Uas Terlambat, IPNU Geruduk Dinas Pendidikan Pandeglang

BANTEN.KABARDAERAH.COM- Puluhan Pelajar yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang dan Pendopo Bupati Pandeglang.

Unjuk rasa ini merupakan bentuk kekecewaan para pelajar karena adanya keterlambatan pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) tingkat Sekolah Dasar (SD) di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang.

Dalam orasinya, para pelajar IPNU menganggap keterlambatan UAS dikarenakan lambatnya distribusi soal dari percetakan, mereka menilai hal ini telah mencoreng dunia pendidikan di Pandeglang.

Selain telah mencoreng dunia pendidikan di Pandeglang, IPNU menduga keterlambatan UAS juga karena ada indikasi Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dilingkup Dikdikbud Kabupaten Pandeglang.

“Dindikbud Pandeglang telah menciptakan pendidikan rongsokan dan mencoreng dunia pendidikan. Selain itu, dugaan KKN di pelaksanaan UAS sangat kuat, karena kegiatannya tersebut tidak sesuai dengan perencanaan,” kata Herawati, Rabu (13/12/2017).

Ia meminta agar Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang, segera memberikan sanksi tegas kepada kepala Dindikbud dan Panitia UAS. Menurutnya pendidikan di Pandeglang tidak akan maju selama UAS masih amburadul.

“Apapun alasannya, pendidikan adalah modal untuk membangun daerah dan generasi penerus, kalau hal ini dibiarkan mau jadi apa Kabupaten Pandeglang yang sudah tertinggal,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dindikbud Pandeglang, Olis Sholihin membantah tudingan IPNU yang menduga keterlambatan soal UAS terindikasi berbau KKN, dan bentuk kegagalan kepala Dindikbud.

Ia juga mengaku tidak ikut dilibatkan oleh Kordinator Pengawas (Korwas) dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dalam pelaksanaan pengadaan soal UAS.

“Tidak ada (Indikasi KKN) kemarinkan sudah dijelaskan bahwa ada keterlambatan dari pihak percetakan, tapi kan waktunya juga sudah diganti. Kalau soal tudingan kegagalan itu mah sudah menjadi resiko pimpinan walaupun saya tidak dilibatkan,” dalihnya.***

(Risqi/Ais)