DLHK Provinsi Bengkulu Miliki Stasiun Pemantau Udara Yang Mampu Bekerja 24 Jam

BENGKULU88 Dilihat

DLHK Provinsi Bengkulu Miliki Stasiun Pemantau Udara Yang Mampu Bekerja 24 Jam

Bengkulu,Kabardaerah.com – Provinsi Bengkulu memiliki Stasiun pemantauan kualitas udara yang terpasang di depan kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu.

Alat pemantau kualitas udara ini bekerja 24 jam secara nonstop dengan  menggunakan alat Air Quality Monitoring System (AQMS) yang dipasang oleh pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI pada tahun 2019 lalu.

Menanggapi kualitas alat Air Quality Monitoring System (AQMS) yang dipasang oleh pihak KLHK RI tersebut, Kabid pengelolaan sampah, Limbah B3 dan pengendalian pencemaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu YANMAR, SKM memberikan apresiasi atas keberhasilan pelaksanaan program uji kualitas udara di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sampai 2016 yang berjalan dengan sukses, serta memiliki hasil pemantauan yang baik, dan hasil pelaksanaan uji emisi udara wilayah Provinsi Bengkulu terbagus se-Indonesia.

“Untuk mengetahui kondisi udara buruk atau tidak itukan perlu riset dan menggunakan alat resmi yang sudah di sediakan di setiap provinsi. Maka dari itu kita mengapresiasi atas keberhasilan tentang program uji kualitas udara di Provinsi Bengkulu ini. Mudah-mudahan alat pantauan yang ada di provinsi bengkulu ini dapat mendeteksi kondisi udara, dalam keadaan baik maupun buruk,” jelas Yanmar, Jumat (17/06/22).

Yanmar juga menyampaikan bahwa Alat pemantau kualitas udara tersebut mendapatkan perawatan rutin per 3 bulan dari vendor TRUSUR yang ditunjuk oleh KLHK, untuk melakukan perawatan sensor alat, kalibrasi alat, penggantian sensor, dan perawatan rutin stasiun AQMS.

“Untuk pemantauan kualitas udara di Provinsi Bengkulu kita memiliki alat yg terkoneksi langsung ke KLHK yg dipasang di halaman DLHK Provinsi Bengkulu. Alat tersebut memenuhi standar kualitas pemantauan udara, baik dari segi kualitas alat, sensor, kalibrasi alat, perawatan rutin dari vendor untuk menjaga kualitas hasil pengujian dari alat tersebut,” tambahnya.

Yarman menyebutkan bahwa data yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh berbagai hal, contohnya dari sumber polutan, meteorologi (kelembaban dan kecepatan angin) serta lokasi penempatan alat. Jika penempatan di roadside dan kondisi ramai kendaraan pasti kualitasnya tidak bagus, begitupun sebaliknya.

Sehingga untuk mengatakan kualitas udara di suatu kota/wilayah tertentu menjadi baik/buruk tidak dapat hanya dihasilkan dari beberapa data, tetapi diperlukan banyak data yang mewakili gambaran seluruh wilayah.

“Dari hasil pantau kualitas udara Bengkulu yang diambil dari stasiun pantau Air Quality Monitoring System (AQMS) di tanggal yang sama, menunjukkan bahwa kualitas udara Bengkulu masih dibawah baku mutu dan dalam kondisi baik,” demikian Yanmar. (Pzr) (Adv)