Ilmu Komunikasi Pintu Masuk ke Dunia Kompleks

OPINI & ARTIKEL129 Dilihat

Oleh: Emeraldy Chatra

Sebagian orang mungkin masih sulit menerima pernyataan bahwa dunia dibangun dengan komunikasi. Jadi, tanpa komunikasi, tidak mungkin ada dunia. Lho, emangnya dunia itu apa?

Dunia (world) tidak sama dengan bumi . Bumi diciptakan Allah, sedang dunia diciptakan oleh manusia secara bersama-sama. Dunia adalah sebuah pemahaman kolektif tentang berbagai simbol beserta makna-maknanya. Dunia adalah realitas yang dapat diterima akal dan dikonstruksi dengan komunikasi. Bahasa menjadi perangkat terpenting dalam membangun sebuah dunia.

Masyarakat adalah sebuah dunia besar, sebuah alam kosmos. Di dalamnya ada dunia-dunia kecil seperti pendidikan, pasar, militer, politik, hiburan, media, keagamaan, kriminalitas, birokrasi, dll. Sangat banyak kalau diurai satu per satu. Oleh karena basis dunia adalah masyarakat, kita pun mengenal dunia berdasarkan identitas kultural masyarakat tertentu seperti ‘dunia Arab’, ‘dunia Barat’, ‘dunia Melayu’, dsb. Keragaman dunia dalam masyarakat menyebabkan dunia menjadi sangat kompleks.

Dunia pendidikan tidak sama dengan dunia pasar, militer atau politik. Dengan komunikasi orang membangun pengertian bersama tentang pendidikan, menyepakati norma-norma dan aturan, membangun struktur dan membagi kerja, menentukan status-status, merancang infrastruktur fisik dll. Proses yang sama juga terjadi dalam dunia pasar, keagamaan, dunia Arab, dunia Melayu, bahkan dunia kriminal.

Tanpa komunikasi yang baik orang tidak mungkin menyepakati aturan-aturan atau membangun struktur sebuah dunia. Orang juga tidak dapat menciptakan bangunan-bangunan atau infrastruktur fisik yang mencirikan sebuah dunia maju. Dunia militer yang tidak ditopang oleh komunikasi yang memadai hanya akan menjadi sekumpulan orang-orang bersenjata yang mungkin akan saling bunuh antara sesama mereka. Dunia keagamaan akan menjadi ajang perdebatan tak berkesudahan tentang tuhan dan hukum-hukumnya, bahkan dapat menjadi arena tuduh-menuduh dan penghukuman yang kejam.

Apa yang menjadi indikator baik atau tidaknya komunikasi yang akan digunakan untuk membangun sebuah dunia yang kokoh dan berkelanjutan? Hemat saya, indikator paling penting adalah tercapainya kesamaan tujuan, baik yang diformalkan dalam dokumen maupun yang disimpan dalam memori kolektif. Tanpa komunikasi yang baik kita tidak mungkin merumuskan tujuan bersama sekalipun kenyataannya kita hidup berdampingan. Alih-alih menyepakati tujuan bersama, yang akan terjadi justru perdebatan sengit dan saling tolak argumen, sehingga cita-cita membangun dunia menjadi amblas.

Semakin kompleks sebuah dunia, makan semakin kompleks pula aktivitas komunikasi yang di dalamnya. Dunia politik, misalnya, adalah dunia yang kompleks karena ia adalah muara berbagai kepentingan. Oleh sebab itu, sarjana-sarjana ilmu komunikasi yang masuk ke dunia politik tidak cukup hanya membawa modal pengetahuan tentang ilmu komunikasinya, tapi juga harus mempunyai wawasan tentang kekuasaan, strategi dan taktik mendapatkan dukungan, aspek-aspek legal, sejarah, sumber-sumber keuangan, psikologi orang-orang partai, bahkan perlu pula memahami jejaring konspirasi yang potensial merusak keteraturan dunia politik.

Tanpa wawasan itu, seorang sarjana ilmu komunikasi hanya akan menjadi pemain bisu – bingung harus menyampaikan apa – dalam dunia yang sarat dengan pertukaran simbol-simbol verbal. Tapi bila ia mempunyai semua wawasan yang diperlukan ia akan menjadi tokoh yang diperhitungkan karena ia tahu bagaimana menggunakan wawasan itu dalam proses komunikasi untuk mencapai tujuan politik. **

( Penulis Adalah Akademisi Universitas Andalas)