Kekerasan Rumah Tangga, Anak Meninggal, Istri Dianiaya, Kasus Seksual

Ditulis Oleh : Labai Korok Piaman

 

Sekarang di media sosial viral berita kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) diantaranya terjadi kasus pemukulan istri yang akhirnya pingsan dan seorang anak tiri dianiaya di Padang Pariaman sampai meninggal.

Kasus seperti ini kedepan akan banyak terjadi karena memang ekonomi masyarakat sekarang dalam kondisi sulit, semua harga-harga naik, kebutuhan pokok mendasar pun tidak bisa mencukupi akibat pemerintah menaikan pajak, BBM naik atau langka, minyak goreng mahal dan lainnya.

Beban berat ini juga akan semakin melilit keluarga dimana saatnya akan masuk akhir bulan Ramadhan dan hari raya. Secara teori sosial budaya Sumatera Barat menggambarkan bahwa perilaku konsumtif masyarakat meningkat seperti beli baju baru, buat kue-kue, hantaran kesana-kesini, mempercantik rumah dan gaya-gaya konsumtif lain meningkat.

Akhirnya kekerasan dalam rumah tangga semakin meningkat, semakin banyak kasusunnya. Jika disimpulkan KDRT pemicunya paling dominan secara teori antaranya adalah persoalan kesejahteraan atau masalah ekonomi keluarga.

Kekurangan kerap memicu terjadinya kekerasan fisik yang bermula dari kekerasan verbal. Tanpa disadari, seorang istri menghina suaminya karena tak mampu memenuhi kebutuhan keluarga.

Jika tak bisa menahan emosi, maka suami pun bisa bertindak konyol. Beberapa kejadian kasus pembunuhan terdahulu yang dilakukan oleh suami atau sebaliknya, disebabkan karena kekerasan verbal.

Dalam terori psikologi humanistik, psikolog Abraham Maslow menyebutkan bahwa seseorang memiliki kebutuhan dasar untuk dicintai dan kebutuhan esteem. Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, ia menghendaki adanya cinta dan penghormatan atas harga dirinya. Maka, jika orang lain melakukan sebaliknya, sisi negatif seseorang bisa hadir.

Masalah ekonomi yang menjadikan keluarga hidup dalam kemiskinan juga banyak memantik kekerasan seksual pada anak. Banyak kisah, seorang ayah mencabuli anaknya karena mereka tidur dalam satu kamar. Kehidupan seperti itu tak mereka inginkan, tapi kemiskinan membuat mereka tak bisa menyediakan tempat tinggal yang layak untuk keluarga.

Penulis berharap agar Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota hadir memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk kebutuhan pokok seperti beras, gula, tepung, minyak goreng, bantuan dana langsung dan kebutuhan lainnya agar KDRT bisa ditekan atau dihilangkan.

Pemerintah pun membantu perbaikan rumah yang tidak layak huni. Sehingga kekerasan seksual dengan keadan tempat tinggal layak tidak akan terjadi lagi kasus seksual di Sumatera Barat ini.

Barang tentu tuntutan dan harapan ini juga perlu diberikan kepada masyarakat sendiri terutama angku ninik mamak, para ulama agar memberikan pembinaan kepada anak kemenakan agar tidak hidup konsumtif, harus hidup sederhana dan sesama berbagilah untuk menghindari terjadinya KDRT.

 

Editor  :  Robbie