VATICAN-Staf Dikasteri untuk Dialog Antar-Agama Takhta Suci Vatikan Romo Markus Solo Kewuta,SVD atau disapa Padre Marco,menyampaikan update terkini proses pemulangan jenazah Presiden Dikasteri Dialog Hubungan Antar Agama Tahta Suci Vatican,Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot, MCCJ, yang wafat pada Senin 25 November 2024 di Rumah Sakit Gemelli di kota Roma, Italia.
Informmasi tersebut diterima redaksi Kabardaerah.com di Jakarta pada Rabu (27/11/2024) malam pukul 23.03 WIB lewat rekaman Voice Note. Rekaman suara tersebut berisi seputar proses misa requiem,pemberkatan jenazah,hingga rencana penerbangan jenazah almarhum Kardina Muguel Ayuso ke Negara asal dan kampung halamannya di Spanyol.
“Jadi kami baru selesai dengan Misa Requiem Rabu (27/11/2024) bertempat di Basilica Santo Petrus Vatica,” kata Padrea Marco mengawali update perkembangan proses pemulangan jenazah Kardinal asal Spanyol itu.
Misa Requiem dipimpin oleh Kardinal Yohanes Giovani Battista Re atau Cardinale Giovani Batista Re, ketua Kollegium para Kardinal, dengan dihadiri oleh puluhan Kardinal, puluhan para Uskup dan kami dari Dikasteri untuk Dialog Antar Agama atau Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama (PCID),Paus Fransiskus,serta kami para pastor yang bekerja disana juga ikut berkonselebrasi di altar.
Liturgi Misa Requiem dengan mengabil tempat di dalam Katedral Basilica Santo Petrus yang terletak di belakang altar Utama.
Sekitar pukul 13.30 waktu Vatican Peti Jenazah Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot terbuat dibawah dari Rumah Sakit Gemelli di kota Roma, Italia. Peti Jenazah lalu dibawah masuk ke dalam Basilia Santo Petrus.
Padre Mmarco menjelaskan, bahwa Peti jenazah almarhum Kardinal Muguel Ayuso terbuat dari Kayu Pinus berwarna agak coklat dan kehitaman.
Selain puluhan kardinal dan para uskup,serta pastor-pastor yang hadir dalam Misa Requiem juga sekitar 20 an orang dari keluarga terdekat almarhum Kardinal Ayuso dari Spanyol,kampung halaman mendiang.
Hadir juga para pastor para pemimpin dan anggota Imam dari Kongregasi M.C.C.J (Missionarii Comboniani Cordis Jesu atau Misionaris Comboni dari Hati Yesus) dimana Kardinal Ayuso menjadi salah satu dari anggota misionaris tersebut. Para dari Comoniani Cordis Jesu bersama 20 an anggota keluarga menempati kursi yang tersedia di dalam Basilica Santo Petrus,Vatican tersebut.
“Misa hari ini berjalan lancar dengan menggunkan bahasa latin. Kotbah dibawakan oleh Kardoinal Yohanes Gionai Batista Re dalam bahasa Italia. Beliau membacakan riwayat hidup dari almarhum Kardinal Ayuso. Ia memberikan kata-kata yang penuh apresiasi dan pujian kepada Kardinal yang sudah melewati begitu banyak jalan hidup atau tempat-tempat yang dia berkarya memberikan pelayanan, ujar Padrea Marco yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate “Pendidikan Dialog Lintas Agama” pada Kantor Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-Umat Beragama di Vatikan.
Lanjutnya, dalam Kotbah juga Kardinal Yohanes Gionai Batista Re,menyebut almarhum benar-benar mempersiapkan dirinya dengan baik dengan spesifikasi dalam Agama Islam dan Bahasa Arab.
“Dengan demikian tepatlah kalau Paus Benediktus 16 kemudian mengangkat beliau menjadi Uskup,dan selanjutnya oleh Paus Fransiskus diangkat sebagai Kardinal menjabat Presiden Dikasteri Dialog Antarumat Beragama di Tahta Suci Vatican,” urai Anggota misionari Serikat Sabda Allah (SVD) asal Flores,NTT-Indonesia ini.
Masih kata Kardinal Batista Re, beliau juga merupakan orang atau tokoh yang dicari dibutuhkan banyak orang untuk konsultasi, memberikan nasihat dan kebijakan-kebijakan. JAdi itulah yang diangkat dan disampaikan oleh Kardinal Batista Re, dalam Kotbah Misa Requiem Rabu sore waktu vatican.
Setelah itu,di akhir perayaan misa requiem Paus Fransiskus datang untuk memberkati peti jenazah dan diikuti ritus penutupan dan selanjutnya Peti Jenazah dibawah keluar dan disemayamkan di sebuah tempat untuk menunggu proses legalitas dokumen sebelum diterbangkan ke Spanyol.
Selain itu hadir juga para delegasi-delegasi Lintas Agama dari berbagai negara. Sayangnya karena waktunya sangat mendadak sehingga banyak orang yang ingin hadir dalam Misa Pemberkatan Peti Jenazah kardinal Ayuso, namun terkendala pengurusan isa dan juga kareda berbagai agenda dan aktivitas mereka.
“Karena mendadak sehingga banyak orang yang ingin hadir tetapi kendala soal visa dan berbagai jadwal aktivitas mereka juga sulit membatalkan program-program mereka sehingga yang hadir pada hari ini sekitar 40-an dari lintas agama.”kata Padre Marco.
Ada wakil-wakil Agama Islam dari negara-negara Arab, ada juga wakil-wakil Islam dari kota Rumah dan Italia, perwakilan Hindu,Budha, ada juga dari suku Sakai sebuah komunitas di dalam agama Buddha, dari Jepang juga hadir umat lainnya yang sudah pernah bekerja sama dan dekat dengan almarhum Kardinal Ayuso.
Misa Requiem berjalan selama 1 jam 15 menit lalu setelah itu dilanjutkan dengan pamitan dan kemasannya.
“Sayang sekali bahwa peti jenazah masih harus disimpan atau disemayamkan lagi untuk satu malam karena alasan paspor orang meninggal belum keluar. “ujarnya.
“Jadi masih ditunggu dulu malam ini (Rabu malam) dan disimpan di satu tempat sembahyang di kota Roma lalu besok Kamis (28/11/2024) mudah-mudahan semua sudah lancar dan bisa diterbangkan ke Sapanyol ,negara dan kampung halaman almarhum untuk selanjutnya dimakamkan. “kata Padre Marco Solo Kewuta,SVD.
Masih kata Padre Marco, bahwa direncanakan pemakaman akan dilaksanakan pada hari Jumat (29/11/2024) .
“Karena tadi saya ditelepon oleh pemimpin sementara di Kantor kami, bahwa saya dan satu teman diutus untuk mewakili kantor Dikasteri dimana almarhum Kardinal Ayuso memimpin selama ini, untuk menghadiri pemakaman Kardinal Ayuso. Memang sedih,namun semuanya pada tenang dengan perenungan-permenungan untuk mengenang beliau.” tutup Padre Marco Solo Kewuta,,SVD. **
Penulis/Editor : Domi Dese Lewuk.