatkan keahlian dalam inovasi independen, sebab sejumlah teknologi utama dan inti tidak dapat dibeli,” ujar Wang Zhigang, Menteri Sains dan Teknologi.

“Lebih lagi, kami juga berharap untuk mempelajari pengalaman yang lebih mutakhir dari negera-negara lain, sekaligus membagikan sederet pencapaian sains dan teknologi Tiongkok kepada dunia, serta menyumbangkan ‘Kearifan Tiongkok’ guna mengatasi berbagai tantangan global,” lanjut Wang.

China adalah salah satu negara pemberi utang ke Indonesia lewat sejumlah pembiayaan khususnya untuk infrastruktur. Ada anggapan dan kekhawatiran bahwa China bisa menguasai aset Indonesia lewat utang-utang tersebut.

Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian membantah. Menurutnya, anggapan tersebut tidak berdasar dan tak masuk akal. Xiao sadar bahwa belakangan ini ada opini yang melihat kerja sama tersebut dari sudut pandang negatif.

“Memang ada sebagian orang tidak tahu kondisi sebenarnya, tapi juga ada orang dengan sengaja memutarbalikkan fakta,” katanya.

“Obligator terbesar Indonesia bukan China, urutannya yang besar Singapura, Jepang, Amerika Serikat kemudian Bank Dunia. Kalau Singapura US$ 66,497 miliar, US$ Jepang 29,428 miliar, AS US$ 22,467 miliar, Bank Dunia US$ 17,78 miliar, China hanya US$ 17,756 miliar,” rincinya.

Selanjutnya, di porsi utang pemerintah, Amerika Serikat disebutkannya menyumbang pinjaman paling banyak yaitu sekitar 12,64%.

“Utang pemerintah Indonesia yang totalnya sebanyak US$ 194,355 miliar di antaranya AS mengambil porsi paling banyak sekitar 12,64% dengan US$ 24,39 miliar, kemudian Jepang, Jerman dan Perancis,utang terhadap China hanya US$ 1,695 miliar belum sampai 1%.

Dari situ, dia menyimpulkan bahwa anggapan China bisa menguasai Indonesia itu tidak masuk akal. “Yang disebut China menguasai Indonesia melalui utang atau investasi sama sekali tidak masuk akal,” tegasnya.

Penjelasannya juga sekaligus membantah kabar mengenai Chinese Money Trap. Kekhawatiran yang sama mengenai utang China ini disebut-sebut telah terjadi di negara benua Afrika.

“Saya kira kondisi kerja sama dengan negara-negara di Afrika juga sama dengan kondisi di Indonesia. Apa yang disebut Teori Kontrol melalui Utang, atau Teori Jebakan Utang sama sekali tidak berdasar,” tutupnya

2019 kemarin, Singapura dan China menjadi negara yang paling banyak menanamkan modalnya ke Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi China di Indonesia pada 2019 mencapai US$4,74 miliar, dengan 2.130 jumlah proyek.

Investasi dari China tersebut membuatnya menjadi negara kedua paling banyak berinvestasi di Indonesia, menggeser Jepang yang kini berada di posisi ketiga.

Meningkatnya investasi China di Indonesia, beberapa kalangan menganggap China mendominasi Indonesia. Anggapan miring tersebut dibantah oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (sumber Wartaekonomi.co.id)

Hutang dengan China akan jadi malapetaka, Inggris Bongkar Cara Culas Beijing Kuasai Sebuah Negara

Barbados menjadi negara kesekian yang akan dikuasai perekomiannya oleh China.

Pada 2019 lalu pemerintahan Barbados setuju bergabung dalam proyek One Belt One Road (OBOR) yang diprakarsai oleh Beijing.

OBOR sendiri merupakan jalur perdagangan yang membentang dari China dan akan berakhir di Bremen, Jerman.

OBOR akan menjamin keberlangsungan perekonomian China yang sebagian besar ditopang dari Ekspor mereka.

Namun tak semua negara setuju dengan OBOR karena menganggap China bisa memonopoli atau setidaknya menguasai operasional pelabuhan-pelabuhan penting sebagai roda ekonomi sebuah negara.

Untuk mempermulus langkahnya, China lantas membuat strategi agar negara-negara yang dilalui OBOR patuh kepadanya.

Cara culas itu dibongkar oleh Inggris dimana Three Lions menyebut China sedang memainkan Diplomasi Utang.

Mengutip Express, Selasa (29/9/2020) pada hakekatnya Inggris menjelaskan jika Diplomasi Utang awalnya dijalankan China dengan memberi bantuan dana berlimpah bagi negara miskin-berkembang.

Cara terselubung yang dilakukan melalui pemerintah

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merespons pernyataan Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif yang mengaku takut karena China menjadi investor terbesar di Indonesia.

Bukan tanpa alasan, ketakutan itu berdasarkan data yang Laode beberkan, di mana China menjadi negara dengan tingkat improper payment alias pembayaran tidak benar tertinggi. Bahlil pun tak menepis hal tersebut.

“Untuk Bang Laode, saya terima kasih, benar ada data China ini negara ngeri-ngeri sedap juga, aku jujur-jujur saja lah,” kata dia dalam sebuah webinar, Selasa (8/12/2020).

Arah kebijakan pemerintah ke depan, dijelaskannya tidak boleh ada suatu negara yang mengontrol Indonesia dalam konteks investasi. RI harus memberikan kesamaan kepada negara lain juga.

“Contoh katakanlah nikel, Bang Ode, hampir semua sekarang smelternya dari China, harus jujur saja lah kita akui,” sebutnya.Kemudian, Bahlil mencontohkan bahwa saat ini industri smelter di Indonesia dikuasai oleh China. Sebab, proyek tersebut hampir semuanya dikerjakan oleh perusahaan dari Negeri Tirai Bambu itu.

Tapi bukan tanpa alasan kenapa China memiliki peran besar dalam pembangunan smelter di Indonesia. Sebab, menurut Bahlil negara lain tak seberani itu.

“Memang di satu sisi mereka (China) ini paling berani. Kalau Jepang itu terlalu banyak penelitiannya, negara lain juga begitu, debatnya minta ampun. Nah, memang yang agak nekat seperti kita orang timur ini investor dari China ini. Mereka itu kerja dulu baru mikir. Saya bilang ini hebat juga kawan ini,” bebernya.

Tapi, diakuinya ada saja yang namanya penyimpangan. Jadi, perlu treatment khusus untuk melakukan kerja sama dengan China.

Kumpulan data-data sejarah Kekerasan antara China dan pribumi di Indonesia

“Banyak yang nggak dibayar, ngomongnya hari ini A besok bikin lain, gitu. Nah ini yang sekarang tugas kita adalah bagaimana pada saat mereka investasi, kita harus ikat mereka dalam satu perjanjian yang clear and clean, kenapa? agar kemudian tidak menimbulkan hal-hal yang berorientasi pada kerugian,” tambahnya.

Meskipun hubungan Cina-warga lokal tidak selalu buruk, bukan berarti tidak ada konflik dan ketegangan. Jika konflik dan ketegangan ini tidak disikapi dengan bijak dan tidak dikelola dengan baik dan benar, maka berpotensi menjadi kekerasan komunal seperti terjadi di Medan dan lainnya. Kita juga masih ingat tragedi Mei 1998 yang memilukan itu. Kala itu, banyak warga Cina dan propertinya yang menjadi korban: dijarah, dibakar, dibunuh, diperkosa. Akibat kerusuhan ini, banyak warga Cina yang kabur ke luar negeri atau daerah lain di Indonesia yang cukup aman.

Sepanjang tatanan sosial-politik dan hukum masih rapuh dan ekonomi masih lemah, maka ancaman terhadap warga Cina masih terus berlanjut di negeri ini. Sepanjang ideologi-ideologi keagamaan intoleran masih berkembang, maka praktik rasisme terhadap Cina tidak akan berhenti. Sepanjang Pancasila yang menjunjung tinggi pluralitas dan kebangsaan itu belum dihayati dan diamalkan secara tulus oleh masyarakat, maka komunitas Cina akan tetap menjadi “target operasi” para elit yang korup, serakah dan arogan serta massa yang kalap, kerdil dan intoleran.

Saya sendiri menilai kekerasan anti-Cina dewasa ini adalah buah dari politik diskriminasi dan segregasi sosial-politik yang diterapkan rezim pemerintah selama ini. khususnya sejak kolonial Belanda dan puncaknya pada masa Orde Baru (Orba) ketika orang-orang Cina hanya diposisikan sebagai sapi (perah), kambing (hitam) dan kelinci (percobaan) kita harus fair dan harus membuka mata terhadap hal ini.

Penting untuk diingat bahwa tragedi Medan atau Jakarta bukanlah awal dari kekerasan anti-Cina di Indonesia. Sudah puluhan kali sentimen anti-Cina meletus dalam bentuk kekerasan di negeri ini. Misalnya, pada saat Perang Jawa (1825–1830), kemudian pada waktu kerusuhan di Solo pada awal abad ke-20, yang kemudian terulang kembali pada 1998. Pada 1916, kerusuhan anti-Cina juga meledak di Kudus seperti ditulis Tan Boen Kim dalam buku klasiknya, Peroesoehan di Koedoes (1918). Setelah bangsa ini merdeka, tepatnya pada masa Orde Lama (Orla), juga terjadi lagi kekerasan terhadap warga Cina, yaitu pada tahun 1946–1948  dan 1963. Pada masa Orba, warga Cina mengalami puncak penderitaan. Sejak mereka dituding berada di balik layar PKI (Partai Komunis Indonesia), kampanye dan pengganyangan anti-Cina terus dilakukan secara sistematis. Hingga kini, sejumlah kelompok masih mengaitkan antara Cina dan komunisme, meskipun banyak di antara mereka yang anti-komunis. Kampanye anti-Cina ini tidak hanya dalam pengertian fisik saja tetapi juga dalam bentuk pemusnahan segala hal yang berbau Cina termasuk kebudayaan dan tradisi agamanya. Ini adalah bagian dari ironi dan sejarah gelap bangsa Indonesia.

Kekerasan anti-Cina terbesar terjadi pada tahun 1740 yang dikenal dengan Chineezenmoord (“Pembantaian orang-orang Cina”) di Batavia (kini Jakarta). Pada saat itu, lebih dari 10.000 nyawa orang Cina melayang. Banyak sejarawan menduga otak dari genosida ini adalah VOC karena Cina dianggap sebagai pesaing strategis dalam bidang perekonomian. Cina waktu itu memang menguasai hampir semua sektor perdagangan. Para syahbandar (penguasa pelabuhan) banyak dikontrol dan dikuasai Cina. Mereka juga banyak yang menduduki jabatan sebagai adipati dan elit kerajaan di Jawa. Jan Risconi telah menguraikan cukup baik peristiwa 1740 ini dalam disertasinya Sja’ir Kompeni Welanda Berperang dengan Tjina (1935).

Setelah peristiwa 1740 itu, VOC mengeluarkan sebuah keputusan yang disebut passenstelsel, yaitu keharusan bagi setiap warga Cina untuk mempunyai surat jalan khusus (semacam paspor) apabila hendak bepergian ke luar distrik tempat mereka tinggal. Dengan adanya surat jalan ini, VOC dapat mengawasi aktivitas sosial warga Cina, mencegah percampuran budaya (untuk memelihara perbedaan ala rasisme), dan mencegah interaksi sosial-politik-ekonomi komunitas Cina dengan penduduk lain. Selain passenstelsel, VOC juga mengeluarkan peraturan yang disebut wijkenstelsel. Peraturan ini melarang orang Cina untuk tinggal di tengah kota dan mengharuskan mereka untuk membangun suatu ghetto khusus sebagai tempat tinggal, yang kelak dikenal dengan nama “Pecinan”. Tujuan peraturan ini jelas untuk mengisolasi dan memutus kontak Cina dengan penduduk lain.

PATRIOT, BANGUN DARI TIDURMU

Berdasarkan sejarah, bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang, rakyatnya berjiwa patriot berani membela kebenaran walaupun bangsa Indonesia tidak pernah menang mutlak atas penjajahan dan pembodohan yang hingga saat ini masih berlangsung. Kekuasaan ekonomi hingga saat ini belum dimiliki oleh Putera/Puteri Bangsa, kita

Cita-cita para pendiri bangsa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah agar anak cucunya dapat hidup secara merdeka, merdeka secara politik, Ekonomi, budaya, sosial, dan mempunyai pertahanan & keamanan yg kuat. Namun sejak dahulu bangsa asing seperti China, Jepang, Korea, Amerika & Eropa, tidak ingin membiarkan Indonesia bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri. Ketika itu terjadi, maka Indonesia akan menjadi pesaing bahkan sebagai ancaman baru bagi kepentingan-kepentingan negara seperti China, Jepang, Korea, Amerika & Eropa.

Mengapa sejak kemerdekaan RI tahun 1945 Indonesia masih saja gagal alias hancur di segala bidang? Karena indonesia sebenarnya masih belum merdeka, masih ada kelompok yang tetap menjajah Indonesia sejak  jaman Belanda. Kelompok tersebut adalah kelompok China. Penulis tidak bermaksud mengatakan China sebagai individu, namun China sebagai sebuah kekuatan politik bawah tanah yang telah menguasai ekonomi Indonesia di segala bidang.  Apa saja yang telah dilakukan oleh Kelompok China di Indonesia?:

WASPADAI PENGKHIANAT NEGARA

Banyaknya kelompok-kelompok yang menyamar dalam bentuk asosiasi perdagangan, importir, konsultan, pengamat ekonomi, dan menyusup kedalam pemerintahan maupun legislatif berakibat kepada ekonomi kita yang sangat berkiblat ke China. Sebagai contoh :

a. Kebutuhan impor indonesia ke china sangat tinggi,dari peniti, mainan, hiasan, mesin-mesin, elektronik, handphone, tekstil, garmen, buah2 an, beras, peralatan masak, dan banyak sekali produk lainnya, berasal dari China, padahal barang2 tersebut juga banyak yang  berkualitas rendah sehingga merugikan konsumen di Indonesia.

b. Sumber daya alam indonesia di ekspor secara besar-besaran ke China, tambang2 di beli, seperti Batubara, Nikel, Pasir besi, Gas, emas, timah hitam, dll, hasil perkebunan, perikanan dan di jual dengan harga yang sangat murah, karena china berperan besar dalam mengendalikan harga pasar.

c. Pabrik-pabrik di Indonesia di kuasai oleh kelompok2 china.

d. Penguasaan sektor impor, ekspor, distribusi, retail, jasa logistik, properti, dikuasai oleh China.

e. Kebijakan AFTA China Asean, mengakibatkan perdagangan antara China & Indonesia saat ini defisit dan sangat merugikan indonesia. Salah satu dampak negatif dari AFTA China Asean adalah masuknya Batik Impor murah dari China.

f. Upaya-upaya memasyarakatkan bahasa & budaya china di Indonesia sangatlah agresif, tidak heran kita sering lihat acara berbahasa mandarin di tv, radio, restoran, dsb, serta kurikulum sejak TK diwajibkan berbahasa mandarin.

g. Derasnya arus migrasi dari China secara ilegal maupun resmi ke Indonesia saat ini.

h. Banyaknya Bank-bank berasal dari china yang berdiri di Indonesia hingga ke tingkat kabupaten.

Masuknya budaya Guanxi, yaitu budaya pertemanan yang dekat, membangun jaringan bisnis, atau sosial, untuk untuk melancarkan suatu bisnis. Budaya inilah salah satu penyebab KORUPSI di indonesia, sejak  jaman pemerintahan VOC  hingga saat ini. Jangankan di Indonesia, virus ini juga yg menyebabkan banyak terjadinya korupsi di China.

Jangan heran jika ada MAFIA kelas kakap di Indonesia yang hoby nya “Miara” oknum-oknum Polisi & TNI, Anggota Legislatif, Pemerintah, Menteri, dengan memberikan setoran tiap bulan, dan fasilitas-fasilitas lainnya, di beliin Rumah dan perabotnya lah..,dibeliin mobil lah…,di kasih CEWE lah..dsb yg sangat merusak moral bangsa, kelompok tersebut memanjakan para pejabat kita, seolah mereka adalah SAUDARA / SAHABAT sehingga para pejabat kita tidak bisa lagi membedakan yg mana Kewajiban dan Tugas sebagai Pejabat Negara serta kode etik profesi sebagai menyelenggara negara.

 

Indonesia dijadikan daerah tujuan penyebaran narkoba.

Seluruh rakyat Indonesia harus bersatu untuk memperjuangkan kemandirian bangsa, bersatu melawan penjajahan Bangsa Asing dalam bentuk apapun, TOLAK propaganda-propaganda China di Indonesia, TOLAK upaya2  pertemanan / persaudaraan antar Pengusaha dengan para pejabat2 di Indonesia, Hancurkan kelompok-kelompok yang merusak moral bangsa. Berfikirlah untuk Indonesia 100 tahun kedepan, jika situasi seperti ini dibiarkan terus berlangung maka NKRI sudah pasti akan tinggal menjadi kenangan.

BERSATU UNTUK MEWUJUDKAN KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA .

Gubenur Jawa Timur Soekarwo berpesan kepada generasi muda di Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam memaknai kemerdekaan saat ini. Jika dahulu para pahlawan meraih kemerdekaan melalui berperang melawan penjajah, maka generasi saat ini harus bisa meningkatkan kemampuan dalam dunia Iptek agar tidak terjajah oleh bangsa lain.

“Kemerdekaan harus diisi dengan kesejahteraan. Kehidupan di era globalisasi seperti sekarang ini diisi dengan daya saing yang ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas dalam pertarungan itu,” ujar Pakde Karwo, sapaan akrabnya, seusai upacara peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (17/8).

Untuk meningkatkan kualitas SDM, Pemprov Jatim fokus pada pendidikan vokasional atau keterampilan. Selain itu, daya saing produk yang dihasilkan oleh warga Jatim. Hal ini ditentukan oleh kualitas, produk yang lebih kompetitif dan distribusi barang yang lebih cepat.

Menurutnya, kemerdekaan saat ini harus dimaknai dengan  meningkatkan daya saing  khususnya dalam hal Iptek. Sebab, Iptek  menjadi syarat mutlak agar Indonesia bisa bersaing di era persaingan global ini. “Kita harus merdeka terhadap kekalahan dalam persaingan Iptek. Dan kunci utama harus menjadikan pendidikan vokasional dikalangan anak muda untuk menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas,” katanya.

Ia menambahkan, generasi muda tidak cukup hanya dibekali dengan peningkatan kualitas Iptek tetapi juga harus dibarengi diperkuatnya basis spiritual, moralitas dan etika. Sebagian besar negara yang berkembang mengutamakan hal tersebut sebagai bagian  dari proses pembangunan. “Sebagai contoh, Korea Selatan dan Jepang menjadikan basis etika , moralitas dan spiritual  didalam proses pembangunan agar bisa semakin besar. Hal tersebut dibuktikan dengan kemajuan pesat kedua negara tersebut sampai saat ini,” ungkapnya.

Dia menyatakan, kemerdekaan bagi warga Jatim ialah adanya pembangunan inklusif dimana kemiskinan dan pengangguran menjadi rendah. Ia menyebutkan, saat ini di Jawa Timur terdapat  sekitar 4.700 ribu penduduk miskin atau sekitar 12 persen dari total 39 juta penduduk. Sedangkan untuk pengangguran masih tercatat 800 ribu pengangguran dari 20 juta tenaga kerja yang tersedia.(dikutip dari Republika.co.id)

Menurut Pratama, saat ini Inondesia sedang dijajah dengan penjajahan model baru karena ketergantungan pada teknologi dan infrastuktur asing. “Kita ini dijajah, tapi malah bahagia. Sebagai contoh, mau membangun e-Government sampai harus ke Singapura, tentu hal itu akan sulit bagi kita apabila suatu saat terjadi masalah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Pratama mengungkapkan, selain penjajahan teknologi, Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan kreatifitas teknologi anak bangsa yang tak dihargai di negeri sendiri. “Banyak contohnya, seperti Ricky Elson dengan mobil listriknya yang akhirnya dibeli negara tetangga, Dokter Warsito yang memiliki kreativitas memiliki alat penyembuh kanker, hingga yang sebelumnya, Khairul Anwar, penemu 4G yang memilih tinggal di Jepang,” ujar CEO lembaga IT Security CISSReC ini.

Selain itu, menurut Pratama, Indonesia juga sempat memiliki aplikasi karya anak bangsa yang malah justri dibeli perusahaan luar negeri. “Aplikasi KOPROL, tak mendapat dukungan pemerintah Indonesia, akhirnya dibeli Yahoo sebesar Rp 300 milyar, padahal selanjutnya oleh Yahoo dimatikan untuk mengurangi persaingan,” papar alumi Sekolah Sandi Negara ini.

Pratama juga menyoroti permasalahan web dan cyber yang marak terjadi akhir-akhir ini, sehingga banyak pekerjaan rumah di bidang IT yang harus segera diselesaikan bangsa Indonesia. “Hari-hari ini kita dihangatkan dengan banyaknya isu keamanan cyber, mulai dari web kementrian yang tidak standart (web www.revolusimental.go.id – red), aksi sadap antar pejabat dan infrastuktur cyber yang tidak memadai. Hal ini terjadi karena lemahnya regulasi,” kata Pratama.

Menurut Pratama, dalam era cyber, sebuah negara tidak bisa lari dari tanggungjawabnya, mengingat semakin besarnya ketergantungan penduduk dunia pada internet dan teknologi pendukungnya.”Negara bisa mulai membangun pertahanan cyber yang kuat dengan mendorong riset, sekaligus menjaga serta menumbuhkan industri keamanan cyber. Jika bisa mengurangi ketergantungan pada asing, niscaya pertahanan cyber Indonesia jauh lebih baik dari saat ini,” tukas pria asli Blora, Jawa Tengah ini.

“Anak muda punya peran penting dalam membangun keberlangsungan NKRI, dalam dunia cyber, peran anak muda tidak hanya menjadi konsumen, tapi mereka aktif menjadi creator sekaligus pengisi konten yang handal, selanjutnya tinggal kita arahkan,” jelasnya.

Pratama memandang, perlu sinergi antara mahasiswa, sebagai generasi muda dengan dosen serta pemilik modal. Jejaring sosial facebook menjadi contoh bagaimana suksesnya sebuah startup garapan mahasiswa.

“Kampus harus menjadi rumah yang ramah bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan penelitiannya, terutama terkait keamanan cyber, karena tuntutan menggunakan produk buatan sendiri atau mandiri terus tumbuh subur. Bila hal ini terwujud, maka riset mahasiswa secara langsung memperkuat pertahanan cyber nasional,” pungkasnya. (sumber Pacitan.com)