Strategi Kampanye Golkar Menyasar Pemilih Milenial

POLITIK8 Dilihat

JAKARTA,KABARDAERAH.COM – Partai Golkar akan menerapkan strategi kampanye yang salah satunya menyasar pada kaum milenial pada pemilu 2024 mendatang. Strategi tersebut untuk menarik suara generasi muda yang diperkirakan mencapai angka 60 persen dari total pemilih pada Pemilu 2024.

Demikian kata politisi Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno. Menurutnya, partai politik tertua berlambang pohon beringin itu akan mengedepankan tokoh-tokoh muda sebagai wajah partai, sekaligus menarik perhatian generasi muda dengan kebijakan-kebijakan yang menyasar pemilih muda. Keduanya dilakukan bersamaan.

“Harus berbarengan ya. Tentu untuk terus mengingatkan dan mempertegas posisi Golkar dalam memperbesar porsi pemuda pasti harus menampilkan politisi-politisi muda. Selain yang ada di internal Golkar, juga merekrut dari luar. Supaya generasi muda masuk ke dalam Partai Golkar, dan maju dalam pileg atau pilkada,” kata Dave Laksono, Rabu (23/11/2022).

Selain itu, partai berlambang beringin itu juga memfokuskan pada kebijakan-kebijakan pro generasi muda. Salah satunya dengan memperjuangkan kebijakan perundang-undangan yang memihak pada kaum muda.
“Harus ada tindakan konkret dalam bentuk kebijakan yang berpihak pada generasi millenial. Pertama, dalam kebijakan perundangan di DPR,” ujarnya.

Sebelumnya, hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis pada akhir September menyebutkan Partai Golkar menduduki posisi pertama untuk tingkat popularitas di kalangan generasi muda.

Menurutnya, Fraksi Partai Golkar di DPR selama ini turut berupaya keras untuk menggolkan berbagai kebijakan yang menjadikan generasi muda sebagai lokomotif.

“Seperti Omnibus Law, Desain Besar Olahraga Nasional, lalu juga harmonisasi pajak, tiga hal ini yang berpihak ke generasi muda karena dengan itu memudahkan bagi generasi muda untuk memiliki rumah, mencari pekerjaan, membuka lapangan pekerjaan, menarik investasi dari luar, transformasi ekonomi digital,” ungkapnya.

Selain itu, kader Golkar yang duduk di parlemen juga berupaya keras untuk menyampaikan dan membumikan capaian Ketum Golkar Airlangga Hartarto dalam bidang ekonomi. Selama ini, capaian dan kinerja apik Airlangga dalam bidang ekonomi dinilai kurang tersosialisasikan ke masyarakat. “Itu tugas kita di DPR untuk mempertegas benang merahnya,” tuturnya.

Program Kreatif

Menanggapi hal itu, Oeneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiarti mengatakan, pemilih muda menjadi target dari banyak partai di Pemilu 2024 mendatang. Jumlah yang besar dengan karakter yang khas harus bisa ditaklukan oleh parpol.

“Berbasis data proyeksi populasi Bappenas, lebih dari 50 persen voters dalam pemilu 2024 merupakan pemilih muda dari usia 17 tahun sampai di bawah 40 tahun. Mereka saat ini merupakan generasi yang melek informasi politik meski mereka tidak selalu aktif berorganisasi politik atau bahkan menyampaikan gagasan politiknya,” jelas wanita yang akrab disapa Puput itu, Rabu (23/11/2022).

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto berfoto bersama dengan para petinggi Golkar (Istimewa)

Menariknya, kebanyakan dari pemilih muda ini tendensinya adalah sebagai swing voters. “Dan menentukan pilihan politik pada masa-masa akhir hari pemilihan. Hal ini yang menjadikan partai politik harus pintar-pintar meraih mereka menjadi pemilihnya dalam pemilu, dan dalam konteks ini strategi mendapatkan pemilih muda harus dipikirkan serius,” ungkap Puput.

Puput menambahkan, selain bermain media sosial ada hal lain yang bisa dilakukan. “Caranya tentu bisa bermacam-macam, mulai dari membawa kader-kader muda partai menjadi lebih aktif dan muncul ke ruang publik, misalnya menjadikan kader partai muda menjadi caleg, pengurus strategis partai, juru kampanye dan lainnya,” ujarnya.

Keder muda juga membawa program-program partai yang pro anak muda, pro perubahan. “Misalnya partai memikirkan tentang upaya meningkatkan kewirausahaan dan industri kreatif yg banyak dijalankan oleh anak muda dan partai juga harus lebih inovatif mengemas cara kampanye yang melek digital, dimana banyak anak muda kemudian mengaksesnya,” tandas Puput. **