Bengkulu Selatan – KabarDaerah.Com – Pemberangkatan beberapa kepala desa di bengkulu selatan mengikuti study tiru dengan rute Bali – Jakarta – Jogja sampai saat ini masih ramai di bicarakan di kalangan media terlebih lagi di antara seluruh peserta juga ikut serta Kadis DPMD Herman Sunarya dan Camat manna Arif Gunawan masing masing membawa istri.
Study tiru di selenggarakan untuk paŕa kepala desa atau aparatur desa yang mewakili namun di pemberangkatan para peserta kades yang di laksanakan 17/09/2024 lalu juga ikut serta kadis DPMD serta istri dan oknum camat manna serta istri,apakah untuk pembiayaan mereka para peserta kades menggangarkan biaya lebih dari masing masing peserta, atau sesuai arahan dari yang mengkoordinir.
Berdasarkan hasil rincian seluruh total dana dari masing masing peserta, masing masing peserta menyetorkan biaya Rp 11.000.000,- untuk biaya travel Rp 6.675.000,- untuk biaya uang saku Rp 3.000.000,-dari rincian yang terpakai ada sisa Rp 1.325.000,-apakah dari sisa tersebut yang membiayai Kadis DPMD dan oknum camat manna beserta istri mereka,kalau bukan di kemanakan sisa rincian biaya tersebut.
Dan yang lebih heran lagi ada beberapa oknum kepala desa di kecamatan kedurang ilir yang tidak mendapat tanda tangan SPT dari camat namun mereka tetap memaksakan untuk ikut,sepertinya ada oknum yang bisa bertanggung jawab dengan kades yang tidak mendapat tanda tangan SPT dari camat mereka.
Tanggapan dari inspektur inspetorat Hamdan Sarbaini terkait pembiayaan studi tiru
saat di temui di ruang kerjanya inspekrur menjelaskan
“iya kalau untuk saat ini belum bisa mengaudit terkait penggunaan dana desa untuk studi tiru karna masih tahun anggaran berjalan,tapi kalau pembiayaan itu di gunakan untuk membiayai oknum di luar peserta kades,jelas jelas itu tidak di perboleh kan lebih lebih lagi oknum tersebut membawa istri.tegas inspektur.
Dengan banyaknya kejanggalan di pemberangkatan study tiru ini di minta kepada KEJARI BS serta INSPETORAT BS untuk menindak lanjuti serta memeriksa biaya anggaran para peserta dikarnakan kuat dugaan ada oknum nakal yang sengaja mengkoordinir yang mau mencari keuntungan.
Hingga berita ini di terbitkan upaya konfirmasi dengan pihak pihak terkait terus di upayakan,sebab terilahat dari postingan akun facebook salah satu peserta lebih menonjolkan ke tour bukan studi tiru,sesuai dengan tampilan foto mereka di tempat rekreasi yang tidak ada azaz manfaat untuk kemajuan desa.