Kesiapan Smart City Terintegrasi Dengan TMC, Kakorlatas Polri Dukung Penuh Sistim Integrasi

Kabar Daerah.com| Jakarta

Pembangunan infrastruktur dalam penerapan smart city memerlukan prasarana memadai dan kesinambungan baik data dan pemeliharaan Information Technology (IT). Hal tersebut mulai didukung oleh Kakorlatas Polri dengan melakukan peninjauan kesiapan Kota Pintar Solo yang telah terintegrasi dengan layanan berbasis teknologi Informasi yang ada di Traffic Management Center (TMC) Milik Polri. Smart City terpusat di Polresta Surakarta.

Giliran Irjen Pol Firman Santyabudi  selaku Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlatas) Polri mengecek kesiapan kota pintar (smart city) Solo yang terintegrasi dengan layanan berbasis teknologi informasi yang ada di Traffic Management Center (TMC) milik Polri dengan memanfaatkan Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IOT) dan IT Network.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa smart city management telah memanfaatkan Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IoT) dan IT Network.

“Kita ingin menunjukkan bahwa IT merupakan suatu keniscayaan dan keharusan, untuk membangun dan mencapai tujuan dari road safety agar lalu lintas aman, selamat, tertib, lancar. Dengan hal tersebut, harapannya kita dapat meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan, terbangun budaya tertib lalu lintas,” jelas dia.

Menurut Brigjen Chryshnanda, smart city adalah sebuah visi pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi serta teknologi internet dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota. Smart city juga merupakan upaya-upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas setempat.

“Ini adalah sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga. Intinya, smart city bertujuan untuk mengintegrasikan informasi pelayanan yang efisien,” tutur Chryshnanda.

Brigjen Chryshnanda menegaskan, penerapan smart city di Indonesia tidak serta merta terbebas dari tantangan, salah satunya adalah terkait dengan infrastruktur jaringan. Ada sekitar 12 ribu desa yang layanan internetnya masih belum memadai. Bahkan ada desa yang sama sekali belum tersentuh layanan Internet.

“Dan tantangan lainnya yaitu integrasi data. Kesinambungan data ini akan menjadi hal penting dalam penerapan smart city, bahkan menuntut data yang aktual. Integrasi data akan menjadi salah satu tantangan tersendiri karena beragam informasi dari data tersebut akan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” pungkas dia.