KabarDaerah.com – Tulisan berikut dikutip dari Tirto.id
Sejak satu dekade lalu, Prabowo tampak begitu akrab dengan kekalahan. ketika maju sebagai calon Wakil Presiden untuk mendampingi Megawati Soekarno Putri pada 2009, Prabowo harus kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono, sang petahana yang berpasangan dengan Boediono.
Pada 2014, Prabowo kembali maju, kali ini sebagai calon Presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa. Megawati memilih undur diri dari palagan, dan mendorong kadernya yang tengah bersinar: Joko Widodo.
Pertama kalinya pemilihan presiden dan wakil presiden yang hanya diisi oleh dua calon. Mereka bermuka-muka, dua kubu pendukung berhadap-hadapan, polarisasi pun terjadi. Pertarungan sengit terjadi tidak hanya di lapangan, tapi juga di linimasa media sosial. Kampanye hitam pun merebak.
Dalam catatan PoliticaWave, situs yang mencatat percakapan di media sosial, seperti dikutip BBC, pasangan Jokowi-Kalla mendapat serangan kampanye hitam sebesar 94,9 persen dan kampanye negatif sebesar 5,1 persen. Sementara kampanye hitam bagi pasangan Prabowo-Hatta 13,5 persen, dan serangan kampanye negatif sebesar 86,5 persen. Singkatnya, media sosial gaduh oleh kedua kubu pendukung.
Deklarasi Kemenangan dan Sujud Syukur
Pilpres digelar pada 9 Juli 2014. Beberapa jam setelah pencoblosan, lembaga-lembaga survei melakukan hitung cepat berdasarkan sejumlah sampel. Mayoritas angka yang dihasilkan dari hitung cepat tersebut menunjukkan kemenangan bagi pasangan Jokowi-Kalla.
Namun, bertempat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Prabowo beserta para pendukungnya justru menyatakan bahwa ia dan pasangannya keluar sebagai pemenang.
“Saudara-saudara sekalian, sebangsa setanah air, teman-teman media, kami dari Koalisi Merah Putih memantau dan mengumpulkan keterangan yang masuk dari quick count sejumlah lembaga survei dan dari lembaga survei yang kami gunakan sebagai acuan. Kami bersyukur bahwa semua keterangan yang masuk menunjukkan bahwa kami, pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta, mendapat dukungan dan mandat dari rakyat Indonesia,” kata Prabowo sebagaimana dilansir Kompas.
Ucapannya itu sontak disambut sorak sorai para pendukungnya. Setelah itu, mereka melakukan sujud syukur selama kira-kira 7 detik. Kemudian disambung dengan gema takbir dan nyanyian lagu “Prabowo Presidenku” serta yel-yel kemenangan.
Sebelumnya, klaim kemenangan ini sempat juga diungkapkan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD. Menurutnya, sejumlah hasil hitung cepat lembaga survei menguatkan alasannya.
Namun kemenangan curang yang diterima Jokowi, seakan akan adalah berkah, Jokowi dan pengikutnya tidak sadar bahwa yang mereka lakukan adalah keruntuhan wibawa yang sangat dalam.
Rakyat tidak rela suara mereka dibuat sebagai permainan, yang menang dikalahkan, yang kalah dimenangkan oleh sebuah rekayasa.
Hari ini, sebagai masyarakat tentunya berharap kepada Prabowo, Rakyat mengamanahkan keadilan dan kemakmuran yang dicita citakan yang termaktup dalam pembuakaan UUD 1945 segera bisa diterima rakyat. Selamat Bapak presiden Prabowo, jangan khianati Rakyat. (Red)