Bupati Keerom,Piter Gusbager : OAK dan UAK Stop Jual Tanah!

D.K.I JAKARTA, DAERAH179 Dilihat

 KEEROM,KABARDAERAH.COM-Penegasan itu disampaikan Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut.MUP, dalam perayaan Misa Syukur  memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Keerom ke-22 pada pekan lalu.

“Orang Asli Keerom dukung pendidikan dan Berhenti Jual Tanah,” tegas Piter Gusbager dalam sambutan uasai misa syukur Pelantikan Bupati-Wakil Bupati,sekaligus syukuran HUT Ke-22 Kabupaten Keerom.

Ia meminta agar Orang Asli Keerom (OAK-red) tidak mudah memberikan ijin atau menjual tanah karena lingkungan mendukung keberhasilan pembangunan di Keerom.

Bupati Keerom,Piter Gusbager,S.Hut.,MUP dan Ketua PKK Keerom, Ny. Angela TH Frank Gusbager, ST menghadiri Misa Syukur Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati serta Peringatan HUT ke-22 Kabupaten Keerom (dok.Utusan papua)

”Saya pesan kepada Umat Asli Keerom (UAK-red), kepala suku, ondoafi berhenti jual tanah kepada pemilik modal dan pengusaha”, tegasnya.

Misa sykur dengan konselebran utama Pastor Krispinus Bidi, SVD dan 4 orang Pastor wilayah gerejani setempat dihadiri juga oleh Ketua PKK Keerom, Ny. Angela TH Frank Gusbager, ST, berlangsung di gedung Pramuka Arso Swakarsa.

“Terima kasih kepada semua umat beragama yang terus mendukung dan mendoakan pemerintah dan pembangunan di Keerom. Tepat hari ini masyarakat Keerom merayakan ulang tahun ke-22. Usia 22 tahun ini merupakan usia yang sudah dewasa dan sudah harus mandiri.” ujar nya mensyukuri.

Putera Asli Kerom,Papua itu mengaskan, akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak asli Keerom, karena pendidikan adalah satu-satunya jalan merubah kehidupan seseorang.

” Jika Orang Asli Keerom ingin maju, maka benahi sistem pendidikannya”, ungkapnya.

Menurutnya, sistem pendidikan harus dari hulu ke hilir, dari keluarga sampai ke lembaga pendidikan, juga lingkungan sekitar turut mempengaruhi keberhasilan pendidikan.

Bupati Piter Gusbager juga berpesan kepada orang asli keerom agar terus bicara pendidikan mulai dari dalam rumah, bicara bagaimana anak-anak Keerom ini maju dan berkembang.

”Saya ingin kita semua bicara pendidikan baik di rumah, di kombas, di gereja dan dimana saja”, tegasnya.

Tantangan Gereja Katolik 

Bupati Keerom,Piter Gusbager dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa, lingkungan di Keerom belum begitu mendukung pendidikan, karena maraknya peredaran miras, ganja, judi dan penyakit sosial lainnya yang merembes ke anak-anak usia sekolah.

Oleh karena itu, masalah ini merupakan salah satu tantangan bagi Gereja Katolik di Keerom untuk berpikir menyelamatkan yang “tersisah di atas tanah leluhurnya” sendiri.

Bupati Keerom, Piter Gusbager, SHut, MUP bersama Forkompinda Keerom meninjau langsung ke kawasan HPT di Kampung Byobiosi Bate, Senin (23/8). sumber foto ; (Yewen/Cepos)

” Harapan saya, keluarga, gereja, pemerintah dan adat bersatu selamatkan anak-anak asli Keerom”, ungkapnya.

Tak hanya itu, Bupati Piter Gusbager juga menyampaikan persoalan kerusakan lingkungan yang terjadi di Keerom karena penambangan liar, ilegal loging dan lainnya.

Ensiklik “Laudato Si”

Keprihatinan Bupati Keerom,Piter Gusbager,S.Hut.,MUP itu juga sekaligus menyuarakan keprihatinan Pimpinan Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus terkait kerusakan lingkungan hidup.

Paus Fransiskus memiliki pandangan kuat mengenai kerusakan lingkungan hidup. Ia menekankan perlunya tindakan mendesak untuk melindungi Bumi dan melawan pemanasan global.

Dalam ensikliknya “Laudato Si” (Terpujilah Engkau) pada tahun 2015, Paus Fransiskus menghimbau agar umat manusia berkolaborasi untuk menjaga rumah bersama, yaitu Bumi.

Paus Fransiskus juga mengingatkan tentang dampak negatif perubahan iklim, seperti bencana alam dan pemanasan global, yang terutama berdampak pada masyarakat yang lebih rentan.

Paus Fransiskus secara konsisten mengkritik konsumerisme yang tidak beretika dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, yang menurutnya telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.

Paus Katolik Roma ke-266 itu juga menekankan pentingnya pendidikan ekologis dan perubahan gaya hidup untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Paus Fransiskus juga menyuarakan keprihatinan tentang dampak sosial dari kerusakan lingkungan, di mana orang-orang yang berada dalam kondisi ekonomi buruk seringkali paling menderita akibat perubahan iklim dan pencemaran.

Oleh karena itu, Paus Fransiskus mendorong agar semua orang, termasuk pemerintah dan perusahaan, bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan dan menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Paus Fransiskus juga memberikan harapan bahwa manusia masih memiliki potensi untuk bekerja bersama-sama dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi planet ini, termasuk mendorong anak muda untuk menjadi agen perubahan. **

Berbagai sumber/Editor : domi dese lewuk.