Mahasiswa Jambi Gelar Aksi Solidaritas Mendukung KPK di Jakarta

DKI.KABARDAERAH.COM- Kasus suap ketok palu RAPBD Jambi yang melibatkan PLT Sekda Jambi merupakan suatu tindakan yang mencoreng Pemerintahan Jambi. Yang mana tidak jauh sebelum OTT Zomi Zola selaku Gubernur Jambi yang Otomatis sebagai puncak eksekutif di jambi, melakukan tanda tangan MOU pencegahan dan penindakan korupsi.

“Tetapi Korupsi itu tetap terjadi dan sudah menjadi budaya di kalangan Pemerintah. Aksi yang kami lakukan merupakan aksi mendukung KPK untuk mengusut tuntas kasus ini hingga akar rumput, karena Sekda jelas memiliki wewenang terbatas dan pasti ada aktor yang lebih menentukan dalam memerintahkan,” ucap Koko, selaku Kordinator Lapangan Aksi, saat memberikan orasi di depan gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Sabtu (9/12).

Koko melanjutkan, dalam kasus ini, Erwan bersama-sama Asisten Daerah III Provinsi Jambi Saipudin, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan, diduga memberikan suap kepada Supriono, selaku anggota DPRD Jambi.

Uang sebesar Rp 4,7 miliar yang ditemukan KPK dalam operasi tangkap tangan diduga terkait pembahasan R-APBD Provinsi Jambi 2018. Uang tersebut diduga bagian dari total Rp 6 miliar yang akan diberikan kepada sejumlah anggota DPRD Jambi

“Aksi yang kami lakukan merupakan aksi mendukung KPK untuk mengusut tuntas kasus ini hingga akar rumput. Karena salah satu tersangka yang ditetapkan merupakan Sekretaris Daerah yang mengatur pembagian dana agar anggota DPRD datang untuk pengesahan RAPBD,” ujarnya.

Menurut Koko, Seketaris Daerah jelas memiliki wewenang terbatas dan pasti ada aktor yang lebih menentukan untuk memerintahkan berada pada pihak eksekutif sebagai yang di untungkan jika RAPBD di sah kan.

“Aksi solidaritas ini sebagai bentuk kecaman keras terhadap Pemerintah Provinsi Jambi dibawah kepemimpinan Zumi Zola selaku Gubernur Jambi. Kecaman ini sebagai bentuk kekecewaan akan kondisi Jambi terlibat dalam persoalan korupsi yang seharusnya hal itu tidak terjadi tengah janji politik Zumi Zola yang hingga kini belum juga mampu direalisasi,” tegas Koko.

Ia menambahkan, ditengah harapan pembangunan pada sosok pemimpin muda, namun tidak memberikan sumbangsi lebih selain kekecewaan mahasiswa Jambi. ***

Penulis: M. Akbar Rosbian