Luruskan Iman kita hanya kepada Allah SWT

ADVERTORIAL142 Dilihat

Sumbar.KabarDaerah.com-Perlu diulas guna kembali meluruskan tentang tugas seorang Pemimpin, pemimpin harus menjadikan Iman sebagai landasan kehidupan.

Pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya diakhirat kelak, kita harus ingat bahwa, Manusia di ciptakan Tuhan adalah sebagai khalifah dimuka bumi ini, artinya manusia yang beriman lurus kepada Allah yang ditugaskan Tuhan untuk menjadi pemimpin dimuka bumi ini bukan yang lain.

Setelah Islam masuk, ranah Minang bertambah kokoh dengan Iman Islamnya yang dikenal dengan (Adat basandi sarak sarak basandi KITABULLAH/ALQUR’AN.

Sejarah Singkat Negeri Ranah Minang

Kerajaan Ranah Minang diawali ketika Suri Maharajo Dirajo atau  Rajo Sulaiman atau Iskandar Zulkarnain. Beliau adalah ayah dari Maha Rajo Dirajo, Maha Rajo Alif dan Maha Rajo Dipang ke negeri China, Raja Dili dari daerah Delli, raja Umar bin Razak dari Tiku dan masih banyak yang belum diketahui.

Suri Maharajo Dirajo adalah seorang raja agung yang beriman dan soleh yang diceritakan dalam Alquran (QS. Al-Kahfi: 83-98).

Beliau adalah se­orang raja yang menguasai wilayah dari ujung timur hingga ujung barat, beliau jugalah yang diceritakan yang mengurung Yajuz dan Makjuz.

Beliau hidup kira kira pada tahun 989 SM, Beliaulah Leluhur raja-raja di Ranah Minang.

Sampai saat kedatangan Adityawarman, yang dikabarkan sebagai putra dari Dara Jingga atau Dara Petak/Pita yang merupakan utusan dari kerajaan dari daerah Jawa Majapahit.

Awalnya diharapkan akan membawa perdamaian di Ranah Minang. namun tidak demikian yang terjadi.

Dari dahulunya, sejarah yang sebenarnya sudah berusaha di selewengkan oleh orang orang yang tidak menginginkan cerita yang sebenarnya diketahui dan berkembang di masyarakat.

Adityawarman rupanya sengaja dikirim untuk sebuah misi merubah tatanan adat Ranah Minang yang telah lama ada. Semenjak dahulu kala. Ranah Minang adalah masyarakat bertauhid.

Setelah kedatangan Adityawarman, Sempat dikira menganut kepercayaan Hindu dan Budha, karena bukti-bukti prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman menunjukkan hal yang demikian.

Disaat Adityawarman telah berkuasa di negeri Minang, Ranah Minang berganti nama dengan Minangkabau, sejak saat itu tata kehidupan di Ranah Minang terjadi pergeseran nilai dari Tauhid ke Hindu dan Budha, berbagai macam pelanggaran yang tidak sesuai dengan aturan agama Thauhid kerap dianggap adat dinegeri minangkabau tersebut.

Sejak saat itu masyarakat telah menganggap judi dan sabung ayam sebuah kebudayaan yang perlu dipertahankan. kelompok yang dapat dipengaruhi oleh Adityawarman disebut kaum adat, sedangkan yang menentang adalah kaum agama, kaum agama adalah golongan yang menentang raja berkuasa Adityawarman.

Kedatangan Adityawarman sang utusan dari raja Jawa yang sebenarnya adalah anak keturan dari Prabu Silinwangi.

Dia adalah gangguan nyata yang telah tercatat dalam sejarah, bahwa sebenarnya maksud kedatangan Adityawarman adalah untuk merusak tatanan kehidupan yang sudah mendarah daging di Ranah Minang.

Karena setelah kedatangan beliau raja Pagaruyung di informasikan bahwa Ranah Minang dahulunya beragama Hindu dan Budha.

Sangat tidak benar, cerita yang disebar luaskan, Minang dari dahulunya sudah ber-Thauhid, nenek moyang orang Minang sudah sudah banyak yang menjadi orang Alim.

Dengan mengetahui sepenggal cerita diatas, seharusnya kita sebagai anak keturunan Ranah Minang kembali lagi kepada adat yang sebenarnya, karena selama ini adat telah menjadi pedoman kehidupan di Ranah Minang.

Dalam bahasa Minang pengertian adat adalah Nan indak lakang dek Paneh, Indak Lapuak dek hujan.  dari dahulu kala masyarakat Ranah Minang sudah memahami, bahwa adat nan sabana adat itu adalah KEBENARAN.

Seperti petuah yang kita kenal selama ini, Kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka Panghulu, Panghulu barajo Mufakat, Mufakat barajo kepada kebenaran, kebenaran berdiri sendirinya.

Untuk itulah kita harus kembali kepada kebenaran, caranya adalah dengan Ber-IMAN dengan Iman ISLAM, Berhakikat serta Bersyariat dengan Syariat Islam berpedoman kepada Al quran dan Sunnah Nabi/Rasullulah alihi wasallam.

Hanya dengan beriman Islamlah kita akan mendapatkan jawaban atas semua fenomena yang terjadi di akhir zaman ini.

Setelah Iman Islam diterima di Ranah Minang, adat Minang disempurnakan dengan ketentuan Syariat Islam, yakni sesuai Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Dengan begitu, ada dua kutub yang menjadi rujukan masyarakat setempat, yakni adat dan agama, keduanya saling berdampingan tanpa harus saling meniadakan. Pepatah “Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” merupakan sintesis dari oposisi biner tersebut. Adat berjalan seiring dengan tuntunan agama (syara’/syariat). yang kemudian hari disadari bahwa: adat itu adalah Kebenaran yang datangnya dari Allah SWT.

Seorang pemuka adat mestilah seorang Muslim yang beriman serta taat menjalankan syariat Islam. Di saat yang sama, seorang ulama harus memahami adat Minang secara menyeluruh.

Pemaknaan “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” telah melalui proses yang amat panjang. Oleh sebab itu, sampai saat ini pun sulit memisahkan antara adat dan agama dalam kultur masyarakat di Ranah Minang.

Sekarang ini, diseluruh penjuru dunia diharapkan Islam akan kembali bersinar terang dari negeri Ranah Minang ini. selayaknya seluruh komponen masyarakat di Ranah Minang ikut menjadi pelaku dalam perubahan ini.

Dengan mengutip Firman Allah dalam Al Qur’an, surat Al Kahfi sbb:

Ayat 29..Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Ayat 30.. Sungguh, mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu.

Ayat 55.. Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.

Ayat 110.. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Tuhannya.”

berikut mari kita simak Firman Allah dalam Al Qur’an yang artinya :

“Hai orang orang yang yang beriman berjihadlah kamu di jalan Allah dengan harta dan jiwa.

 Dari ayat diatas dijelaskan bahwa tugas manusia adalah menjadi Pemimpin/Khalifah dimuka bumi, oleh sebab itu mari kita luruskan iman masing-masing kita dengan benar, hanya semata-mata dengan tujuan karena kita akan kembali kepada Allah SWT, dengan berpedoman kepada  Al Qur’an dan Sunnah/Hadist Rasulullah SAW.

DASAR-DASAR IMAN,TAQWA

Beriman harus diawali dengan bertaubat dengan Taubat Nasuha, gunanya untuk mensucikan diri kita dari perbuatan dosa.

Sebaiknya bertaubat dibimbing oleh seorang yang telah bertobat terlebih dahulu, jika selama ini kita hidub masih dalam keadaan mencampur adukan yang hak dengan yang batal, seharusnya kita mulai kembali kepada kebenaran sesuai dengan tuntunann NYA, untuk itu mari kita pahami arti dari ayat ayat Al Qu’ran berikut:

Surat 30 (Ar Rum) ayat 30,31,32

  • Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
  • Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
  • Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka

Surat Al Baqarah :

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang ber TAQWA,

  1. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
  2. dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
  3. Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
  4. (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
  5. (Ayat 186) Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-KU. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan Beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

Terlebih dahulu ketahuilah (ILMU) tentang Rukun IMAN, PAHAM, YAKIN, IMANI dan AMALKAN kebaikan.

Dasari semua perbuatan atas kebenaran Lillahi Taala artinya sadarilah bahwa kita tidak akan pernah kembali kepada ALLAH SWT jika kita masih berdosa.

Berikut ini mari kita berpegang pegang kepada Rukun Iman, pelajari dan ketahui tentang bagaimana beriman :

  1. Iman kepada ALLAH
  2. Iman kepada yang Gaib/Malaikat sesuai surat Al.Baqarah ayat 2
  3. Iman kepada Nabi dan Rasul
  4. Iman kepada Al Qur,an dan Kitab-kitab sebelumnya
  5. Iman kepada Qada dan Qadar
  6. Iman kepada Hari kemudian

Kenapa Allah SWT dalam Firmannya sering memakai kata kami?

Jawab: karena Allah bekerja melalui Alam Semesta dan seisinya baik nyata maupun hal-hal yang bersifat Gaib.

 

Manusia terdiri dari unsur JASAD,JISIM,ROH.

  1. Unsur JASAD terdiri dari Air, Api, Angin, Tanah.( kembali ke asalnya).
  2. Unsur JISIM diri dari NAFSU/IFRIT/SETAN/ANAK CUCU IBLIS ( tertahan antara langit dan bumi)
  3. Unsur ROH adalah dari Tuhan, disebut sebagai titik murni yang ada dalam diri manusia atau disebut Nur Muhammad, Hanya DIA lah yang akan kembali kepada TUHAN.

Setelah manusia meninggal atau Berpisahnya JASAD dan JISIM.

Manusia yang tidak melakukan perbuatan dosa sekecil apapun atau setelah selesai bertaubat, jika Taubat kita diterima oleh Allah SWT maka dosa maupun pahala kita dinilai nol.

Sehingga setelah Manusia meninggal dunia akan berada di alam barzah, Alam Langit/Alam Gaib.

Karena yang ada hanya Unsur Perbuatan baik, Perbuatan baik/Nur Muhammad inilah yang disebut sebagai Hamba Allah, Roh inilah yang akan kembali kepada Tuhan sang Maha Pencipta, sang Penguasa alam semesta, yang menguasai hari kemudian.

Sedangkan bahagian dari Nafsu  yang diterima dan diridhoi ALLAH adalah Nafsul Mutmainnah. Disebut Nafsu Mutmainnah atau Jiwa yang tenang, di alam langit di ilustrasikan sebagai kebaikan dan Ilmu yang bermanfaat.

Disebut Nafsu Mutmainnah karena perbuatannya selama hidup didunia tidak berbuat jahat, perbuatannya setiap saat di Ridhoi oleh Allah SWT, jiwa yang demikian dikenal dengan Jiwa yang tenang atau Nafsu Mutmainnah.

Kita akan kembali kepada Tuhan jika kita tidak berdosa atau dengan kata lain setelah kita bertobat kepada Allah SWT atas seluruh dosa dosa kita.

Untuk mencapai maqam manusia yang beriman, BERTAUBAT sangat penting dilakukan. artinya setiap manusia yang benar-benar akan beriman kepada ALLAH SWT harus bertaubat terlebih dahulu.

Kenapa demikian..?

Nafsu manusia cendrung untuk berbuat jahat, karena selalu digoda oleh Syaitan. sehingga setelah meninggal dunia, jiwa kita belum akan sampai ke alam langit. Doasa itulah yang menyebabkan tertahan antara langit dan bumi.

Apalagi selama didunia tidak mau menuntut Ilmu, sehingga tidak mengetahui asal kejadian dirinya, sehingga tidak paham, tidak yakin, tidak percaya, tentu saja tiidak akan beriman.

Akibatnya jika kita beramal, tidak akan diperhitungkan. di dalam Al Qur’an hanya akan diperlihatkan kemudian akan menguap seperti debu yang berterbangan atau seperti fatamorgana.

Kelebihan umat Nabi Muhammad SAW adalah Ibadah Hakikat/Imannya dilengkapi dengan ibadah Syariat yang dibebankan kepada tubuh kasarnya.

Disaat kita telah BERIMAN  serta melakukan SYARIAT sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Rasullullah SAW, itulah yang menyempurnakan kita untuk menemukan jalan kembali kepada TUHAN.

Arwah adalah bahagian dari tubuh halus/jisim manusia, setelah meninggal dunia, ada yang menyebut sebagai  arwah gentayangan, hantu, Iblis, jiwa jahat atau Jin jahat.

Jin dapat dibedakan atas sifatnya yaitu sifat baik dan buruk.

Jin pada dasarnya terbuat dari api seperti yang firman Allah dalam Al Qur’an, namun akhir-akhir ini diketahui bahwa anak keturunan Jin yang melakukan pelanggaran atas perintah ALLAH ada campuran dari unsur lain, sedangkan api sebagai unsur dasar kejadian jin, dapat artikan sama dengan darah yang berada dalam tubuh manusia.

Jin akan menjadi jin Jahat karena selama hidup di dunia perbuatannya selalu melakakukan perbuatan jahat yang tidak diridhoi oleh Allah SWT atau disebut Nafsu Syaitan, Syaitan adalah anak cucu ifrit/Iblis.

Di alam langit atau alam gaib semua kebaikan tersebut akan menjadi SATU/AHAD, berbentuk Cahaya atau Nur, Nur inilah yang akan kembali kepada Tuhan NYA.

Sedangkan perbuatan jahat akan terkatung-katung tak tentu arah dan tujuan, posisinya hanya berada diantara langit dan bumi.

Perbuatan Jahat yang dilakukan oleh manusia disebabkan oleh sifat Syaitan seperti :

Hawa, Nafsu, Iri, Dengki, Hasut, Fitnah, Dendam,Tamak, Serakah, Sombong serta Angkuh.

sifat-sifat Syaitan inilah yang menyebabkan manusia sesat/ubud dunia.

Demikianlah sedikit pengetahuan yang dapat menuntun kita kepada keimanan yang benar kepada ALLAH SWT.

 

TATA CARA ATAU ADAB BERDOA

Firman Allah dalam surat As Sajadah ayat 5

Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-NYA dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

Bagaimana mungkin doa kita akan terkabul dalam waktu dekat jika lama waktu 1 hari itu sama dengan 1000 tahun.

Oleh sebab itu agar doa kita cepat sampai kepada Allah SWT, sebelum kita beriman seperti Rasulullah beriman, kita harus mendoakan leluhur kita/nenek moyang, dalam setiap doa kita karena merekalah yang akan mengangkat doa tersebut ke langit yang lebih tinggi sampai kepada Muhammad Rasullullah, dan terakhir menyampaikan kepada Allah SWT.

Berdeda dengan Muhammad (Rasulullah) SAW, kita adalah manusia biasa yang tidak terjaga dari perbuatan dosa.

Agar doa kita diijabah oleh Allah SWT, maka doakanlah leluhur atau nenek moyang kita terlebih dahulu. karena diantara mereka sudah ada yang berada dilangit, mulai langit pertama sampai ke langit yang paling tinggi. Tak satupun diantara kita yang terlepas dari perbuatan dosa.

Berzikirlah sesudah Sholat sebagaimana yang biasa kita lakukan, seperti membaca Astaugfirullah, Subhaanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Lailahailallah, kemudian bersahalawat kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Kemudian diikuti dengan berdoa setidak tidaknya membaca..

Allahumma’firli waliwalidayya.., Allahumma firlana zunubana, waliwalidayyna warkhamhumma kamarabbayani shagira.

Kemudian membaca Alfatiha berapa kali yang kita inginkan dan harus khusuk dikirimkan untuk seluruh Nabi serta Rasulullah SAW, serta para sahabat Nabi dan Rasul, dll…(dengan cara sebagai berikut.. Yaa Allah yaa Tuhanku, Hamba memohon IZIN dan RIDHO Engkau yaa ALLAH untuk menyampaikan hadiah pahala dari semua yang hamba baca untuk :

Arwah-arwah Nenek moyang leluhur kita, Raja Alam Ranah Minang, Suri Maha raja Diraja/Maharaja Sulaiman, Sultan Alif Khalifatullah, Tumenggung sakti, Maruhun Alam, Dt Perpatiah Nan Sabatang,Raja Koto Alang,Raja Aur Kuning dll.  Siti hawa, Ratu Balqis, Raja Gerhana Emas penumggang kuda Mas, Putri Kucindan Emas, seluruh Bundo kanduang Ranah Minang, 1.Intan Suri, 2.Siti Zahra, 3.Intan Siti Fatimah, 4.Nilam Sari, 5.Nawang bulan, 6.Sari Bulan, 7.Siti Fatimah Intan Pasisia, 8.Serunting sakti, 9.Rubiah, boleh ditambah nenek kita dll.

Seluruh penduduk langit, seluruh Syekh penyebar Islam dimuka bumi, Aulia-aulia  Allah, para Suhada,Tabiin dan boleh tambahkan yang lain.

Terkusus untuk Penghulu Alam Nabi Muhammad Rasulullah SAW, Kita memohon kepada ALLAH TUHAN Penguasa Alam Semesta, Pencipta Langit dan Bumi, TUHAN yang menguasai hari kemudian. Tuhan yang maha pengasih dan penyayang.

Garis keturunan Raja Alam /Para leluhur Raja Alam Ranah Minang.

  1. Adam as
  2. Syits
  3. Anusy
  4. Qainan
  5. Mahlail
  6. Yarid
  7. Idris as
  8. Mutawasylah
  9. Lamak
  10. Nuh as
  11. Sam
  12. Arfakhsyadz
  13. Syalih
  14. Abir
  15. Falij
  16. Ra’u
  17. Saruj
  18. Nahur
  19. Azar
  20. Ibrahim AS
  21. Ishaq AS
  22. Yahudza
  23. Farish
  24. Hashrun
  25. Aram
  26. Aminadab
  27. Hasyun
  28. Salmun
  29. Bu’az
  30. waibid
  31. Isya
  32. Daud AS
  33. Sulaiman AS, Suri Maharajo Dirajo, raja kerajaan Kandis, /Iskandar Zulkarnain (989 – 923 SM)
  34. Rajo Koto Alang (Kerajaan Koto Alang)
  35. Rajo Aur Kuning (Kerajaan Kelinci putih)
  36. Raja Umar bin Razaq ( keturunan ke 9, Raja daerah Tiku Pariman)
  37. Maha Raja Alif Khalifatullah (keturunan ke 10, Raja Kerajaan Siak)
  38. Suri Dirajo (Raja kerajaan Darmasraya)
  39. Marajo Basa (Tumenggung Sakti)
  40. Raja Maruhun Alam ( Tanah datar)
  41. Dt Perpatiah Nan Sabatang (Agam)

 

SEBAGAI MANUSIA YANG BERIMAN..LURUSKAN TUJUAN HIDUP KITA UNTUK KEMBALI KEPADA ALLAH SWT

“Innalillah Wainna ilaihi rajiuun (Berasal dari Allah dan kembali kepada Allah”

Berasal dari Allah melalui proses pentajalian diri melalui:

  1. Turun ke alam LAHUT
  2. Turun ke alam JABARUT
  3. Turun ke alam MALAKUT
  4. Turun ke alam ROH
  5. Turun ke alam MITSAL
  6. Turun ke alam ASJAM
  7. Turun ke alam INSAN KAMIL/Manusia sempurna (Jasad,Jisim,Roh)

Kembali kepada ALLAH SWT melalui proses berikut

  1. MANUSIA meninggal dunia, berpisah jasad, jisim dan Roh ditempatkan ke alam Barzah(GAIB) perbuatan buruk mengalami azab kubur setelah itu.
  2. Jika banyak berbuat kejahatan akan berada di antara langit dan bumi/gentayangan antara langit dan bumi, biasanya disebut Hantu, Syaitan, Ubilih dan banyak istilah lain disetiap daerah.
  3. Jika banyak berbuat kebaikan kita akan ditempatkan di ALAM LANGIT/ALAM GAIB yang bertingkat tingkat, menunggu sampai kiamat datang.
  4. Setelah Kiamat manusia dikumpulkan di Padang Mahsar, menunggu masa berhisab, menimbang amal baik dan buruk dan menerima buku rapor perbuatan selama hidub di dunia.
  5. Berzikir di alam Jabarut sampai kiamat datang
  6. Berzikir di alam Lahut sampai kiamat datang
  7. Berzikir di Baitul Makmur, Sidratul Muntaha
  8. Kembali kepada TUHAN yang maha pencipta.

Ihdinash sirothol mustaqim/tunjukanlah aku jalan yang lurus artinya jalan yang lurus untuk kembali kepada ALLAH,  waktunya tergantung pada kita,  setelah kematian atau hari ini di saat masih hidub sebagai manusia?

Akal sehat yang tidak dipengaruhi oleh nafsu akan memilih menjadi manusia sempurna karena manusia memang diciptakan dari Dzat yang maha sempurna.

Mengenal Allah SWT merupakan tonggak utama yang mendasari Rukun Iman, Setiap Muslim ketika mengucapkan dua kalimah syahadat melalui lidah dan membenarkan dengan hati dan melakukan denga perbuatan.

Beriman seharusnya adalah dengan mengenal Allah SWT terlebih dahulu, melalui ILMU kemudian kita PAHAMI,YAKINI, IMANI  dengan teguh, tidak gampang berubah, baru kemudian meng-AMAL-kan melalui segala perbuatan yang diperintahkan oleh oleh ALLAH SWT melalui Firmannya dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah.

Seorang muslim yang beriman harus mengenal Allah terlebih dahulu, kemudian mencintai NYA sepenuh hati. Semua perbuatan yang kita lakukan adalah karena ALLAH SWT, Tuhan  Yang Maha Kuasa.

Kembali kepada Allah adalah tujuan hidup manusia, kita hanya akan  kembali kepada Allah dengan cara meng HAMBA kan diri kepada NYA.

kita jangan ragu lagi bahwa Agama yang diridoi Allah SWT adalah Islam, Islam adalah ajaran Allah SWT, yang merupakan jalan yang lurus yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril AS.

Allah SWT telah menyempurnakan firman NYA dengan ISLAM, tak perlu diragukan, ISLAM diturunkan oleh Allah sebagaimana firmannya dalam surat Ali-Imran, ayat 19, artinya: Sesungguhnya agama yang diredhai di sisi Allah Taala hanyalah ISLAM.

semoga bermanfaat jika mau bertanya hubungi no 085263815997,082388766363

Berikut contoh DOA singkat yang dapat dihafal oleh calon yang manusia beriman…

  1. Allahumma firlana zunubana, waliwalidayyna warkhamhumma kamarabbayani shagira,
  2. Walijami’il muslimina wal muslimat wal mukminina wal mukminat al ahya-i minhum wal amwaat, innaka ‘ala kulli sya’in qadir
  3. Allahumma ihdinas shiratall mustaqim 3x,shiratall lazi na an amta alaihim ghairil maghdubi alaihim walad dholin amiiin
  4. Allahumma inna nasaluka salamatan fiddin, waafiatan filjasadi waziatan fiilmi wabarakatan filrizki wattaubatan kabdal maut, warahmatan indal maut, wamakfiratan bakdal maut.
  5. Allahumma haumin alaina fiisakaratil maut, wannajata minan nari wal ahwat indal hisab
  6. Robbana latuzikulubana ba’dahis hadaitana wahab lana min ladunka rahmatan innaka antal wahab
  7. Robbana zalhamna anfuusana wa illam taghfirlana wa tarhamna lanakuunanna minal khaasirin
  8. Robbana takabbal minal innaka antas sami’ul aliim, wa tub’ alaina innaka antat tawwaburrohim
  9. Robbana wala tahmil alaina ishran kama hamal tahuallal lazina min qoblina
  10. Robbana wala tuhammilna mala taqatalanabih,wafu anna waghfirlana warhamna anta maulana
  11. fansyurna alal qaumil kafirin
  12. Robbana aatina min ladunka rahmatan wa hayyi laana min ammrina rasyadaa
  13. Robbana innaka jami’un naasi liyaumin laa raiba fiihii innallaha laa yukhliful mii’aad
  14. Robbana innanna amanna faghfiirlana zunubana wakina azza bannar
  15. Robbana atina fiddunyah hasanah wa fil akhiroti hasanah wa kina azza bannar
  16. Subhanaka robbil Izzati amma yasifun wasallamun ‘ala mursalin walhamdulillah hirobbil alamin

Doa dari Ayat Al-Quran

[1] QS. Al Baqarah ( 2:250 )

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

RABBANA AFRIG ‘ALAINA SHABRAW WA SABBIT AQDAAMANA WANSHURNA ‘ALAL-QAUMIL-KAFIRIIN.

Artinya :

“Ya Tuhan Kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir”

[2] QS. Al Baqarah ( 2:286 )

رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

RABBANA LA TU-AKHIDZNA IN NASINA AU AKHTHA’NA RABBANA WALA TAHMIL ‘ALAINA ISHRAN KAMA HAMALTAHU ‘ALALLADZINA MIN QABLINA, RABBANA WALA TUHAMMILNA MA LA THAQATA LANA BIH, WA’FU ‘ANNA WAGHFIRLANA WARHAMNA ANTA MAULANA FANSHURNA ‘ALAL QAUMIL KAFIRIN.

Artinya :

“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau membebani Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Ma’afkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir”

[3] QS.  Ali Imron ( 3 : 8 )

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

RABBANA LA TUZIGH QULUBANA BA’DA IZ HADAITANA WAHAB LANA MIL LADUNKA RAHMAH, INNAKA ANTAL WAHAB.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.

[4] QS.  Ali Imron ( 3 : 16 )

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

RABBANA INNANA AMANNA FAGFIR LANA ZUNUBANA WA QINA ‘AZABAN-NAR.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari siksa neraka”

[5] QS.  Ali Imron ( 3 : 53 )

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

RABBANA AMANNA BIMA ANZALTA WATTABA’NAR RASULA FAKTUBNA MA’ASY-SYAHIDIN.

Artinya :

“Ya Tuhan Kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan Kami telah mengikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan-Mu dan kebenaran rasul-Mu)”

[6] QS.  Ali Imron ( 3 : 147 )

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

RABBANAGHFIR LANA ZHUNUBANA WA ISRAFANA FI AMRINA WA SABBIT AQDAMANA WANSURNA ‘ALAL QAUMIL KAFIRIN.

Artinya :

“Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebihan (dalam) urusan kami, tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”

[7] QS. Ali Imran ( 3:173 ) & QS. An Faal ( 8:40 )

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

HASBUNALLAHU WANI’MAL WA KIIL, NI’MAL MAULAA WA NI’MAN NASIIR.

Artinya :

“Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung”

[8] QS.  Ali Imron ( 3 : 193-194 )

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ* رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

RABBANA INNANA SAMI’NA MUNADIYAY YUNADI LIL IMANI AN AMINU BIRABBIKUM FA-AMANNA. RABBANA FAGHFIRLANA ZUNUBANA WA KAFFIR ‘ANNA SAYYI’ATINA WATAFFANA MA’AL ABRAR. ABBANA WA ATINA MA WA’ATTANA ‘ALA RASULIKA WA LA TUKHZINA YAUMAL-QIYAMAH, INNAKA LA TUKHLIFUL MI’AD.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kami pun beriman. Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang berbakti (193). Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji (194).”

[9] QS. An Nisa ( 4 : 75 )

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا
RABBANA AKHRIJNA MIN HAZIHIL QARYATIZH ZALIMI AHLUHA WAJ’AL LANA MIL LADUNKA WALIYYAN WAJ’AL LANA MIN LADUNKA NASIRA.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu”

[10] QS. Al Maidah ( 5 : 114 )

اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لأوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيرُ الرَّازِقِينَ

ALLAHUMMA RABBANA ANZIL ‘ALAINA MA-IDATAM MINAS SAMA’I TAKUNU LANA ‘IDAN LI AWWALINA WA AKHIRINA WA AYATAM MINKA WARZUQNA WA ANTA KHAIRUR RAZIQIN.
Artinya :

“Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezkilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama”

[11] QS.  Al A’raf ( 7 : 23 )

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

RABBANA ZALAMNA ANFUSANA WA ILLAM TAGFIRLANA WA TARHAMNA LANAKUNANNA MINAL KHASIRIN.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”

[12] QS. At Taubah ( 9:129 )

حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

HASBIYALLAHULAA ILLA HA ILLA HUWA ‘ALAIHI TAWAKALTU WA HUWA ROBBUL ‘ARSYL‘ADZIIM

Artinya :

“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”.

[13] QS.  Yunus ( 10 : 85-86 )

رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ * وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

RABBANA LA TAJ’ALNA FITNATAN LIL QAUMIZH ZALIMIN, WA NAJJINA BIRAHMATIKA MINAL QAUMIL KAFIRIN.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang kafir”.

[14] QS.  Hud ( 11 : 47 )

رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

RABBI INNI A’UZUBIKA AN AS-‘ALAKA MA LAISA LIBIHI ‘ILMUN, WA ILLA TAGFIR LI WA TARHAMNI AKUN MINAL KHASIRIN.

Artinya :

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi”.

[15] QS. Ibrahim ( 14 : 37 )

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

RABBANA INNI ASKANTU MIN ZURRIYYATI BI WADIN GAIRI ZI ZAR’IN ‘INDA BAITIKAL MUHARRAM, RABBANA LIYUQIMUS SALATA FAJ’AL AF-IDATAN MINAN NASI TAHWI ILAIHIM WARZUQHUM MINAS SAMARATI LA’ALLAHUM YASYKURUN.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”

[16] QS.  Ibrahim ( 14 : 40-41 )

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ * رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

RABBIJ’ALNI MUQIMAS SALATI WA MIN ZURRIYYATI, RABBANA WA TAQABBAL DU’A. RABBANAGFIRLI WA LIWALIDAYYA WALIL MU’MININA YAUMA YAQUMUL HISAB.

Artinya :

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku (itu) (40). Ya Tuhan kami, ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan hisab (hari kiamat)”

[17] QS.  Al Israa ( 17 : 80 )

رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا  نَصِيرًا

RABBI ADKHILNI MUDKHALA SIDQIW WA AKHRIJNI MUKHRAJA SIDQIW WAJ’ALLI MIL LADUNKA SULTANAN NASHIRA.

Artinya :

“Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)”

[18] QS.  Al Kahfi ( 18 : 10 )

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

RABBANA ATINA MIL LADUNKA RAHMATAW, WA HAYYI’ LANA MIN AMRINA RASYADA.

Artinya :

“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan Kami”

[19] QS.  Thaha ( 20 : 25-28 )

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

RABBISYRAHLI SADRI, WA YASSIRLI AMRI, WAHLUL ‘UQDATAM MIL LISANI YAFQAHU QAULI.

Artinya :

“Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,  dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku”

[20] QS. Al Anbiya ( 21 : 087 )

لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

LA ILAHA ILLA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZ ZOOLIMIIN

Artinya :

Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim

[21] QS. Al Mukminun ( 23 : 029 )

رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ

RABBI ANZILNI MUNZALAM MUBARAKAW WA ANTA KHAIRUL MUNZILIN.

Artinya :

“Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat”.

[22] QS. Al Mukminun ( 23 : 094,097,098,106,107,109,118 )

رَبِّ فَلا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ * رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ* وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ* رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ* رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ* رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ* رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

RABBA FALAA TAJ’ALNII FIL QOUMID DZOOLIMIIN * ROBBA ‘AUDZUBIKA MIN HAMAZAATIS SYAYAATIIN * WA ‘AUDZUBIKA ROBBA AN YAHDURUUN * ROBBANAA QHOLABATS ‘ALAINAA SYIKWATUNAA WAKUNNAA QOUMAN DHOOLIIN * ROBBANAA ACHRIJNAA MINHAA FAINN ‘UDNAA FAINNAA DZOLIMUUN * ROBBANAA AAMANNAA FAGHFIRLANAA WARHAMNAA WA ANTA KHOIRUR ROOHIMIIN * ROBBAGHFIR WARHAM WA ANTA KHOIRUR ROOHIMIIN.

Artinya :

“ Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golongan orang-orang zalim (094) – Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan (097) – dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku (098) – Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah orang-orang yang sesat. (106) – Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim (107) – Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik (109) – Ya Tuhanku, berilah ampun dan berilah rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik (118). “

[23] QS. Al Furqon ( 25 : 65 )

رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

RABBANASRIF ‘ANNA ‘AZABA JAHANNAM(A) INNA ‘AZABAHA KANA GARAMA.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,”

[24] QS. Al Furqon ( 25 : 74 )

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

RABBANA HABLANA MIN AZWAJINA WA ZURRIYATINA QURRATA A’YUNIW WAJ’ALNA LIL MUTTAQINA IMAMA.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”

[25] QS. Asy Syu’ara ( 26 : 83-85 )

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ

RABBI HABLI HUKMAW WA ALHIQNI BIS SALIHIN, WAJ’AL LI LISANA SIDQIN FIL AKHIRIN, WAJ’ALNI MIW WARASATI JANNATIN NA’IM.

Artinya :

“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh (083) dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian (084), dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan (085)”

[26] QS. An Naml ( 27 : 19)

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

RABBI AUZI’NI AN ASYKURA NI’MATAKALLATI AN’AMTA’ALAYYA WA ‘ALA WALIDAYYA WA AN A’MALA SALIHAN TARDAHU, WA ADKHILNI BIRAHMATIKA FI’IBADIKAS-SALIHIN.

Artinya :

“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”

[27] QS. Al Mukmin / Ghaafir ( 40 : 7-9)

 

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ * رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ * وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

RABBANA WASI’TA KULLA SYAI-IR RAHMATAW WA’ILMAN, FAGHIR LILLAZINA TABU WATTABBA‘U SABILAKA WA QIHIM ‘AZABAL JAHIM. RABBANA WA ADKHILHUM JANNATI ‘ADNINILLATI WA’ATTAHUM WA MAN SALAHA MIN ABA’IHIM WA AZWAJIHIM WA ZURRIYYATIHIM INNAKA ANTAL ‘AZIZUL HAKIM. WA QIHIMUSSAYYI’AT(I) WA MAN TAQIS SAYYI’ATI YAUMA’IZIN FAQAD RAHIMTAH(U) WA ZALIKA HUWAL FAUZUL ‘AZIMY

Arinya :

“Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar”

[28] QS. Al Hasyr ( 59 : 10 )

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

RABBANAGHFIR LANA WA LI-IKHWANINAL LAZINA SABAQUNA BIL IMAN(I), WALA TAJ’AL FI QULUBINA GILLAN LILLAZINA AMANU, RABBANA INNAKA RA’UFUR RAHIM.

Artinya :

“Ya Tuhan Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”

[29] QS. Al Mumtahana ( 60 : 4-5 )

رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ* رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

RABBANA ‘ALAIKA TAWAKKALNA WA ILAIKA ANABNA WA ILAIKAL MASHIR. RABBANA LA TAJ’ALNA FITNAL LILLADZINA KAFARU, WAGHFIR LANA, RABBANA INNAKA ANTAL ‘AZIZUL HAKIM.

Artinya :

“Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakkal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali (4).Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami, Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”(5)

[30] QS. At Tahrim ( 66: 8 )

رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

RABBANA ATMIN LANA NURANA WAGFIR LANA INNAKA ‘ALA KULLI SYAI’IN QADIR.

Artinya :

“Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

[31] QS. At Tahrim ( 66:11 )

رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

RABBIBNI LI ‘INDAKA BAITAN FIL JANNATI WA NAJJINI MIN FIR’AUNA WA ’AMALIHI WA NAJJINI MINAL QAUMIZ ZALIMIN.

Artinya :

“Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim”