Mandabiah Kabau Nan Gadang, Tradisi Tanda Dimulainya Tanam Padi Serentak

TERBARU44 Dilihat

Khairunas : Kita Pertahankan, dan Dukung Pelestarian Budaya.

Muara Labuh, kabardaerah.com — Tradisi Mandabiah Kabau Nan Gadang yang disertai dengan makan bajamba di balai-balai adat serta doa bersama, yang menandai dimulainya masa tanam serentak, merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Nagari Koto Baru, Sungai Pagu, Kab. Solok Selatan Sumatera Barat.

Tradisi yang dilakukan turun temurun semenjak ratusan tahun yang silam tersebut juga dilakukan sebagai simbol sebuah doa bersama agar pertanian sawah berjalan lancar dan dijauhkan segala hama penyakit.

“Tradisi yang baik ini harus kita pertahankan. Pemerintah akan selalu mendukung pelestarian budaya, seperti halnya membantai kabau nan gadang ini,” kata Bupati Solok Selatan H. Khairunas dalam sambutannya di hadapan ratusan ninik mamak dan bundo kanduang ketika menghadiri makan bajamba di Balai-Balai Adat Nagari Koto Baru, Senin (13/9/2021).

Turut hadir Wakil Bupati Yulian Efi, Staf Ahli Bupati Novrizon, para Asisten, Forkopincam Sungai Pagu, dan sejumlah kepala OPD.

Bupati juga menyinggung peran para nini mamak dalam pendirian Kabupaten Solok Selatan pada 2003 silam.

“Kabupaten ini berdiri berkat peran dari para ninik mamak kita. Kami di pemerintahan ini juga merupakan dari anak kemenakan dari ninik mamak. Untuk itu, tugas kita bersama, baik pemerintah, ninik mamak, bundo kanduang, dan seluruh masyarakat, untuk menjaga dan membangun kabupaten yang kita cintai ini,” ujar Bupati.

Ketua Pelaksana, yang juga Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Koto Baru, Jalaludin Dt Lelo Dirajo mengatakan bahwa tradisi mambantai kabau nan gadang tersebut digelar setiap tahun oleh masyarakat setempat.

Dia mengucapkan terima kasih dan apresiasinya atas kehadiran pimpinan daerah, Bupati dan Wakil Bupati, di tengah ninik mamak dan juga masyarakat lainnya.

Tradisi yang dilakukan secara bergotong royong tersebut, menurutnya juga diharapkan mampu menjadi sarana silaturahmi diantara para ninik mamak, anak kemenakan, bundo kanduang, tokoh masyarakat, unsur lainnya, serta dengan pemerintah kabupaten Solok Selatan. (Hy)