Coret Baju Saat Pesta Kelulusan, Masihkah Jadi Tradisi?

OPINI & ARTIKEL149 Dilihat

Penulis berbuka puasa di sebuah lesehan di kota kecil, Argamakmur pada hari ini Senin 13 May 2019.

Saat lagi menikmati menu bukaan, deru motor rombongan anak berpakaian SMU singgah ke lesehan kami. “Bang, bukaan masih ada?” Tanya kepala rombongannya.

“Habis dek.. jawab pemilik lesehan. Agak kecewa memang, namun mereka pamit minta air minum 1 gelas sekedar membuka puasa.

“Hm.. gak sayang baju dicoret2 gitu dek? Salah seorang pengunjung lesehan bertanya?

Diam seribu bahasa, mereka cepat2 pamit pulang.

Penulis tidak ikutan bertanya. Bukan tidak perduli atau bagaimana. Namun ada rasa yang sama saat penulis lulus SMU dulu, eforia bahagia atas kelulusan setelah 3 tahun menimba ilmu itu adalah ‘sesuatu’.

Mereka semua tidaklah keliru, disini penulis mengajak kita semua memahami bahwa beda generasi beda pemahaman juga kebiasaan.

Nilai2 etika tentang baju yang seharusnya diwariskan pada adiknya atau disumbangkan kepada yang membutuhkan ternyata tidak sepenuhnya benar.

Bisa jadi mereka punya beberapa baju seragam, bisa jadi pula mereka ingin mengabadikan baju tercoret itu sebagai kenangan akan perjuangan 3tahun yang lumayan menguras energi, apalagi deg2an saat UAN itu hehe.

Biarlah mereka menikmati dunianya. Selagi masih dalam koridor positif dan bermanfaat.

Selamat menempuh jenjang universitas adik2ku. Jalanmu masih panjang. Setelah eforiamu, masih ada ‘kuliah’,’cari kerja’, lalu yang paling penting jadilah generasi yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

1 lagi yang paling penting jangan lupakan pengorbanan orangtua kalian, buat mereka bangga?