Oleh : LETKOL CZI YULI HARTANTO, SE. / Dansatgas TMMD ke-122 Kodim 0721/Blora
Memiliki jalan nan mulus menjadi impian Warga Dusun Kedung Kenongo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Jangan heran kehadiran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 0721/Blora begitu dinantikan oleh 1.000an warga yang tinggal jauh di pinggiran hutan itu.
ANGIN kemarau membawa panas. Bertiup kencang, mematahkan ranting-ranting jati yang kini mengering. Runtuh, patah, jatuh ke tanah. Mentaripun perlahan mulai meninggi, teriknya kini tepat di ubun-ubun, panas menyengat, keringat pun mengalir deras, membasahi baju loreng yang kupakai.
Ada kelegaan didada, membuat panas terik dan angin yang menerbangkan debu-debu dari jalanan yang dipadatkan membuatku tidak merasakan panasnya. Aku, Letkol Czi Yuli Hartanto, SE, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 0721/Blora, ingin bertahan di sini. Membantu para prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TMMD ke-122 ini bekerja bersama warga. memanggul batu, memalunya, lalu menatanya di jalanan yang telah dipadatkan.
Jalan Makadam 1.700 Meter
Kutarik ujung kerah seragam loreng dengan jemari, kuusapkan berulang di wajah, menyeka keringat yang terus mengucur. Sementara pandangan kutajamkan, jauh menatap hamparan jalan makadam sepanjang 1.700 meter dan lebar 3 meter yang sebentar lagi tuntas.
Senyum ini tidak lagi bisa kutahan, mengembang, membayangkan wajah-wajah ceria warga dari Dusun Kedung Kenongo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang sebentar lagi akan memiliki jalan tembus yang akan memudahkan mengangkut hasil pertanian.
Ingatanku melayang, pada sebelum Satgas TMMD ke-122 ini masuk ke dusun ini. Jalanan ini hanya berupa jalan setapak, yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Sekitar 1000-an warga yang tinggal di dusun ini harus berputar melewati empat desa hanya demi menjalankan aktivitas hariannya. Kini mereka tidak lagi berputar hingga 20 kilometer, hingga memakan waktu 1 jam perjalanan, tapi keberadaan TMMD ke-122 mampu memangkas jarak tempuh tinggal 2 kilometer dan perjalanan cukup 15 menit saja bisa keluar dari dusun.
Kualihkan pandangan pada prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-122 yang terlihat kelelahan. Seketika nuraninya terketuk, “Istirahat dulu!” perintahku. “Istirahat, makan dan minum. Badan kalian harus tetap sehat. Masih banyak pekerjaan yang menanti, jadi jaga kesehatan. Ayo istirahat,” perintahnya lagi. Dan langsung dijawab kompak, “Siap komandan!”.
Seketika semua menghentikan pekerjaanya. Menyemut, mengitari bakul berisi nasi bungkus daun jati, juga minuman yang telah disiapkan. Merekapun telihat lahap meski dengan lauk sederhana.
Bisa kubayangkan, cuaca panas membuat mereka para anggota Satgas yang berjumlah 150 orang dari dua matra TNI, yakni Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) dibantu personel Kepolisian, harus bekerja keras untuk menyelesaikan jalan ini.
Hampir saja aku pesimis, ketika tiba-tiba Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Kapten Inf Maningsun, meyakinkanku. “Tenang Komandan. Masyarakat di sini membantu pekerjaan Satgas. Setiap hari bergiliran tanpa kita minta,” yakinnya menghilangkan keraguanku.
Kutepuk pundaknya, kemudian pandanganku beralih pada anggota Satgas yang sedang menikmati makan siang. “Semangat terus. Selesaikan tugas kalian tepat waktu!” kataku menyemangati.
Entah air mata ini nyaris tumpah menyaksikan semangat mereka. Walau aku tahu benar perjuanganya begitu berat. Mengangkut batu, memalu, lalu menatanya, butuh kerja keras. Kuperhatikan tangan-tangan mereka melepuh, terkelupas, namun semangat mereka terus menyala. Terus dan terus bekerja tanpa kenal lelah.
Sinergi TNI-Rakyat
Kebersamaan itu pula yang mendapat apresiasi Komandan Korem (Danrem) 073/Makutarama Kolonel Inf Ari Prasetya, SE, MHan. Dia pun mengungkapkan, program TMMD ke-122 merupakan suatu program terpadu antara TNI dan Pemerintah Daerah yang bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan. Harapannya, kesejahteraan masyarakat di daerah semakin meningkat.
“Selain itu, program TMMD juga sebagai upaya untuk mempererat kemanunggalan antara TNI dan rakyat agar semakin kuat. Dan itu dibuktikan dengan bekerja bersama-sama dalam pembangunan sarana dan prasarana yang ada di pelosok wilayah, khususnya di Kabupaten Blora ini,” tegas Danrem.
Senada, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, ST, MM, mengapresiasi kegiatan TMMD yang merupakan dukungan nyata TNI kepada Pemerintah Daerah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat. “Kami berharap sinergitas ini terus terjalin semakin baik, demi menggerakkan perekonomian serta semua sektor dalam bingkai NKRI,” ujarnya.
Selain, harap Plt Bupati, keberadaan TMMD mampu mewujudkan kabupaten yang andal, unggul, makmur, dan berkeadilan. Jangan heran bila anggaran sebesar Rp1,5 miliar rela dikucurkan demi mewujudkan harapan itu. “TMMD telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya semangat gotong royong membangun bangsa, semua bahu membahu memberikan sumbangan pikiran, ide, dan gagasan, tenaga, dan juga materi,” harapnya.
TMMD lanjutnya, dapat memberikan kontribusi terhadap percepatan pencapaian target pembangunan melalui pemberdayaan ekonomi di daerah, demi meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan kemiskinan, serta menempatkan desa sebagai subjek pembangunan.
“TMMD bukan semata-mata membangun sarana fisik bagi masyarakat, melainkan juga menumbuhkan semangat percaya diri agar mampu mengelola potensi yang dimiliki untuk kesiapsiagaan menghadapi setiap ancaman dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi”, tambahnya.
Hidupkan Budaya Gotong Royong
Terkait sinergi, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi, SIP, MSi memaparkan, TMMD ke-122 ini sebagai momentum untuk semakin meningkatkan sinergi, menggugah kesadaran bersama untuk selalu menghidupkan budaya gotong royong, mempererat tali persaudaraan, merajut kebersamaan dan persatuan, meningkatkan karya, inovasi dan prestasi, membangun daerah. Hal ini sejalan dengan tema kali ini, yakni “Darma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah”.
TMMD lanjut Pangdam, sebagai program lintas sektoral yang melibatkan TNI, lembaga pemerintah daerah, serta segenap lapisan masyarakat, merupakan salah satu langkah nyata guna mengatasi berbagai permasalahan, seperti akses jalan transportasi yang belum ada atau belum layak, serta membantu penanggulangan kemiskinan.
TMMD bukan domain TNI semata, melainkan program bersama semua komponen bangsa yang dilakukan sebagai upaya untuk mengakselerasikan pembangunan, memeratakan kesejahteraan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat sekaligus meningkatkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“TMMD ini merupakan upaya untuk membantu pemerintah guna mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan yang wilayahnya sulit dijangkau,” jelasnya.
Bangkit Menuju Desa Mandiri
Sementara Kepala Desa (Kades) Suyatman menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta membangun akses jalan di desanya melalui program TMMD ke-122 ini. “Mudah-mudahan dengan jalan sepanjang 1.700 meter yang dibangun ini ekonomi di desanya semakin bangkit menuju desa mandiri,” ucapnya.
Apresiasi yang sama juga datang dari Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) Markas Besar TNI AD (Mabesad) yang pimpin Brigjen TNI Taufik Shobri, MHan, menyusul pencapaian kinerja pembangunan yang memuaskan mulai pengerjaan proyek jalan, talud, jembatan, hingga pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH).
“Ini bagus, dalam upaya mempercepat progres pembangunan, Satgas TMMD bersama warga setempat bekerja serentak dengan semangat dan motivasi tinggi. Kerja sama antara TNI dan masyarakat ini kita harapkan dapat mempercepat penyelesaian proyek serta memenuhi harapan masyarakat,” tegasnya.
Diharapkan, dengan adanya semangat kolaboratif ini, pembangunan akan berjalan lancar dan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat setempat. Proyek ini diharapkan tidak hanya memenuhi target waktu, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi warga Blora khususnya masyarakat Dusun Kedung Kenongo, Desa Sidomulyo.
Sasaran Fisik dan Nonfisik
TMMD ke 122 Kodim 0721/Blora ada tiga sasaran, yakni sasaran fisik, non fisik, dan sasaran tambahan program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. Sasaran Fisik selain pembangunan jalan makadam sepanjang 1.700 meter x lebar 3 meter juga ada pembangunan jembatan panjang 6 meter x lebar 3,7 meter. Disusul pembangunan talud di tiga titik, masing-masing sepanjang 269 meter, 230 meter, dan 349 meter. Dan pembangunan sumur bor 3 unit.
Sedangkan sasaran nonfisik berupa penyuluhan-penyuluhan, seperti, penyuluhan wawasan kebangsaan (Wasbang), penyuluhan lalu lintas, pendampingan industri rumah tangga (UMKM), penanggulan bencana alam, penyuluhan hasil pertanian, pelestarian lingkungan, penyuluhan pengasuhan anak dan pernikahan anak, pendidikan anak putus sekolah, penyelesaian perkara dengan restorasi justice, penyuluhan pentingnya update ijazah di KK, sertifikasi pertanian, pencegahan deman berdarah, pencegahan stunting, dan sertifikasi pertanahan.
Serta sasaran tambahan berupa program unggulan dari Kasad yakni, rehab RTLH sebanyak 9 unit dan bantuan rumah 1 unit.
Dampak Positif TMMD
Kini setelah semua sasaran itu tuntas, aku hanya bisa berharap mampu memberikan dampak positif yakni mendukung percepatan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya keberadaan jalan akan menjadikan warga yang mayoritas petani akan mudah mengangkut hasil pertanian. Sehingga desa yang warganya masuk dalam kemiskinan ekstrim ini akan terentas.
Pembangunan talud agar masyarakatnya terhindarnya dari bahaya longsor karena hidup di daerah hutan yang rawan akan banjir bandang. Sementara rehab RTLH, diberikan pada masyarakat kurang mampu nantinya bisa hidup sehat, meningkatnya tarap hidup mereka, sehingga mereka mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan. Dan pembangunan sumur bor, yang merupakan program unggulan Kasad ini mampu memberikan ketercukupan akan air bersih di wilayah yang selama ini kesulitan mengakses air bersih.