JAKARTA,KABARDAERAH.COM-Ketua TP PKK dan Ketua Tim Pembina Posyandu Provinsi NTT periode 2025-2030, Mindriyati Astiningsih, hadiri kegiatan pawai budaya untuk menolak kekerasan seksual pada anak-anak dan perempaun di NTT yang dihelat oleh Forum Perempaun Diaspora NTT di Jakarta, di Bundaran Hotel Indonesia, Jl. MT. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 23 Maret 2025 pagi.
”Jadi, yang kita lakukan ini bagian dari gerakan moral . Ya, kalau bicara tentang pembangunan kemajuan bukan hanya masalah fisik tetapi psikis, kondisi batin ,kesejahteraan serta mental spiritual dari warganya. Ini adalah gerakan awal bagi perempuan Diaspora NTT untuk menyuarakan kepedulian kita, menyuarakan keprihatinan kita, sekaligus juga menggugah kesadaran masyarakat bahwa isu kekerasan terhadap perempuan dan anak terutama kekerasan seksual yang semakin maraK akhir-akhir ini,” kata istri gubernur NTT, Melky Laka Lena kepada kabardaerah.com, Minggu 23 Maret 2025
Menurut alumni Universitas Sanata Dharma ini, bahwa masalah kekerasan seksual terhadap anak-anak dan perempuan ini tidak bisa kita diamkan begitu saja. Harus ada gerakan yang masif bagi pelaku-pelakunya. Karena korban kekerasan tersebut semmakin banyak.
”Masalah ini tidak bisa kita diamkan dan enggak bisa diselesaikan hanya oleh satu dua pihak, tetapi kita harus bekerja sama seluruh pihak, seluruh elemen masyarakat,aparat Penegak hukum, termasuk juga dari komunitas-komunitas, LBH , LSM dan lainnya yang peduli terhadap keselamatan nasib anak-anak dan perempuan yang terkena dampak atas kekerasan tersebut. Jadi, sekali lagi kita sama-sama bergerak untuk penanganan kasus ini supaya angka kekerasan di NTT menurun.” imbuh Mindryati Astiningsih.
Untuk diketahui, Pawai budaya ini dikikuti lebih dari 200 peserta, terdiri dari berbagai elemen masyarakat Dispora Nusa Tenggara Timur di Jakarta . Kegiatan ini menjadi simbol solidaritas sekaligus bentuk nyata dari komitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak di ini Nusa Tenggara Timur.
Pawai budaya ini bertema ‘ Menolak Kekerasan Seksual pada Anak-anak dan Perempuan din NTT”, terkait kasus yang dilakukan oleh mantan Kapolres Ngada, Fajar Widyadarma Atmaja yang saat ini sedang diproses hukum.
Sementara itu, Ketua Forum Perempuan Diaspora NTT di Jakarta, Sere Aba mengatakan bahwa, pihaknya berharap aksi ini dapat menggugah kesadaran publik untuk tidak tinggal diam terhadap kekerasan seksual yang semakin meningkat khususnya di Nusa Tenggara Timur.
”Kami juga meminta agar pemerintah aparat kepolisian dan seluruh pihak terkait segera mengambil langkah tegas memberikan hukuman serta memberikan rasa aman bagi seluruh perempuan dan anak-anak di Nusa Tenggara Timur,” kata Sere.
”Berharap Kegiatan ini dapat mendorong terciptanya perubahan yang lebih baik serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk bersuara dan bergerak melawan kekerasan seksual di seluruh Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.
Empat Poin Pernyataan Forum Perempuan Diaspora NTT di Jakarta pada pawai budaya menolak kekerasan seksusal terhadap anak-anak dan perempuan di Ntt ;
Pertama, mengutuk keras seksual yang dilakukan oleh mantan Kapolres Ngada, Fajar Widyadarma Atmaja
Kedua, Menuntut hukuman yang tegas bagi pelaku berupa hukuman kebiri dan penjara seumur hidup serta pemberhentian dengan tidak hormat dari institusi Kepolisian Republik Indonesia
Ketiga, memberikan perlindungan dan pemulihan hak korban untuk memastikan hak-hak korban kekerasan seksual dipenuhi dan dilindungi
Keempat, menuntaskan Semua kasus kekerasan seksual pada anak dan perempuan yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.
Domi Lewuk.