Benang Merah Klaim Harta Amanah Nusantara antara ADA dan TIADA

KabarDaerah.com– Sebelum King of The King muncul, klaim bahwa mereka punya simpanan harta Soekarno di Bank di Swiss, klaim serupa juga digunakan oleh para penipun pendahulunya. Umumnya, penipu mengaku punya duit warisan para raja-raja Nusantara hingga Sukarno yang tersimpan di Swiss. Untuk mencairkannya, maka orang perlu menyetor duit dulu ke si penipu.

 

Tahun 2008, Seorang Pria di Tasikmalaya bernama Achmad Zaini Suparta mengaku mempunyai dana dalam bentuk emas yang tersimpan di Bank di Swiss dan Amerika Serikat (AS).

 

Dia berujar tahu harta itu setelah membuka map yang diwariskan orangtuanya setelah 1.000 hari kematian orangtuanya dan berisi dokumen tersebut.

 

Dia mengklaim duit itu 20 kali lipat lebih besar daripada APBN. Ahmad Zaini mengklaim sebagai keturunan Prabu Siliwangi Sang Raja Pajajaran.

 

Pada 17 dan 19 Desember 2012, muncul kehebohan bertema serupa. Koran Austria Kronen Zeitung saat itu memuat artikel soal harta Sukarno. Ada seorang mediator bernama Gustav Jobstmann yang mengklaim dapat membantu mendapatkan harta yang tak disebutkan bentuknya itu.

 

Jobstmann mengaku punya dokumen-dokumen pendukung soal harta tersebut. Total hartanya berjumlah USD 180 miliar, tersimpan di sebuah bunker di Union Bank of Switzerland (UBS), Swiss. Dubes RI di Swiss saat itu, Djoko Susilo, menyatakan cerita Jobstmann hanya isapan jempol alias bohong atau hoax.

 

Pada 2014, Sebuah buku bertajuk ‘Harta Amanah Soekarno’ terbit. Buku yang ditulis Safari ANS itu menceritakan soal The Green Hilton Memorial Agreement, narasi teori konspirasi yang pernah populer namun tidak jelas kebenarannya. Lewat perjanjian itu, AS mengakui kekayaan Indonesa dalam bentuk emas 57 ribu ton.

 

Safari selaku penulis saat itu mengaku memegang versi salinan dari dokumen asli harta amanat Sukarno itu.

Pada 2017, publik mulai menyoroti aktivitas United Nation Swissindo Trust Internasional Orbit (UN Swissindo). Kelompok yang belakangan dikenal sebagai sekte penebus utang ini sebenarnya sudah muncul sejak 2010.

 

Para pengikut UN Swissindo meyakini harta karun dari kerajaan-kerajaan nusantara hingga zaman Sukarno masih tersimpan di Bank Swiss.

Pimpinan UN Swissindo Soegiharto Notonegoro atau yang akrab disapa Sino ditangkap polisi pada 2 Agustus 2018 di Cirebon.

 

Pada 2018, Ratna Sarumpaet menghebohkan pemberitaan lewat klaim soal ‘harta di Swiss’. Saat itu Ratna menuding pemerintah memblokir dana Rp 23,9 triliun yang ada di rekening seseorang bernama Ruben PS Marey.

 

Duit itu dikatakan Ratna disimpan di Bank UBS di Swiss. UBS adalah Union Bank of Switzerland, sama seperti bank yang diklaim oleh King of The King. Bank-nya memang benar-benar ada, namun klaim para penipu adalah hoax.

 

Pada Agustus 2018, Kerajaan Ubur-ubur membetot perhatian publik. Perempuan bernama Aisyah Tusalamah yang mengaku sebagai titisan Nyi Roro Kidul mengklaim dapat mandat pencairan harta karun Indonesia di Swiss. Polres Serang memeriksa kertas dan catatan yang dimiliki Kerajaan Ubur-ubur, ada catatan dengan nama Bank Swiss dan Bank Griffin 1999 Birmingham Adolf Head Railway.

 

Januari 2020 lalu, penipuan Keraton Agung Sejagat terungkap. Kerajaan palsu pimpinan Toto Santosa dan Fanni Aminadia mengumpulkan duit dari orang-orang yang menjadi korbannya. Salah satu korbannya menjelaskan perihal adanya narasi lawas soal harta yang tersimpan di Bank Swiss. Korban itu bernama Sudadi, warga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia dan empat orang dari Kulon Progo pernah diundang ke Purworejo untuk mencairkan dana kesejahteraan dari Swiss.

 

Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) angkat bicara perihal kisah klasik ini. Ketua Umum FSKN Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat menegaskan bahwa cerita-cerita soal harta di Bank Swiss adalah cerita hoax belaka. sehingga Keraton Agung Sejagat dianggap menyebarkan kebohongan yang menimbulkan keresahan masyarakat.

 

Pendapat salah seorang yang paham tentang Harta Amanah Nusantara.

 

Berbagai pendapat tentang Harta amanah ini sering membingungkan. terutama bagi mereka yang tidak paham.

 

Namun sebaiknya hentikanlah berfikir negatif tentang harta amanah ini, karena bagaimana mungkin uang berbagai negara ada di indonesia ini jika hal ini tidak benar. oleh sebab itu ketahuilah lebih dulu baru kita klaim bahwa ini adalah hoak kata salah seorang yang mengetahui prihal harta amanah ini.

 

1963 awal terang harapan dengan dikembalikannya aset milik bangsa ke pangkuan jasmaniah Negara ini, terencana dengan matangnya terlayangkan perintah untuk mengumpulkan dan menata kepada Bank central menggelar dana revolusi ini.

 

Sedikit demi sedikit berjalan secara terencana rapih tak tergoreskan, terduduk terdiam pada tatapan tajam akan datangnya mandat pada jiwa ini hingga awal pemulaan tatanan segi Revolusi dari titik awal bernama Nefo (New Emerging Forces) yang menyekutu  untuk membantu terkumpulah beberapa aset revolusi.

 

Tercatat  US$ 450 juta di Union de Banques Suisses dan emas batang senilai 125 juta pound di Barclay’s, International Bank di London. Terpecah sebagai ketahanan rencana awal lagi masing-masing US$ 250.000 pada Guyerzeller Zumont Bank di Zurich, dan Bank Daiwa Securities di  Tokyo. Hancur bagai debu berterbangan karena tergores nafsu binatang yang besar, semua ini tersiapkan untuk penggelaran awal pembentukan infrastruktur dalam negeri. 

 

Dana Revolusi inilah kata yang pantas terdengar dikuping kalangan pengharap yang mencoba menyelesaikannya, malam gelap menjadi saksi perencanaan penggelaran agar semua ini berjalan dengan takdir yang dituliskan. Ketika kesemuanya ini tak lagi menjadi sesuatu yang rahasia terbeberkan oleh publik kalangan perbankan dunia, bahkan proses pelalihan  tak lagi beraturan berdalih atas nama semangat kesejahteraan umat ketahuilah bahwa penggelaran awal ini sangat lah melelahkan tergapai dalam rayuan untuk berserikat mengumpulkan kekuatan dalam bertahannya rencana abadi. Berjalan merangkul petinggi dunia luar sana, dan menjelaskan makna tatanan kepada empat imam pemersatu dari kepercayaan.

 

Rencana awal yang matang tiba-tiba terpagar oleh rasa penghianatan, penggelaran tatanan hidup dunia baru pun tersentak berantakan sudah bukan rahasia lagi bahkan seberkas kertas yang tersusun rapih membentang dalam ukuran nyata kini tak ada artinya lagi.

 

Ketika pin sandi-sandi berterbangan mengatas namakan penggelar berharap terselesaikannya urusan aset ini dengan mulusnya hingga rekaan cerita dalam dunia perbankan pun deras memberikan angan kepada manusia yang mengataskan penyelesai.Ingat lah..Emas lantakan dan uang US$ 450 juta yang diharapkan tak berwujud.Ketahuilah Dana Revolusi pada tahun 1987 Bank Indonesia telah menerima dari dana tersebut sekitar US$ 550 ribu ditambah Rp 1,5 milyar,selain itu US$ 250 ribu dari Bank Guyerzeller Zumont, dan US$ 250 ribu di Bank Daiwa Securities.

 

Uang ini semua masuk ke kas negara pada 1 Oktober 1987 bersetatus Dana tak Bertuan. Di kenang rekening di Union de Banques Suisses, Schweizerische Bank Geselinschaft Bern, Switzerland, Nomor GF 90074891 tercatat dalam buku hitam yang suatu saat akan di mintai pertanggung jawabannya, tak sedikit pun dari pihak tatanan penggelar menghadapi kerugian.

 

Teruslah berikrar bahwa kesemuanya ini dapat terselesaikan dengan cara ku,dengan orang-orang ku, dan dengan sistim yang ku pegang sebagai pelimpah tunggal aset Revolusi ini, ingat dengan bukti apa kesemua nya  menjadi wujud yang nyata.

 

Apakah tampil dalam segi kepahlawanan kita dapat bangga dan adakah sebuah nama yang besar tak tercoretkan dalam sejarah Revolusi besar bangsa ini tertakdir atas nama yang tak berarti dan perananya menggetarkan seruan semua jagat muka bumi ini ialah Alloh beserta Rosulnya yang dipercaya mampu mengadakan revolusi menyeluruh kepada bumi cakrawala ini.

 

 

Ketahuilah bahwa aset Dana Revolusi ini telah musnah ditelan nafsu membuta manusia, sadarilah bahwa kesemuanya ini adalah angan liar nafsu sesaat kita yang membawa bukti atas nama yang ingin di kenal sebagai pendobrak system ketatanan pensejahteraan umat inilah bukti nyata sandiwara kata AKU terdepan agar semua meyakini ataupun terpercaya bagi kalangan nafsulialisme. 

 

Considering this statement, which was written and signed in November, 21th 1963 while the new certificate was valid in 1965 all the ownership, then the following total volumes were just obtained.’ The Green Hilton Agreement’ pecahkan lah makna ini sebagai lahirnya tatanan baru yang abadi tersusun rapih pada dasar kitab yang terang sebagai awal penagih janjian 17081945 tarsimpan,terjaga oleh Paduka Yang Mulia…  atas ijin dari Allah lah empat penjuru penguasa jagat raya ini mebuka tabir mahligai turunya terang tanpa nafsu ialah “Ruhul Kudus”pembawa wahyu adhi cakraningrat terukir dua arah mata angin pada Gading Putih yang menjulur membentuk Rahmat Intoqiyah 101 Cakra Ismoyo sebagai pemberi restu untuk membukanya Rubainah kunci alam dunia Vatikan tergerak menyongsong kabut sutra Yerusalem baru yang temboknya gemerlapan intan berlian berbentuk persegi sepanjang, terjaga oleh kekokohan pintu emas yang silaunya hingga penjuru cakrawala. 

Kursi Ikhlas pun mewujut menjadi jubah dan mahkota menyambut kedatangan “Imam Besar” yang terkenang ialah “Rajawali Paduka Yang Mulia…” membawa kotak hitam bernama “Tabut” sebagai terang untuk makna akhir sebuah cerita.

Dana Revolusi telah usai, terjunlah menggapainya maka mimpi yang terlukis menjadi angan yang kosong menemani kita dan permainan mengatas namakan dunia perbankan menjulurkan lidahnya mengharap rencana koloni nya berhasil. 

Ketahuilah bahwa akan ada terang dalam penggambaran ini tak mengatas nama kan Trasti, Dinasty, ataupun Prasasti manapun sebagai bukti nyatanya karena semua itu Fana tiada angan.

Nyata bagi makna nurani hidup, Iman dan Taqwa sesungguhnya menjadi bukti yang nyata atas pertanggung jawaban kelak dihadapan Nya sekaligus pembawa terang untuk restu dari yang menciptakan Jagat Amanah ini. Revolusi akan selamanya tergelar sampai batas waktu yang ditentukan datang….

 

Jangan karena, ILMU kita KURANG, kita katakan bahwa Harta Amanah tidak ada.

Bagaimanapun, makar Allah lebih hebat dari makar manusia. Tuhan semesta alam telah mengatur semua melalui orang orang yang telah diamanahkan. kita sebagai rakyat awan tinggal menikmati hasil perjuangan mereka yang telah melakukan. (Tim)