Perjuangan di Jalan Berbatu: Dedikasi Kami untuk Desa Mamminasae dalam TMMD ke-122

Oleh Letkol Inf Moch Rizki Hidayat Djohar / Komandan Kodim 1407/Bone

Desa Mamminasae di Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, membentang di hadapan kami, seperti berlian yang belum terasah. Di tengah panas menyengat yang membakar tanah kering, debu beterbangan menyambut setiap langkah kami dan roda yang berputar. Jalanan berbatu ini, yang penuh liku dan rintangan, menguji keteguhan kami sejak awal.

 

Lokasi kegiatan TMMD yang masih tanah dan penuh batu.

Siang itu, saya melintasi jalur berbatu di atas sepeda motor. Berjalan dengan perlahan di antara tumpukan bebatuan, ban motor sesekali tergelincir, memaksa saya lebih berhati-hati. Ini bukan sekadar jalan yang dilalui, tetapi medan berat yang harus dilawan oleh warga setiap hari. Mereka mengangkut hasil pertanian, persediaan, dan kebutuhan hidup lainnya melalui jalur ini, bahkan dalam kondisi hujan yang membuat jalanan lebih berbahaya.

Mengapa Kami Datang ke Sini?

Satgas TMMD Kodim 1407/Bone yang sedang mengaduk semen.

TMMD ke-122 bukan hanya program pembangunan. Di setiap tetes keringat, di setiap embusan napas saat mengangkat beban, ada harapan yang kami bawa. Harapan bahwa kami, TNI, bisa menjadi bagian dari kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat desa ini. Mamminasae, dengan segala keterbatasannya, membutuhkan sentuhan yang berbeda, perhatian yang lebih besar. Kami hadir di sini untuk menjadi jembatan yang membawa perubahan tersebut.

Bupati Bone, Andi Winarno Eka Putra, berbagi semangat yang sama ketika ia bertemu dengan warga. “Kebersamaan kita dalam TMMD ini bukan sekadar kebetulan. Desa Mamminasae memang pantas mendapat perhatian khusus. Bersama TNI, mari kita bangun desa ini dengan penuh gotong royong,” katanya dengan penuh semangat.

Pembangunan Rabat Beton, Jalan yang Lebih Kokoh untuk Masa Depan

Pembangunan rabat beton.

Pembangunan rabat beton menjadi solusi pertama yang kami canangkan. Melihat jalanan ini, saya membayangkan warga yang berjuang mengangkut hasil kebun mereka atau anak-anak yang berangkat ke sekolah dengan jarak yang tidak pendek. Rasanya seperti menatap ke arah mereka sambil berkata, “Kita tidak akan membiarkan ini terjadi lagi. Kami di sini untuk membangun jalan yang akan membuat hidup lebih mudah, lebih aman.”

Hari demi hari, saya melihat warga dan anggota TNI bahu-membahu, mencampur semen, menyusun batu, dan menyelesaikan satu demi satu bagian jalan. Tak ada yang mengeluh. Semua yang ada di sini paham, jalan ini bukan hanya sarana fisik, tapi juga simbol perubahan.

Air Bersih untuk Warga Mamminasae

TMAB yang sudah bisa di nikmati oleh warga.

Desa ini, seperti yang saya dengar dari warga, sudah lama merasakan kekurangan air bersih. Dalam kondisi kemarau, sumur-sumur mengering, dan kebutuhan air menjadi barang mahal yang harus dicari jauh-jauh. Ini sungguh menyentuh hati saya. Bagaimana mungkin kebutuhan dasar seperti air harus diperjuangkan dengan susah payah?

TMMD ke-122 hadir dengan solusi, melalui program TNI Manunggal Air Bersih (TMAB). Saat kami melakukan pengeboran sumur dan pemasangan pipa untuk mengalirkan air bersih, saya melihat kilauan harapan di mata warga. Mereka melihat bahwa perubahan itu mungkin. “Air ini seperti kehidupan bagi kami, Pak. Terima kasih karena sudah mendengar suara kami,” kata seorang ibu yang berdiri memandangi pengeboran sumur dengan tatapan penuh haru.

Rumah Layak Huni dan Rumah Ibadah, Menyentuh Hati Warga

Pembangunan RTLH.

Di balik bangunan-bangunan yang sederhana, terdapat kehidupan yang sangat bersahaja. Warga Mamminasae hidup dengan ketulusan hati, meski banyak di antara mereka yang tinggal di rumah yang hampir roboh. Melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), kami memberikan sentuhan kecil yang bisa membuat kehidupan mereka lebih nyaman. Melihat wajah warga yang bersinar saat rumah mereka direnovasi, saya merasakan kebahagiaan yang berbeda bahwa apa yang kami lakukan adalah nyata dan berdampak besar.

 

Perehaban Masjid.

Tak hanya tempat tinggal, kami juga melakukan perbaikan pada masjid desa, tempat warga berkumpul dan mengikat persaudaraan. Bagi mereka, masjid ini lebih dari sekadar tempat ibadah; ia adalah pusat komunitas, tempat setiap kisah dan doa mereka berbaur. Melihat masjid yang lebih rapi dan kokoh, saya tahu bahwa kami telah menyentuh sisi spiritual yang penting dalam kehidupan mereka.

Kebersamaan TNI dan Warga: Semangat Gotong Royong yang Tidak Akan Terlupakan

 

Kebersamaan anggota satgas TMMD dengan warga saat minum Kopi bersama

Di sela kegiatan besar itu, kami juga membawa penyuluhan, kesehatan, pendidikan, dan bakti sosial. Semua ini untuk menguatkan pemahaman bahwa kami hadir bukan hanya untuk membangun infrastruktur, tetapi juga membangun pengetahuan, membangun kesadaran. Dari setiap kegiatan ini, saya melihat betapa kuatnya gotong royong yang terjalin antara TNI dan warga.

 

Danrem 141/Tp Brigjen TNI Sugeng Hartono, S.E., M.M memberikan Bansos saat penutupan TMMD

Penutupan TMMD ke-122 terasa sangat emosional. Brigjen TNI Sugeng Hartono, S.E., M.M., hadir untuk menyaksikan hasil dari kebersamaan ini. Saat beliau menyampaikan apresiasi, saya merasakan bangga yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kami tidak hanya meninggalkan jalan, sumur, rumah, atau masjid; kami meninggalkan jejak kebersamaan yang akan terus hidup di hati warga Mamminasae.

Kami datang ke Desa Mamminasae bukan sekadar untuk menjalankan tugas. Kami datang untuk membawa perubahan, untuk menjadi bagian dari cerita yang lebih besar. Mamminasae kini memiliki jalan yang layak, air bersih, rumah yang kokoh, dan masjid yang indah. Tapi yang terpenting, kami telah menanamkan semangat bahwa melalui kebersamaan dan gotong royong, tidak ada yang mustahil. Kami, TNI, telah meninggalkan hati kami di desa ini—dan Desa Mamminasae akan selalu menjadi bagian dari kami.