Soal Cadar, Jawaban IAIN Bukittinggi Dinilai Jauh dari Harapan

BERITA UTAMA150 Dilihat

SUMBAR.KABARDAERAH.COM– Sekretaris Jenderal GNPF Ulama Bukittinggi-Agam, Ridho Abu Muhammad mengungkapkan, tanggapan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi di Sumatera Barat atas somasi yang pihaknya berikan tempo hari belum memuaskan.

Sebab tanggapan tersebut ia nilai tidak sesuai dengan harapan mereka. Di antaranya larangan cadar tidak dicabut. Karena itu, ia menegaskan pihaknya menolak tanggapan kampus itu.

“Yang pastinya kita tidak bisa terima jawaban seperti itu. Karena tidak seperti yang diharapkan oleh mayoritas suara yang berkembang di masyarakat Bukittinggi, umumnya Sumatera Barat,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Kamis (22/03/2018).

Pekan depan, tuturnya, mereka akan rapat kembali dengan aliansi umat Islam untuk memutuskan langkah apa yang akan dilakukan terkait jawaban pihak IAIN Bukittinggi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Aliansi Umat Islam Sumatera Barat yang berada di bawah koordinasi GNPF Ulama Bukittinggi-Agam meminta Rektor IAIN Bukittinggi mencabut kebijakan pelarangan cadar terhadap dosen dan mahasiswi di IAIN Bukittinggi.

Rektor juga diminta menggugurkan segala sanksi akademik terkait dosen dan mahasiswi bercadar.

Selanjutnya, mereka meminta rektor menyampaikan permintaan maaf secara terbuka karena peraturan tersebut telah membuat resah dan ketidaknyamanan masyarakat.

Bahkan mereka meminta rektor menertibkan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dan merekomendasikan pemindahan dosen-dosen yang berpaham sekular, liberal, pluralis (SEPILIS).

Diketahui, Rektor IAIN Bukittinggi, Ridha Ahida, menanggapi polemik terkait larangan bercadar termasuk adanya somasi Aliansi Umat Islam Sumatera Barat yang berada di bawah koordinasi GNPF Ulama Bukittinggi-Agam baru-baru ini.

Responsnya dalam bentuk surat yang berjudul “Tanggapan IAIN Bukittinggi”. Surat ini diantar oleh Dekan FTIK, Nunu Burhanuddin, kepada Ketua Tim Delegasi GNPF Ulama Bukittinggi-Agam, Buya Busra Khatib Alam, Rabu (21/03/2018), di Bukittinggi, Sumbar.

Pada Senin (20/03/2018), Aliansi Umat Islam Sumatera Barat yang terdiri dari 19 ormas Islam dan elemen masyarakat Bukittinggi mendatangi IAIN Bukittinggi. Hadir Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAM), Majelis Ulama Nagari (MUNA), Niniak Mamak, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Forum Masyarakat Minangkabau (FMM), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Front Pembela Islam (FPI).

Sebanyak 10 orang perwakilan dari mereka menemui pihak kampus. Mereka diterima oleh Pembantu Rektor I bidang akademik, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Direktur pascasarjana, dan lain-lain. Sayang, Rektor IAIN Bukittinggi tidak hadir. ***

(gunawan/rel)