Kardinal Miguel Ayuso Hadiri Peresmian Abrahamic Family House di Abu Dhabi

INTERNASIONAL177 Dilihat

ABU DHABI,UEA,KABARDAERAH.COM-Prefek Dikasteri untuk dialog Antaragama Tahta Suci Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, menghadiri acara peresmian “Abrahamic Family House atau Rumah Keluarga Abraham”di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE), Kamis (17/2/2023). Selain Kardinal Ayuso juga hadir Prof Mohammed Al-Mehrasawi, dan Agama Yahudi diwakili oleh Rabbi Kepala Yehuda Sama.

Di kompleks inilah dibangun tiga unit rumah ibadah masing-masing Masjid Imam Al-Tayeb, Gereja Santo Fransiskus, dan “Sinagoga Musa bin Maimun. Nama Musa bin Maimun adalah seorang filsuf Yahudi Sephardi yang produktif dan berpengaruh di Abad Pertengahan.

“Jadi, tujuan mengapa kami tidak langsung kembali ke Roma melainkan harus kembali ke Abu Dhabi melalui Dubai, karena di Abu Dhabi terjadi sebuah event penting yang menandai lahirnya Dokumen Human Fraternity ini,” kata ,” kata Padre Marco, demikian imam katolik dari kongregasi SVD itu disapa, dalam keterangannya diterima wartawan di Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Lanjut dia, bahwa setelah penandatanganan Dokumen Abu Dhabi pada tanggal 4 Frebuari 2019 itu, maka 4 tahun kemudian diresmikan tiga rumah ibadat yang berdiri berdampingan yang berada persis di tengah kota Abu Dhabi, wilayah Budaya Saadiyat Cultural District. Ada Sinagoga, ada Gereja, dan ada Masjid.

Romo Markus Solo Kewuta,SVD ,Staf Khusus Dikasteri Dialog Antaragama Tahta Suci Vatikan bersama panitia peresmian Abrahamic Family House di Abu Dhabi

Adapun, ketiga rumah ibadat tersebut memiliki seni arsitektur yang kurang lebih sama. Mulai dari warna yang sama dengan hiasan yang sedikit berbeda. Tetapi dilengkapi dengan simbol-simbol keagamaan masing-masing yang berdiri disampingnya.

Lanjut Padre Marco, diantara ketiga rumah ibadat tersebut di tengahnya terdapat sebuah taman yang diberi nama ” Abrahamic Family House”. Jadi ada tiga rumah ibadat berdiri berdampingan dan di tengahnya terdapat sebuah taman yang indah.

“Pada upacara peresmian tiga rumah ibadat itu, tiga rumah ibadah tadi hadir berbagai macam pemimpin agama dari ketiga agama ini. Dan juga pemimpin pemerintahan dan masyarakat serta sipil sekitar 200-300-an orang hadir pada malam hari ini,” urainya.

Peresmian ini juga diawali dengan acara perkenalan sehingga terjalin suasana yang sungguh-sunggu akrab dan harmonis. Mereka saling berbicara,berbagi sharing sehingga suasana benar-benar luar biasa indah.

Tampak Plang Gedung Abrahamic Family House

“Kami diantar masuk dalam taman Abrahamic Family House. Setelah berlangsung acara peresmian tiga rumah ibadat masing-masing Sinagoga,Gereja dan Masjid. Acara dipandu oleh Mr Abdullah Ai-Seehi, yang menjelaskan sepintas sejarah Abraham family house dan artinya bagi dokumen Human Fraternity.”

Ia menekankan bahwa, ketiga rumah ibadah ini merupakan langkah konkrit, langkah spiritual sebagai langkah konkret dari Abu Dhabi Document Human Fraternity. Acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari perwakilan tiga agama. Dari kalangan Islam disampaikan oleh Prof Mohammed Al-Mehrasawi, agama Kristen diwakili oleh Kardinal Ayuso,dan agama Yahudi diwakili oleh Rabbi Kepala Yehuda Sama.

“Pentingnya rumah-rumah ibadah ini sebagai simbol harapan simbol saling pemahaman dan saling pengertian yang menandai atau yang membumikan atau merealisasi satu bagian, tentunya bagian spiritual dari dokumen ini,” kata Al-Mehrasawi.

Dalam pidatonya, Kardinal Migual Angel Ayuso menekankan “pentingnya rumah ini sebagi simbol yang mendekatkan kita sebagai saudara dan saudari . Juga merupakan batu loncatan yang menandai pentingnya dokumen tersebut”.

Sedangkan wakil dari agama Yahudi, Rabbi Kepala Yehuda Sama juga menekankan hal serupa. “Ketiga rumah ibadah tersebut sebagai simbol harapan,simbol persaudaraan kita sebagai anak-anak Abraham.”

Ditegaskan juga tiga rumah ibadah yang dibangun itu sebagai salah satu bukti dan tindaklanjut pesan :”The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together atau tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama,yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Dr. Ahmed Al-Tayyeb pada tanggal 4 Frebuari 2019 di Abu Dhabi. Maka, untuk itulah sehingga dibangunlah tiga rumah ibadah yang berdiri berdekatan dalam satu wilayah,satu komplek,”katanya.

Lokasi Dibangunnya Tiga Ruma Ibadah : Sinagoga,Masjid,dan Gereja dalam kopleks Budaya Saadiyat Cultural District-Abu Dhabi

Ketiga rumah ibadah yang disebut sebagai Abrahamic Family House yang didirikan 4 tahun sebagai contoh nyata dari human fraternity. Dan contoh nyata ini diambil dari dimensi spiritual ,dimensi doa, dimensi relasi dengan Tuhan, itu yang mendasari semangat dibangunnya tiga rumah ibadah tersebut sebagai simbol persaudaraan kita satu sama lain , serta sebagai anak-anak Abraham.

“Sebagaimana saya katakan tadi, bahwa orang Emirat sendiri merasa sangat bangga menjadi negara dimana dijadikan tempat didirikan ketiga rumah ibadah tersebut. Tetapi juga merupakan tempat penandatanganan Dokumen Abu Dhabi Tentang : Persaudaraan Manusia Untuk Perdamaian Dunia Dan Hidup Bersama (The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together) oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayyeb di Masjid Founder’s Memorial, 4 Frebuari 2019,” ujar Padre Marco.

“Bahwa ketiga rumah ibadah ini merupakan cerminan komunitas multikultural yang hidup di negara Uni Emirat Arab di mana  masyarakat setempat memiliki sekitar 200 Negara yang berbeda-beda, yang hidup di dalam negara ini. Meski demikian (kami) semua senang, bersyukur dan bangga, bahwa walaupun tingkat Arab yang jumlah penduduknya tidak banyak ini dengan bahasa dan agama yang berbeda-beda tetapi bisa hidup berdampingan dengan damai dan rukun.” kata Padre Marco mengutip pernyataan Prof Mohammed Al-Mehrasawi,mewakili agama Islam.

Lanjutnya, bahwa ketiga rumah ibadah ini berdiri di tempat yang sangat Sentral. Jadi ada gabungan yaitu namanya Saadiyat Cultural District. Jadi, berdiri di dalam situs budaya tetapi disitu dibangunkan tiga buah rumah ibadah.

“Jadi sekali lagi ada keterkaitan antara agama dan budaya. Bahkan sudah sejak dahulu kalah ketika adanya manusia di planet Bumi ini, budaya dan agama sudah saling berkaitan. Oleh karena itu dua dimensi besar ini menjadi dua soko guru dari human fraternity ini. Sebuah pendekatan budaya dan agama yang ditunjukkan untuk merangkul Semua orang menjadi saudara dan saudari,” tutup Padre Marco. ** Domi Dese Lewuk.