LEBAK BANTEN,KABARDAERAH.COM-Nelayan Indonesia merupakan satu kelompok masyarakat yang masih terbelit dalam masalah kehidupan sehari-hari. Kehidupan mereka sangat bergantung pada alam laut. Ketika alam laut tidak bersahabat, mereka tidak banyak menangkap ikan. Namun, ketika mereka laut bersahabat, dan tangkapan ikan banyak, tidak banyak orang membeli hasil tangkapan mereka.
Hal itu dikemukakan oleh Mikael Mali, Program Leader dari Himpunan Masyarakat Nelayan Indonesia (HMNI), dalam kunjungan bersama rombongan ke kampung Cimandiri Laut di Kabupaten Lebak. Kunjungan ini merupakan kegiatan perdana dari program HMNI, yang mengusung tema “Sapa Nelayan Nusantara, Menjaring Aspirasi.”
Cimandiri Laut adalah satu kampung nelayan yang terletak di pesisir selatan Provinsi Banten. Di kampung itu, terdapat 240 nelayan yang tercatat secara resmi menjadi anggota HMNI, yang ditandai dengan kartu tanda anggota.
Kondisi kampung yang menghadap ke Samudra Indonesia itu tentu saja memberi tantangan tersendiri bagi para nelayan. Alur laut lepas yang sangat ekstrem tentu saja sangat mengganggu kinerja para nelayan di kampung Cimandiri Laut.
Selain masalah alam, para nelayan juga menghadapi masalah pemasaran hasil laut mereka. Mereka telah menghadapi masalah itu selama berpuluh-puluh tahun dan belum ada jalan keluarnya. Sementara itu, dinas perikanan kabupaten tidak memiliki program atau kegiatan yang jelas untuk membantu masyarakat nelayan di sana.
Dikatakan, masyarakat nelayan memiliki masalah terkait dengan pemasaran, ketersediaan bahan bakar, dan teknologi pascapanen agar hasil tangkapan mereka bisa bertahan lebih lama. “Harga bahan bakar semakin mahal. Ditambah dengan hasil penjualan yang tidak bagus, hal itu sangat memberatkan keadaan para nelayan,” kata Mikael lebih lanjut.
HMNI, kata Mikael, akan menyapa nelayan di berbagai tempat, untuk lebih menyelami permasalahan mereka. “HMNI bertujuan untuk membantu para nelayan keluar dari kesulitan mereka. Kami ingin agar pemerintah daerah, khususnya dinas perikanan memberhatikan kebutuhan para nelayan. Kami akan menjadi penghubung mereka dengan pemerintah,” kata Mikael lebih lanjut.
Ini merupakan kunjungan perdana. HMNI berencana untuk menyapa sejumlah kelompok nelayan dalam waktu setengah tahun ini hingga Desember 2024. Lokasi yang direncana tersebar di beberapa tempat di Jawa, Sumatera, Bangka, Flores dan Maluku Utara.
HMNI merupakan satu organisasi yang memberi perhatian khusus pada peningkatan kesejahteraan para nelayan. Caranya, HMNI berusaha melakukan peningkatan kapasitas dengan memberi pelatihan dan edukasi. Para nelayan perlu dibekali dengan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkunan, manajemen usaha perikanan yang efisien, dan pemasaran.
Berkomitmen Bantu Para Nelayan, Program HMNI Didukung oleh Tokoh Lebak
Lebak, Banten, Minggu, 11 Agustus 2024 Gayung bersambut. Dengan komitmen untuk membantu mengatasi masalah para nelayan, misi dan program HMNI mendapat dukungan dari seorang tokoh masyarakat Lebak. Dukungan itu diberikan pada kesempatan kunjungan perdana dari program Sapa Nelayan Nusantara, yang berlangsung pada Minggu, 11 Agustus 2024 yang lalu.
Dukungan itu diberikan oleh Hj. Lista Hurustiati, SH, MH, dalam satu pertemuan di rumahnya. Tokoh yang merupakan seorang pengacara dan politisi itu sangat ingin melihat kesejahteraan nelayan, terutama di kampung Cimandiri Laut. “Saya sangat ingin agar para nelayan Cimandiri Laut hidup aman, nyaman dan sejatera,” katanya. Ia mengatakan pula bahwa ia siap mendukung semua program yang akan direalisasikan oleh DPP HMNI. Dukungan itu sangat penting mengingat 90% warga Cimandiri Laut adalah nelayan.
Karena dukungan itu, Mikael Mali, selaku Program Leader HMNI menyematkan topi HMNI, sebagai tanda sebagai dukungan moril dan materil yang diberikan oleh Ibu Hajjah Lista Hurustiati, yang juga kelahiran Cimandiri Laut. ** Dion Pare.