Indonesia Harus Bersatu, Hindari Kehancuran

TERBARU20 Dilihat

Sumbar.KabarDaerah.com-Negara sebesar indonesia seakan tidak berdaya menghadapi kelompok yang selama ini menjadi sandungan untuk mencapai kemerdekaan sesungguhnya. Penyebabnya tak lain karena rakyat kita tidak memiliki keyakinan kuat akan kebenaran, Bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sangat menentukan ketika iman telah tertanam di relung hati yang paling dalam.

Namun, iman hari ini seperti barang dagangan yang diperjual belikan, sehingga akan sama dengan nilai materi yang diperdagangkan.

sebenarnya, Iman suatu yang mahal, sehingga sulit didapatkan. sedangkan hari ini, semua keputusan merupakan hasil dari transaksi yang dinilai dengan materi dan uang.

 

IMAN DIPECAH-PECAH.

Agama dipecah, iman tidak lagi menjadi suatu yang dapat menyatukan umat, Iman sengaja dikerdilkan.

karena sudah berlangsung lama, terutama Islam sebagai agama besar sudah dipecah pecah sejak lama, dapat kita perhatikan dengan organisasi islam seperti NU dan Muhammadyah.

Berikutnya dengan cara menjadikan salah satu kekuatan politik mereka dengan politik belah bambu dimana yang satu dilindungi yang lain dihancurkan.

 

TUJUAN AKHIR MEREKA

Tujuan akhir mereka adalah HASIL TAMBANG INDONESIA yang kaya akan emas dan hasil tambang lainnya.

Anak negeri ini dilarang memakai hasil tambang negeri ini, aturan diperketat semua perizinan melalui pusat, daerah seakan hanya sebagai penjaga agar tamabng tidak habis dikeruk oleh anak negeri.

Ketika anak negeri melakukan kegiatan pertambangan, mereka di tangkap oleh aparat kepolisian. hal itu adalah bentuk pelarangan kepada anak negeri bahwa mereka tidak punya hak atas hasil tambang tersebut.

 

CARA YANG MEREKA LAKUKAN

Cara yang paling ampuh dan telah teruji adalah dengan memecah belah kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan utama, Membuat aturan hukum dan Undang Undang sesuai dengan pesanan para Kapitalis dengan cara mempengaruhi Legislatif.

Cara lain yang paling praktis adalah dengan mempergunakan pemerintah yang berkuasa. sebelum terjadi pergantian kekuasaan, mereka sudah melakukan investasi. Mereka melakukan berbagai cara terutama dengan menguasai media mainstream nasional, menciptakan berbagai LSM guna mendukung usaha mereka.

Cara berikutnya adalah dengan merusak tatanan Hukum, Hukum dibuat sebagai barang mainan, mari kita saksikan bersama bagaimana hukum dijadikan sebagai alat politik bagi penguasa negeri ini. siapa yang bersebrangan akan di carikan jalannya agar bisa dimasukkan kepenjara.

 

INDONESIA DITITIK NADIR

Ciri-ciri Indonesia di ambang kehancuran sudah semakin jelas, negeri yang subur makmur ini menjadi incaran banyak negara. Ancaman dari luar dan dari dalam semakin terasa sangat nyata.

Krisis multi dimensi ini sulit disembuhkan; penguasaan aset-aset negara oleh asing semakin merajalela, serangan Ideologis, Politis dan Ekonomis oleh negara lain terasa semakin gencar, hilangnya identitas bangsa dengan semakin pudarnya rasa nasionalisme di negeri ini, ditambah dengan gurita korupsi yang semakin akut.

Ironisnya, masyarakat seolah semakin menikmati adanya gempuran yang bertubi-tubi ini. Tanpa merasa terancam, masyarakat dengan senang hati lebih memilih produk luar negeri dibandingkan produk sendiri. Masyarakat lebih membanggakan identitas budaya lain ketimbang budaya sendiri.

Sikap hedonisme menjadi panutan semua kalangan di negeri ini. Lebih memprihatinkan lagi, penguasa negeri ini tanpa merasa berdosa memeras rakyatnya sendiri dengan dalih kesejahteraan, menjual aset-aset negeri ini kepada fihak asing.

Tidak jarang penguasa memperkosa rakyat dengan menjual jasa perusahaan dalam negeri kepada rakyatnya dengan harga yang sangat mahal. Penguasa negeri ini telah menyalahgunakan kekuasaan untuk memeras rakyatnya sendiri.

Kondisi memprihatinkan ini jika dibiarkan tentu akan mengancam eksistensi bangsa ini. Kejayaan bangsa ini akan segera pudar seiring dengan memudarnya rasa nasionalisme masyarakat bangsa ini.

Saat ini kecenderungan untuk bergantung kepada negara lain sudah sangat jelas. Seperti misal, pengadaan bahan makanan kita sudah sedemikian tergantungnya dengan orang lain.

Sekedar persoalan kedelai dan daging sapi, yang seharusnya menjadi produk andalan negeri agraris ini, malah  yang terjadi sebaliknya.

Dua komoditas ini menyadarkan betapa bodoh dan lemahnya bangsa kita dibandingkan dengan bangsa lain. Negara yang gemah ripah loh jinawi, justru kebutuhan kedelainya bergantung pada Amerika Serikat yang notabene memiliki iklim yang tidak lebih baik dari kita.

 

TANDA KEHANCURAN

Seorang pakar pendidikan karakter dari Amerika mengatakan ciri-ciri kehancuran sebuah negara ditandai dengan adanya ketidakseimbangan masyarakat itu sendiri.

  1. Meningkatnya kekerasan remaja,
  2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk,
  3. Meningkatnya perilaku merusak diri (narkotika, miras, seks bebas dll),
  4. Semakin kaburnya pedoman moral,
  5. Menurunnya etos kerja,
  6. Rendahnya rasa tanggungjawab individu/bagian dari bangsa,
  7. Rendahnya rasa hormat pada orang tua/guru,
  8. Membudayanya ketidakjujuran,
  9. Pengaruh kesetiaan  kelompok remaja yang kuat dalam kekerasan,
  10. Meningkatnya rasa curiga dan kebencian terhadap sesama

 

Ciri-ciri kehancuran sebuah negara yang disampaikan oleh Thomas Lickona tersebut nampaknya sudah nyata di depan mata kita.

Kekerasan remaja sudah seperti hal biasa di negeri ini.

Lahirnya kelompok-kelompok remaja seperti geng motor yang beberapa bulan lalu menghebohkan bangsa ini adalah bukti adanya kecenderungan anak muda pada kekerasan. banyak lahirkan kelompok mafia bidang hukum.

Masyarakat sudah semakin permisif, masing-masing mementingkan diri sendiri dengan tidak memperdulikan lingkungan disekitarnya.

Sikap individualis sudah menjadi panutan di negeri ini. Akibatnya, pergaulan bebas telah mendarah daging di masyarkat. Negeri yang notabene mayoritas muslim ini, telah mengalami penggerusan identitas. Nilai-nilai luhur bangsa dan agama telah dikesampingkan diganti dengan nilai-nilai sekuler, liberal dan individualis.

Hal ini merupakan bukti kemengan barat di dalam menanamkan nilai-nilai ideologis mereka pada masyarkat kita.

 

HUTANG TIDAK TERKENDALI

Defisit utang negara yang semakin membengkak mengakibatkan ancaman menuju kehancuran Indonesia semakin nyata. Kecemasan itu diungkapkan relawan Jokowi yang tergabung dalam Barisan Relawan Nusantara (Baranusa). Karenanya, Baranusa mendesak Presiden Jokowi segera mencopot Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (SMI) dari jabatannya.

Ketua Baranusa, Adi Kurniawan meyakini Sri Mulyani akan masuk dalam daftar reshuffle. Penyebabnya, karena menteri berpredikat terbaik dunia itu gagal dalam mengelola keuangan negara.

Menurut Adi, utang negara yang semakin membengkak menjadi ancaman tersendiri bagi Indonesia. “Dan ancaman negara ini menuju kehancuran semakin nyata,” pungkas Adi

 

Pandemi virus Corona tak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan tetapi juga perekonomian. Bahkan beberapa negara sudah mengonfirmasi mengalami resesi, seperti yang terbaru Singapura.

Dan krisis ini pun turut diakui oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan belum lama ini Jokowi mengaku prospek perekonomian Indonesia cukup buruk.

“Kita harus berani berbuat sesuatu untuk ini diungkit ke atas lagi,” ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan APBD di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. “Momentumnya adalah di bulan Juli, Agustus, September. Kuartal tiga. Momentumnya ada di situ.”

“Kalau kita enggak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa,” imbuh Jokowi, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Kamis (16/7). “Harapan kita hanya ada di kuartal ketiga. Juli, Agustus, dan September.”

 

Jokowi membenarkan bahwa saat ini Indonesia sedang dalam situasi kritis terkait dengan sektor ekonomi dan kesehatan. Oleh karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap seluruh pihak bisa bekerja sama mengendalikan situasi yang ada.

“Jangan sampai tidak terkendali. Enggak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja, enggak bisa. Ya COVID-19 nya juga nanti malah naik kemana-mana,” jelas Jokowi. “Enggak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul di gas dan remnya betul.”

 

Berkikut dikutip dari Makassar.terkini.id .

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais, memaparkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tengah berada diambang kehancuran. Menurutnya hal ini dipicu oleh oligarki, yang sudah mengontrol semua lini kehidupan di tanah air, terkhusus mengenai ekonomi dan demokrasi. Akibatnya, rakyat tidak bisa mengontrol dan menentukan nasib bangsanya sendiri. “Bedebah ekonomi bangkit. Oligarki. Oligarki itu ngawur, seenak mereka saja. Ini tidak boleh terjadi. Demokrasi kita di bawah rezim Jokowi sudah sampai ke titik nadir. Sudah antara oleng dengan kebangkrutan,” kata Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais, Sabtu, 15 Januari 2022 saat pelantikan Pengurus DPW Partai Ummat Riau.

 

UPAYA YANG DILAKUKAN

Adanya berbagai gejala negatif di ranah sosial dan politik di negeri ini harus segera diselesaikan. Jika masyarakat bangsa ini terlena dengan buaian sanjungan dan pujian negara lain atas sistem demokrasi di negeri ini, kita akan hancur dengan sendirinya.

Kita tidak boleh terlena dengan sanjungan yang semu tersebut. Sebaliknya kita harus berhati-hati terhadap setiap nilai dan ideologi yang masuk ke negara ini.

Penyaringan terhadap nilai-nilai itu perlu dilakukan karena serangan ideologis lebih berbahaya dibandingkan dengan invasi militer sekalipun. Itu sebabnya kewaspadaan dan kehati-hatian atas pengambilan kebijakan di negeri ini perlu dilakukan.

Pemerintah memiliki peran penting di dalam menjaga keberadaan bangsa ini. Pemerintah selaku penentu aran pembangunan harus mengambil langkah-langkah strategis agar kejayaan bangsa ini tetap diakui oleh bangsa lain.

Tidak ada musuh terberat di dunia ini kecuali musuh terhadap diri sendiri. dari zaman penjajahan telah terbukti berjaya karena telah berhasil mengusir penjajah di negeri ini.

Namun sekarang ancamannya bukan penjajahan fisik, mulai dari penjajahan secara ideologis, politis dan ekonomis akan menjadi tantangan berat bangsa ini.

 

Itu sebabnya perlu diambil langkah-langkah strategis untuk menjaga eksistensi bangsa ini:

Pertama, perlu dilakukan pengambilalihan aset-aset bangsa ini dari tangan asing. Gagasan Soekarno untuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di negeri ini nampaknya perlu digalakan kembali. Pengambilalihan perusahaan asing di negeri ini akan mampu mengembalikan kekayaan sekaligus kejayaan bangsa ini untuk menjadi negara yang makmur. Bangsa ini tidak akan pernah bisa berjaya sepanjang masih dalam kekangan  dan intervensi negara lain. Salah satu hal yang memgang peranan penting adalah kekayaan alam yang terdapat di bumi tercinta ini.

Kedua, pemerintah harus menggalakan produk dalam negeri. Pemerintah memiliki kewenangan mengatur segala produk yang beredar di negeri ini. Itu sebabnya pengaturan terhadap persebaran produk perlu dikendalikan agar masyarakat tidak terjajah dengan produk-produk luar negeri. Produk dalam negeri harusnya lebih diutamakan agar memberikan kesejahteraan rakyat banyak. Membanjirnya produk-produk luar negeri hanya akan memberi keuntungan pada segelintir orang. Padahal banyaknya produk luar negeri nyata-nyata telah menjadi ancaman vital atas eksistensi negara ini.

Ketiga, masyarakat bangsa ini telah kehilangan identitas. Nilai-nilai luhur Pancasila yang ditanamkan oleh para Founding Father negeri ini telah luntur seiring dengan membanjirnya arus informasi yang sedemikian terbuka. Globalisasi telah menjadikan rakyat bangsa ini kehilangan arah, bahkan lupa terhadap identitas diri sendiri. Pancasila dianggap barang aneh dan asing bagi generasi muda di negeri ini. Generasi penerus kita lebih bangga dengan produk budaya luar negeri dibandingkan dengan budaya sendiri. Faham ini telah membawa perilaku yang menyimpang bagi sebagian besar generasi muda. Walhasil, negeri ini seolah negeri tidak bertuan, yang menjadi bancaan bagi banyak kekuasaan asing. Itu sebabnya pemerintah harus mengembalikan orientasi budaya masyarakat kepada ideologi bangsa, Pancasila.

Pembatasan terhadap faham-faham sekuler dan faham apapun yang dapat mengancam identitas bangsa perlu dikendalikan. Pengendalian ini penting dilakukan mengingat derasnya arus informasi telah menjadikan masyarakat negeri ini kehilangan arah. Ideologi pancasila seolah tidak berdaya, bahkan dianggap sudah hilan ditelan bumi. Terbukti banyak masyarakat kita yang tidak faham falsafah negara ini. Negara-negera kuat adalah mereka yang dengan sagala daya upaya mempertahankan identitas bangsanya. Negara-negara seperti Cina, Jepang, Korea dan Amerika adalah negara-negara yang komit terhadap identitas bangsanya. Tidak jarang negara-negara tersebut tidak malu-malu menunjukan lambang negaranya dimana pun mereka berada.  bagaimana dengan khasus masyarakat kita. Lambang negara hanya keluar setahun sekali, itupun dengan pemahaman nilai yang sangat kering.

Keempat, munculnya ormas-ormas gadungan yang saat ini menjamur di negeri ini akibat lemahnya hukum. Pemerintah harus mengatur dan mengendalikan organisasi-organisasi yang bisa melemahkan persatuan dan kesatuan. Setiap organisasi yang lahir akan membawa faham, pemikiran dan ideologi yang berbeda. Hal ini akan melahirkan kondisi mudahnya masyarakat dipecah belah dan diadudomba. Rakyat akan berperang melawan saudaranya sendiri, masing-masing saling tikam dengan teman sendiri. Walhasil, negeri ini lemah dan rentan terhadap serangan dari negara lain.

Kelima, sudah saatnya bangsa ini mengevaluasi diri akan orientasi demokrasi yang diimplementasikan selama ini. Demokrasi yang kita anut sekarang ini sepertinya telah kebablasan. Kita menganut sistem demokrasi yang digaungkan oleh Amerika Serikat secara membabibuta. Kita bangga dicap sebagai negara yang paling demokratis, padahal sesungguhnya kita telah dipecahbelah. Barat memuji kita karena meraka telah berhasil memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa kita.

Siapapun yang memimpin negara ini kiranya perlu meluruskan kembali sistem demokrasi yang nyata nyata telah salah arah ini.

Lahirnya banyak partai yang begitu menjamur di negeri ini nyata-nyata telah menyulitkan kita sendiri. Kondisi ini semakin melemahkan ikatan emosional sesama masyarakat.

Bukan hanya itu, lahirnya multi partai juga boros anggaran. Sistem kepemimpinan kita semakin lemah, dimana komando dari atas  kebawah semakin lemah. Walhasil, budaya korupsi merajalela dari Sabang sampai Meroke. Kondisi ini juga semakain mempersulit penyelesaian masalah di negeri ini.

Kita hanya berharap mudah-mudahan pertolongan Tuhan hadir kembali pada rakyat bangsa ini. Di jaman penjajahan, kekuatan persatuan dan kesatuan umat telah mampu mengobarkan semangat mengusir penjajah di negeri ini.

Anugrah Tuhan telah menyatukan umat manusia yang ada di negeri ini bersatu padu membentuk sebuah kekuatan yang tidak terkalahkan oleh senjata-senjata super canggih.  Itu sebabnya kita berharap uluran tangan Tuhan datang kembali kepada bangsa ini, sebelum bangsa ini benar-benar berada dalam kehancuran.

Hanya saja  didalam Firmannya Tuhan tidak akan merubah nasip suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak berusaha merubahnya.