Indonesia Jadi Negara Pertama Dikunjungi Paus Fransiskus ke Kawasan Asia Pasifik

INTERNASIONAL2738 Dilihat

VATIKAN,KABARDAERAH.COM-Indonesia menjadi Negara pertama kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik : Timor Leste,Singapura dan Papua Newguine.

Pemimpin Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Tahta Suci-Vatican ini dijadwalkan mengunjungi Indonesia 3-6 September 2024. Dari Indonesia ia akan terbang ke Timor Leste, lalu ke Singapura dan mengakhiri perjalanan apostoliknya ke Papua Newguinea (PNG).

Adapun, Undangan Presiden RI kepada Paus Fransiskus telah disampaikan melalui Duta Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2024.

Menurut Duta Besar untuk Tahta Suci Vatcan, Trias Kuncahyono bahwa kunjungan tersebut memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya bagi umat Katolik, namun juga bagi seluruh umat beragama.

“Kunjungan ini diharapkan akan memperkuat pesan toleransi, persatuan dan perdamaian dunia,” kata Dubes Trias Kuncahyono dalam keterangan terulis kepada media massa di Indonesia Jumat pekan lalu.

Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan, Trias Kuncahyono (dok.istimewa)

Trias mengatakan, kunjungan kali ini adalah perjalanan apostolik keluar negeri yang ke-43. Paus Fransiskus memulai masa kepausannya sejak tahun 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri.

Dikatakan, bahwa perjalanan apostolik Paus ke Indonesia yang menjadi pembuka perjalanan apostoliknya ke Asia-Pasifik .Pemimpin umat Katolik sedunia itu akan menjadi paus ketiga yang mengunjungi Indonesia. Dua paus sebelumnya adalah Paus Paulus VI (3 Desember 1970) dan Paus Yohanes Paulus II (8-12 Oktober 1989).

Mantan wartawan Kompas itu menjelaskan, kunjungan Paus Fransiskus ini terlaksana atas undangan Pemerintah Indonesia dan Konferensi Wali Gereja Indonesia. Ini adalah kunjungan yang sangat historis, mengingat sejarah hubungan kedua negara yang sudah panjang.

Untuk diketahui, Indonesia dan Takhta Suci sudah menjalin hubungan diplomatik sejak tahun 1947. Takhta Suci yang mendukung kemerdekaan, kedaulatan, dan keutuhan NKRI menjadi salah negara pertama yang memiliki hubungan dengan Indonesia.

Dubes RI untuk Tahta Suci, Trias Kuncahyono mengatakan hubungan kedua negara ini telah dimulai sejak zaman revolusi. Ketika itu, Paus Pius XII memberikan dukungan dan doa untuk perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan atas usaha diplomasi antara lain dari Uskup Agung Semarang Mgr Albertus Soegijapranata SJ.

Hubungan itu terus dirawat dengan baik hingga kini dan semakin berkembang. Maka pemerintah Indonesia sangat menyambut baik rencana kunjungan Paus Fransiskus itu, yang sebenarnya sudah dilakukan tahun 2020. Hanya karena Covid-19, rencana kunjungan tersebut ditunda.

Dua Perspektif

Trias Kuncahyono menjelaskan, dalam melihat makna kunjungan Paus ini, perlu didasarkan pada dua hal.

Pertama, Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia. Maka kunjungan ini adalah kunjungan gembala (pastor) pada dombanya (umatnya) atau kunjungan Paus pada umatnya.

Adapun, kehadiran pastor pada umatnya tentu yang pertama-tama adalah untuk menyapa, memberikan kebahagiaan, meneguhkan iman, dan memperkuat semangat merasul, melayani.

Kedua, Paus adalah Kepala NegaraTakhta Suci. Maka sebagaimana kunjungan seorang kepala negara ke sebuah negara, tujuannya untuk meningkatkan dan mengokokohkan hubungan kedua negara.

Dari dua hal tersebut maka dapat dikatakan kunjungan Paus ke Indonesia memiliki arti penting “tidak hanya bagi umat Katolik di Indonesia. Tetapi, juga bagi bangsa Indonesia yang multi-agama.”

Maka kunjungan Paus itu juga penting bagi seluruh umat beragama. Kunjungan ini diharapkan akan memperkuat pesan toleransi, persatuan dan perdamaian dunia.

Paus Fransiskus usai menerima hadiah Lukisan Bunda Maria Ibu Segala Suku dari Indonesia dan Gunungan dari Sri SultanHB X dari Delegasi PWKI (Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia) di Lapangan Santo Petrus,Vatikan, Rabu 16 November 2022.  Putut Prabantoro Dewan Pembina PWKI bersalaman dengan Paus ,Mayong Suryolaksono (batik biru?,didampingi Pater Markus Solo Kewuta,SVD . (Dok.PWKI)

Semangat Persaudaraan

Perlu diketahui,selama ini, Paus Fransiskus selalu meperjuangkan semangat persaudaraan, perdamaian, toleransi, serta menjaga kerukunan antar-umat beragama.

“Lewat Dokumen Abu Dhabi (The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together) atau Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan,yang ditandatangani 4 Februari 2019 oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar al Ashar, Mesir, Ahmad al-Tayyib di Abu Dhabi, misalnya, kedua pemimpin agama itu mengajak seluruh umat beragama untuk membangun dan memelihara persaudaraan dan perdamaian.”

Dokumen Abu Dhabi ini menjadi peta jalan yang sungguh berharga untuk membangun perdamaian dan menciptakan hidup harmonis di antara umat beragama. Selain itu juga berisi beberapa pedoman hidup bersaudara yang harus disebarluaskan ke seluruh dunia.

Lalu lewat ensiklik “Fratelli Tutti” yang artinya “kita semua adalah saudara”, Paus mengingatkan kita semua bersaudara.

Ensiklik ini bertujuan untuk mendorong keinginan akan persaudaraan dan persahabatan sosial. Pandemi Covid-19 menjadi latar belakang ensiklik ini. Kedaruratan kesehatan global telah membantu menunjukkan bahwa “tak seorangpun bisa menghadapi hidup sendirian” dan bahwa waktunya sungguh-sungguh telah tiba akan “mimpi sebagai satu keluarga umat manusia” di mana kita adalah “saudara dan saudari semua”.

Gagasan ini sangat penting bagi sejarah umat manusia pada zaman ini.

Selain itu, Paus juga sangat peduli pada penyelamatan lingkungan. Lewat ensiklik “Laodato Si” (Terpujilah Engkau) Paus mengingatkan bahwa “Ibu Bumi sebagai rumah bersama” yang harus dirawat dam dijaga. Ini adalah seruan profetik pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang disandarkan pada ajaran keimanan Katolik.

“Dalam hal perdamian dunia, Paus tak henti-hentinya menyerukan dihentikannya peperangan. Sebab, perang adalah kejahatan kemanusiaan. Perang bukan jalan untuk menyelesaikan persoalan. Maka Paus terus menyerukan dihentikannya perang di Israel-Palestina dan Rusia – Ukraina,”tutup Dubes RI untuk Tahta Suci,Trias Kuncahyono. ** Domi Lewuk.