Aku Rela Kau Mati Demi Membela Gus Dur

TERBARU1724 Dilihat

JATIM.KABARDAERAH.COM- Dari launching buku “Goro-Goro Menjerat Gus Dur” yang diadakan di studio TV 9 Surabaya, 30/9/20 kemarin malam banyak hal menarik ditemukan. Terutama pengalaman saat Gus Dur dimakzulkan, dilengserkan 19 tahun lalu.

Salah seorang penulis yang ikut jadi pembicara lewat zoom meeting ikut testimoni. Saiful Bahar, Sebagai kader NU, tentu tak terima Gus Dur diperlakukan demikian. Diberhentikan tanpa hak pembelaan. Sehingga ketika dia akan berangkat ke Jakarta membela Gus Dur waktu itu, sang ibunda bahkan rela berpesan,” Aku Rela Kau Mati Demi Membela Gus Dur.”

Acara berlangsung hangat, penuh dengan ingatan waktu genting detik-detik Gus Dur harus angkat kaki dari istana. Sebuah konspirasi dituangkan Virdika menghasilkan buku “Menjerat Gus Dur”.

Sang Editor Buku, Dr.Ahmad Zainul Hamdi dan Prof.M Mas’oed Said, Ketua ISNU, Ikatan Sarjana NU menjadi pembicara sentral. Mengungkapkan betapa kegeraman bisa dituangkan lebih salih dalam sebuah buku yang indah.

Dialog yang dihadiri beberapa penulis antara lain Dr. Hufron, Hakim Jayli. Rojil (R.N. Bayu Aji) sebagai co-hostnya serta Anis Hidayatie itu berlangsung hangat. Mengusung semangat Gus Dur yang ramah, tak mudah marah. Menghadapi segala sesuatu dengan kepala dingin. Mampu meredam emosi mereka yang ingin membelanya, bersedia pasang badan sekalipun.

Tetap damai Indonesia, hasil dari “ngalah” seorang Gus Dur waktu itu. Seperti salah satu kata-katanya yang terus terngiang untuk bangsa ini. “Kita butuh Islam yang ramah, bukan Islam yang marah.”  Katanya beberaoa waktu kemarin. **