Puluhan Tentara AS Didiagnosis Cedera Otak Akibat Serangan Rudal Iran

INTERNASIONAL50 Dilihat

IRAK.KABARDAERAH.COM- Sebanyak 34 tentara Amerika Serikat (AS) didiagnosis menderita cedera otak traumatis setelah serangan rudal Iran terhadap pangkalan Irak yang menampung pasukan AS pada awal bulan ini. Hal itu diungkapkan oleh juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman.

Dari jumlah itu, sebanyak 17 anggota yang terluka telah kembali bertugas di Irak sedangkan sisanya, 16 orang, dirawat di AS.

Delapan tentara masih dirawat di Jerman. Delapan tentara tambahan yang telah diterbangkan ke Jerman sejak itu telah dikirim ke AS untuk perawatan tambahan. Delapan tentara, yang tiba di AS Jumat pagi waktu setempat, akan dirawat di Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed atau di rumah sakit di pangkalan mereka.

Hoffman mengatakan Departemen Pertahanan akan meninjau prosesnya untuk melacak dan melaporkan cedera yang diderita oleh tentara AS.

“Tujuannya adalah untuk setransparan, akurat dan untuk memberikan informasi kepada warga Amerika dan tentara kami dengan informasi terbaik tentang pengorbanan luar biasa yang dilakukan oleh para pejuang perang kami,” kata Hoffman seperti dikutip dari CNN, Sabtu (25/1/2020).

Pentagon dan Presiden AS Donald Trump pada awalnya mengatakan tidak ada tentara yang terluka atau terbunuh dalam serangan rudal Iran pada 8 Januari lalu. Serangan rudal Iran merupakan pembalasan atas serangan drone AS yang menewaskan seorang jenderal top Teheran pada 3 Januari lalu. (Baca: Serangan Rudal Iran Ternyata Lukai 11 Pasukan AS)

Awal pekan ini Presiden Donald Trump mengatakan dia tidak menganggap potensi cedera otak sama seriusnya dengan luka pertempuran fisik, meremehkan parahnya cedera yang diderita tentara AS di Irak.

Selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump diminta untuk menjelaskan perbedaan antara komentar sebelumnya bahwa tidak ada tentara AS yang terluka dalam serangan rudal Iran pada 8 Januari terhadap pangkalan udara al-Asad di Irak, dan laporan terbaru pasukan AS dirawat karena cedera yang diderita dalam serangan itu.

“Tidak, saya mendengar bahwa mereka sakit kepala, dan beberapa hal lainnya, tetapi saya akan mengatakan, dan saya dapat melaporkan, itu tidak terlalu serius,” jawab Trump dalam konferensi pers. (Baca: Rudal Iran Bikin Belasan Tentara AS Gegar Otak, Ini Reaksi Trump)

Pekan lalu, Komando Pusat AS mengatakan bahwa 11 tentara dirawat karena gejala gegar otak akibat serangan itu. CENTCOM telah mengumumkan awal pekan ini bahwa anggota tambahan telah terluka, tanpa memberikan angka pastinya. (Baca: Jumlah Tentara AS Terindikasi Gegar Otak akibat Rudal Iran Bertambah)

Menurut Pusat Cidera Otak Pertahanan dan Veteran bentuk TBI (Traumatic Brain Injury) yang paling umum di militer adalah TBI ringan. Cedera otak traumatis tidak selalu terlihat segera setelah mereka menderita.

Meskipun cedera otak traumatis tidak selalu tampak segera setelah mereka menderita, terungkapnta tentara AS yang terluka menunjukkan bahwa dampak serangan itu lebih serius daripada penilaian awal yang ditunjukkan. **

(Sindo/dim)