• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik
Rabu, 6 Juli 2022
Kabardaerah.com
  • HOME
  • BERITA UTAMA
  • DAERAH
    • D.K.I JAKARTA
      • BENGKULU
    • ACEH
      • SUMATERA SELATAN
    • BANTEN
      • PAPUA BARAT
    • RIAU
      • D.I YOGYAKARTA
    • GORONTALO
      • KALIMANTAN SELATAN
    • KALIMANTAN TENGAH
      • KALIMANTAN TIMUR
    • KALIMANTAN UTARA
      • BALI
    • LAMPUNG
      • MALUKU
    • NUSA TENGGARA BARAT
      • NUSA TENGGARA TIMUR
    • SULAWESI BARAT
      • SULAWESI SELATAN
    • SULAWESI TENGAH
      • SULAWESI UTARA
  • HUKUM & KRIMINAL
  • POLITIK
  • INTERNASIONAL
  • OPINI & ARTIKEL
  • ADVERTORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • FIGUR
  • TRENDING TOPIC
Tiada Hasil
Semua Hasil
Kabardaerah.com
Tiada Hasil
Semua Hasil
HOME JAKARTA BABEL JABAR BANTEN JATENG RIAU SULUT ACEH SUMUT KEPRI SULBAR SULTENG SULTRA GORONTALO SULSEL MALUKU MALUT PAPUA BARAT KALTARA KALSEL KALTIM PAPUA SUMBAR JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG JOGJA JATIM NTB NTT BALI KALBAR KALTENG

Koalisi dan Perselingkuhan Kader Partai Politik

22 Juni 2022

Ditulis Oleh  :  Saliful Huda Ems

Lawyer dan Pemerhati Politik

 

 

Menjelang masuknya tahun politik, tentu banyak peristiwa politik yang terjadi akhir-akhir ini, diantaranya adalah mulai terbentuknya uji coba kerjasama antar partai politik. Herannya banyak politisi dan media yang memberikan istilah untuknya sebagai koalisi partai. Istilah ini sesungguhnya sangatlah keliru dalam pandangan Ilmu Hukum Tata Negara, karena koalisi itu harusnya terjadi setelah diadakannya Pemilu, dimana masing-masing partai politik peserta Pemilu dapat diketahui hasil perolehan suaranya, lalu mereka yang menginginkan dapat dukungan politik lebih banyak dari partai lainnya yang memiliki kesamaan kepentingan. Mereka kemudian memutuskan untuk berkoalisi dengan partai lain yang dikehendakinya. Sedangkan jika sebuah partai merasa sudah kuat kalau mau berkuasa sendirian, ia bisa saja tak memerlukan koalisi.

Kalau sebelum diadakannya Pemilu kemudian ada partai politik yang ingin bergabung atau melebur dengan partai lainnya, itu namanya fusi atau peleburan partai politik. Istilah Koalisi Partai sendiri sebenarnya lebih dikenal di negara yang menganut Sistem Parlementer, bukan di negara yang menganut Sistem Presidensial seperti di Indonesia. Koalisi Partai di negara yang menganut Sistem Parlementer ini bisa terjadi, manakala Partai Politik pemenang Pemilu menginginkan terjadinya stabilitas pemerintahan yang akan diperolehnya, hingga nantinya terbentuklah Pemerintahan Koalisi. Selain itu Koalisi Partai juga berfungsi untuk meraih dukungan politik yang lebih banyak lagi dari beberapa partai lain yang memiliki perwakilannya di parlemen. Sedangkan partai politik yang tidak ikut dalam koalisi partai yang berkuasa, otomatis akan berkoalisi pula dan menjadi kelompok oposisi pemerintah.

ArtikelLainnya

Partisipasi Dan Peran Perempuan Dalam Dunia Politik

Gubernur Arinal  Tinjau  Danau Ranau Lampung Barat, Lokasi Investasi  PT. Japfa Comfeed

Wagub Chusnunia,Hadiri Paripurna Raperda tentang pertanggungjawaban  APBD 2021

Di Indonesia yang menganut Sistem Presidensial, partai politik yang memperoleh suara banyak dan memenuhi Presidential Threshold, otomatis bisa mengajukan sendiri calon Presiden dan Wakil Presidennya. Sedangkan untuk partai yang kalah dan tidak memenuhi Presidential Threshold harusnya tetap mendukungnya, karena dalam Sistem Presidensial istilah Oposisi itu juga tidak dikenal, kecuali di negara yang menganut Sistem Parlementer. Olehnya, apa yang selama ini terjadi dalam praktek perpolitikan di Indonesia, tentulah banyak yang salah kaprah. Dan karena itu pula pada akhirnya, disaat menjelang Pilpres partai-partai politik yang sebelumnya memproklamirkan diri telah berkoalisi dengan partai tertentu, seperti yang saat ini terjadi Koalisi Gerindra dengan PKB, atau Koalisi Golkar dengan PAN dan PPP biasanya akan bubar di tengah jalan. Dan yang lebih memalukannya lagi itu seorang mantan Presiden dua periode, yang ngemis-ngemis ke Ketua Umum Partai NASDEM untuk memaksakan anaknya yang politisi pemula itu untuk jadi Calon Wakil Presiden yang akan diusung Partai NASDEM. Pemilu saja belum kok sudah ngemis duluan ke partai lain.

Koalisi yang tidak permanen bukanlah koalisi, tetapi uji coba kerjasama partai politik. Dan karena uji coba kerjasama partai politik ini arahnya lebih banyak pada sebuah manuver politik untuk tes ombak (test the water), sejauh mana reaksi partai politik lainnya dan sejauh mana reaksi masyarakat terhadapnya, maka uji coba kerjasama partai politik yang demikian tidaklah perlu terlalu diperhitungkan. Pada akhirnya koalisi-koalisian ini akan bubar dengan sendirinya setelah Pemilu selesai, dan didapatkan masing-masing perolehan suaranya. Gerindra misalnya, setelah nantinya tahu bahwa PKB ternyata jadi partai gurem karena ditinggalkan oleh warga Nahdliyin, maka dengan sendirinya Gerindra akan kabur dari PKB dan merapat ke partai lain yang lebih menjanjikan untuk berkoalisi dengannya.

Karena Koalisi Partai tidak menjadi hal yang penting bagi kita, maka hal yang perlu dilakukan oleh partai politik di negara yang menganut Sistem Presidensial seperti Indonesia ini, sebenarnya adalah kewaspadaannya pada kader-kader partainya yang berselingkuh dengan calon presiden atau wakil presiden yang akan diusung oleh partai lainnya. Mereka inilah yang seharusnya lebih layak untuk dipikirkan oleh partai politik, sebab jika tidak demikian maka kader peselingkuh itu eksistensinya akan sangat membahayakan bagi partai tersebut. Apalah artinya kemenangan Pemilu bagi partai tertentu, jika nantinya mereka salah mengusung calon presiden atau wakil presiden hanya karena adanya konspirasi jahat atau perselingkuhan politik dari kadernya dengan calon presiden atau wakil presiden yang akan diusung oleh partai lainnya?.

Perselingkuhan kader politik ini nampaknya sudah terjadi di beberapa partai, khususnya di PDIP. Bagaimana mungkin beberapa orang kader PDIP begitu gencarnya menyerang kader terbaik sesama partainya, yang punya potensi besar untuk diusung jadi Capres dan menang dalam Pilpres? Kalau PDIP masih membiarkan kader-kadernya bermanuver dengan cara menyerang sesama kader partainya sendiri yang berpotensi untuk menang dalam pertarungan Pilpres, lalu apa artinya kerja kerasnya PDIP selama ini untuk melakukan kaderisasi dengan melalui tempaan panjang proses tumbuhnya leadership baru di partainya, terlebih ketika partai tersebut nantinya sudah memperoleh kemenangan dalam Pemilu? Sapere aude.

KirimTweetBerbagi

BERITA TERKINI

Lapas Kelas II B Banyuasin Mendapat Kunjungan dari Komandan Batalyon Arhanud 12 SBP

by ISFA ROZI Sumsel
5 Juli 2022

Banyuasin, KabarDaerah.com- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIB Banyuasin Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan mendapat kunjungan dari...

Polres Lahat Upacara dan Syukuran Perayaan Hari Bhayangkara ke 76

by ISFA ROZI Sumsel
5 Juli 2022

Kabar daerah.com | Lahat --Pada hari Selasa 05 Juli 2022 ,jam 08.00 bertempat di halaman gedung kesenian lahat, Kapolres Lahat...

Tim Perkim Kabupaten Lahat Turun Ke Lokasi Cek Fasum Perumahan Arkomba

by ISFA ROZI Sumsel
5 Juli 2022

Kabardaerah.com | Lahat – Tim dari Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Lahat turun langsung kelokasi Perumahan Bukit Arkomba...

Selanjutnya

BERITA POPULER

  • Ini Dia 8 Provinsi yang Terdampak Korona di Indonesia

    161 Bagikan
    Berbagi 161 Tweet 0
  • Gadis Jenius Ini Habisi Nyawa Kedua Orang Tuanya Secara Sadis

    0 Bagikan
    Berbagi 0 Tweet 0
  • Ahok Sebut Mantan Istrinya Selingkuh Sejak si Selingkuhan Masih Bujangan hingga Istrinya Mau Lahiran

    0 Bagikan
    Berbagi 0 Tweet 0
  • Kenapa Menjanda? Karena Bersuami Belum Tentu Bahagia

    1059049 Bagikan
    Berbagi 1059049 Tweet 0
  • Jika Kasus Covid 19 Terus Naik, Jokowi Isyaratkan Tutup Tatanan New Normal

    0 Bagikan
    Berbagi 0 Tweet 0
  • Astaga, Refly Harun Mulai Berkicau Bongkar Kronologi Kasus Harun Masiku  Singgung Elit  PDIP 

    0 Bagikan
    Berbagi 0 Tweet 0

Kabar Daerah Network

  • Aceh
  • Sumut
  • Sumbar
  • Kepri
  • Riau
  • Jambi
  • Sumsel
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Babel
  • Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jabar
  • Jateng
  • Jatim
  • NTB
  • NTT
  • Bali
  • Kalbar
  • Kaltara
  • Kalteng
  • Kaltim
  • Kalsel
  • Sulut
  • Sulbar
  • Sulteng
  • Sultra
  • Sulsel
  • Gorontalo
  • Malut
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat

Tentang Kabar Daerah

PT KABAR DAERAH INDOMEDIA

Media Online & TV Streaming Nasional

Portal berita dan TV Streaming nasional yang tersebar di seluruh Indonesia. Memberikan informasi daerah terupdate, tercepat dan terlengkap.

Seluruh Wartawan Kabar Daerah dibekali oleh ID Card dan Surat Tugas yang terdaftar dalam Box Redaksi.

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik
Tiada Hasil
Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA UTAMA
  • DAERAH
    • D.K.I JAKARTA
      • BENGKULU
    • ACEH
      • SUMATERA SELATAN
    • BANTEN
      • PAPUA BARAT
    • RIAU
      • D.I YOGYAKARTA
    • GORONTALO
      • KALIMANTAN SELATAN
    • KALIMANTAN TENGAH
      • KALIMANTAN TIMUR
    • KALIMANTAN UTARA
      • BALI
    • LAMPUNG
      • MALUKU
    • NUSA TENGGARA BARAT
      • NUSA TENGGARA TIMUR
    • SULAWESI BARAT
      • SULAWESI SELATAN
    • SULAWESI TENGAH
      • SULAWESI UTARA
  • HUKUM & KRIMINAL
  • POLITIK
  • INTERNASIONAL
  • OPINI & ARTIKEL
  • ADVERTORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • FIGUR
  • TRENDING TOPIC


© 2018 PT. Kabar Daerah Indomedia

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.