Komnas HAM Kunjungi Simpang Tonang

TERBARU1735 Dilihat

Pasaman | Kabardaerah.com—Masyarakat Simpang Tonang, Jumat (25/05) dikejutkan dengan kedatangan Komnas HAM Perwakilan Sumbar. Informasi Kedatangan Komnas HAM yang tiba-tiba tersebut langsung beredar, sehingga tidak butuh waktu lama ratusan masyarakat langsung berkumpul di Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Simpang Tonang.

Bagi masyarakat setempat, kedatangan Komnas HAM adalah obat atas duka dan derita yang selama ini mereka alami. Karena mereka telah diperlakukan secara tidak manusiawi oleh oknum-oknum dari TNI-POLRI.

Pada pertemuan tersebut, perwakilan korban yang tidak mau disebutkan identitasnya menyampaikan kepada Komnas HAM, mereka diperlakukan tidak manusiawi, ditangkap, dipukul dengan senjata, ditendang, direndam, dikencingi, ditelanjangi kemudian diikat di atas mobil.

Mereka dituduh sebagai teroris dan ISIS serta dipaksa untuk mendukung tambang, jelasnya. Selain itu, mereka juga dipaksa untuk menyebutkan beberapa nama masyarakat sebagai provokator dan dalang aksi penolakan masyarakat atas PT Inexco Jaya Makmur (IJM). “Jika tidak mengikuti, kami diancam akan ditembak,” terangnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, aparat keamanan (TNI-POLRI-red) tugasnya adalah melindungi masyarakat, tapi kenapa mereka diperlakukan seperti binatang. Untuk itu, mereka sangat berharap kepada Komnas HAM dan dapat mencarikan keadilan.

Ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan dengan Komnas HAM itu juga menyampaikan, mereka melihat langsung masyarakat yang dipukul sampai pingsan oleh oknum Polisi. Saat Ia mau menolong, malah Ia dibentak oleh oknum Polisi tersebut,” terang ibu-itu.

H. Tarmizan Sutan Kumala, Tokoh Adat Simpang Tonang menyampaikan, “Kami sangat terharu, kedatangan Komnas HAM sangat mengobati hati kami yang luka, telah beberapa bulan ini, kami tidak tenang.

Dikatakan lagi, Kami tidak pernah mengizinkan, tapi tambang masuk begitu saja ke kampung kami. Pemerintah tidak mau mendengarkan suara kami, kami tidak tahu harus kemana lagi mengadu. “Kemaren warganya dipukuli dan diperlakukan tidak manusiawi,” katanya.

Untuk itu ada beberapa hal yang diharapkannya kepada pihak Komnas HAM yang datang. Pertama, mendorong pemerintah untuk mencabut Izin Tambang PT. IJM. Karena masyarakat Simpang Tonang sudah sepakat menolak tambang tersebut.

Kedua, Tegakkan Keadilan bagi masyarakat Simpang Tonang. Pelaku yang memukul, menendang, menginjak-injak masyarakat harus bertanggung jawab. Masyarakatnya bukan teroris dan bukan ISIS. Mereka warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketiga, meminta tanggung jawab pihak-pihak terkait agar mengganti kerugian materil dan immateril yang dialami oleh masyarakat Simpang Tonang.

Selanjutnya, Firdaus anggota Komnas HAM dalam pertemuan tersebut menyampaikan kepada masyarakat yang hadir, Komnas HAM memang datang secara mendadak,” ujarnya.

Ia mendapat informasi bahwa, telah terjadi bentrokan antara masyarakat Simpang Tonang yang menolak tambang PT. IJM dengan Aparat Keamanan (TNI-POLRI-red). Bentrok tersebut menyebabkan banyak korban di Pihak Masyarakat. Untuk itu Ia ingin memastikan apa sebenarnya yang terjadi,” katanya.

“Setelah kami dengar dan lihat langsung, ternyata memang benar, diantara masyarakat ada yang luka-luka. Semua informasi yang disampaikan akan kami pelajari dan tindaklanjuti sesuai aturan,” tegasnya.

Komnas HAM Perwakilan Sumbar juga telah berkoordinasi dengan Komnas HAM Pusat di Jakarta. Untuk itu, Ia meminta masyarakat agar menjaga situasi tetap kondusif, jangan sampai terjadi hal-hal yang dapat merugikan kita semua,” pintanya.

Selanjutnya Komnas HAM juga akan melakukan pertemuan dengan Pihak Pemerintah Kabupaten Pasaman, Dandim dan Polres Pasaman di Lubuk Sikaping. Ia juga akan sampaikan kepada pihak-pihak terkait, untuk dapat sama-sama menahan diri dan menyelesaikan persoalan ini dengan cara-cara persuasif. Selain itu, yang pasti semua masyarakat berhak atas rasa aman,” terangnya.

Sumber : Uslaini Walhi