Tidak Ada Hari Tenang Untuk Melawan Rezim Yang Lancang Menista Ulama

OPINI & ARTIKEL100 Dilihat

Oleh : Nasrudin Joha

Luar biasa, rezim ini begitu bengis, mengerat daging ulama, memangsanya dengan mengerat-erat bak seonggok kotoran yang menjijikkan. Setelah ulama terdahulu, di cincang dengan fitnah pornoaksi, ulama kami yang kini, UAS difitnah dengan isu murahan seputar skandal dengan wanita.

Memang benar, keadaan ini tidak mungkin terjadi, kecuali setelah ulama kami memberikan fatwa untuk menjauhi pintu-pintu istana, menolak jabatan dunia, dan memimpin seriosa perubahan dengan menabuh genderang sebagai dirigennya.

Setelah UAS menabuh genderang, menggantang tabuhan ulama yang lain, untuk menggaungkan semangat perubahan. Perubahan untuk mengganti rezim yang zalim ini.

Rezim tak mampu membendung arus perubahan, apalagi setelah ulama umat, Ust. Abdul Shomad menunjukan penentangan pada kezaliman. Setelah ‘gagal’ mencari ulama pembanding untuk menghadang fatwa ulama umat, mulailah operasi pembusukan dilakukan.

Semua ini, tidak langsung dilakukan tangan-tangan rezim. Tapi ada kaki tangan, yang melakukan tindakan membuat onar, menebar fitnah dan tuduhan, yang itu didiamkan rezim, dan terjadi pada kendali rezim yang memberikan ‘ijma’ atas semua fitnah terhadap ulama.

Wahai umat, tidak ada hari tenang setelah genderang fitnah dan tuduhan secara keji dialamatkan kepada ulama kita. Wahai umat, kita tidak mungkin mengambil sikap bungkam, sementara kekuasaan yang tiran ini lancang menyentuh kepala ulama kita.

Kita, akan melakukan perlawanan penuh, dengan ikhtiar sungguh-sungguh, untuk menumbangkan rezim represif dan anti Islam. Parade penghinaan terhadap ulama, telah menyentuh titik puncaknya. Ini tidak bisa didiamkan.

Masih ada waktu, sebelum kita mengadili rezim, pada tanggal 17 April 2019, untuk menghimpun seluruh kaki dan tangan, yang akan menendang dan mencekik leher kekuasaan tiran ini sampai menemui ajalnya.

Wahai para ksatria, para mujahid sosmed, terus tingkatkan serangan, hujani jantung rezim dengan peluru-peluru kebenaran, agar terkoyak topeng kemunafikan, dan tamparlah muka rezim dengan kekuatan penuh, agar jatuh tersungkur penuh kehinaan.

Wahai rezim, kami memberi toleransi atas luka dan kesakitan yang kami derita. Tapi kami tidak akan pernah berkompromi atas setiap penghinaan yang ditujukan kepada ulama kami.

Wahai rezim, ketahuilah ! Daging ulama beracun ! Kami, akan mengubur jasad rezim bersama seluruh begundal yang menopangnya, pada satu lubang besar yang akan diabaikan zaman, dan dianggap tak pernah ada dalam epos sejarah peradaban bangsa ini. **

(Penulis adalah Aktivis Islam, pemerhati Politik)