Sutan Riska Masuk Bursa Capres 2024 dari PDI-P

BERITA UTAMA, FIGUR11 Dilihat

Jakarta, KabarDaerah.com – Sejak Kemerdekaan Republik ini, banyak tokoh-Tokoh Minang bermain dipentas Nasional, mereka punya peranan yang cukup penting di Republik ini.

“Era Presiden Soeharto, banyak tokoh Tokoh Minang seperti mantan Gubernur yang menjadi jadi Menteri, Era Reformasi mulai sepi tampil dikancah nasional, ada sih ada tapi pada umumnya banyak yang hilang tanpa bekas, Apakah yang salah??,” ucap Husni Nahar.

Yang berkembang saat ini di Sumbar, Sutan Riska Bupati Dharmasraya mulai menggaung namanya. Secara Nasional, Jawa Tengah Gubernurnya Ganjar Pranowo hampir dipilih oleh seluruh masyarakat Jawa Tengah, Anies Bawedan mantan Gubernur DKI Jakarta yang sekarang masuk dalam bursa Capres didukung dengan poling tertinggi saat ini.

Bupati Dharmasraya yang juga Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Sutan Riska Tuanku Kerajaan, masuk dari 11 nama Bursa calon Presiden Republik Indonesia yang disebut oleh Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristiyanto dalam keterangan persnya Jum’at (15/10/22).

11 nama yang disebut oleh Sekjen DPP PDI-P yakni Gubernur Jawa Tengah., Ganjar Pranowo, Putri Megawati Soekarnoputri., Prananda Prabowo Ketua DPR RI., Puan Maharani, Gubernur Sulawesi Utara., Olly Dondokambey, Gubernur Bali., Wayan Koster, Menteri Sosial., Tri Rismaharini, Djarot Syaiful Hidayat, Mantan Bupati Banyuwangi., Abdullah Azwar Anas, Ketua Umum HIPMI., Mardani H Maming dan Ketua APKASI yang juga Bupati Dharmasraya., Sutan Riska Tuanku Kerajaan.

 

Sumbar bagaimana….???

Juga muncul dengan Gubernurnya sebagai seorang tokoh nasional kedepan yang akan bertanding di kancah Capres Nasional 2024 mendatang.

Rakyat Sumatera Barat, baik yang ada di Ranah Minang ataupun di perantauan diseluruh wilayah NKRI dan Manca Negara. tak ada salahnya bahkan perlu direnungkan.

Rakyat Sumatera Barat yang telah lama tidak dilirik tertinggal di kancah kepemimpinan Nasional kedepan.

Apakah yang kurang dengan Sumatera Barat ..? sebut Husni Nahar mengakhiri.