Ringkasan Pidato Jokowi Soal Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Darurat Sipil

TERBARU43 Dilihat

Oleh : Nasrudin Joha

Agar mudah dipahami, berikut ini rincian sederhana motif, realitas, dan tujuan pidato Jokowi :

Pertama, Jokowi buang badan, ogah tanggung jawab menjaga keselamatan dan nyawa rakyat.

Kedua, Jokowi buang badan, ogah tanggung jawab memberi makan rakyat karena Lockdown atau Karantina Wilayah mewajibkan Jokowi memberi makan rakyat.

Ketiga, Jokowi buang badan, ogah tanggung jawab, melempar urusan ke Pemda, tapi Pemda yang memiliki kesanggupan dan khawatir dicintai rakyat jika Lockdown mandiri, akan dihalangi Pusat. Seperti DKI Jakarta.

Keempat, Jokowi lebih sayang uang daripada nyawa rakyat. Karenanya, ogah Lockdown dan ogah tanggung makan rakyat.

Kelima, Jokowi lebih sayang Kekuasaan daripada nyawa rakyat. Karena itu, Jokowi mau berlakukan Darurat Sipil untuk menjaga Kekuasaannya.

Keenam, Jokowi lebih mendengar para pemodal daripada jeritan rakyat. Makanya, duit APBN lebih diutamakan untuk proyek IKN yang intinya proyek pemodal ketimbang dialihkan untuk makan Rakyat.

Ketujuh, Jokowi tak punya kapasitas menangani kegawatdaruratan kesehatan, menjaga dan melindungi rakyat. Jokowi hanya pandai berpidato, yang isinya berulang dan menjemukan.

Kedelapan, Jokowi tak punya visi sendiri dalam membangun Bangsa, kecuali mengadopsi dan menjalankan visi para pembisiknya.

Kesembilan, Jokowi melihat dan mempersepsikan masalah Virus Covid-19 sebagai masalah politik bukan masalah kesehatan.

Kesepuluh, Jokowi kelelahan. Karena harus menghadapi masalah virus Covid-19 ini sendirian. Beda saat menghadapi HTI, Jokowi bisa menugaskan Wiranto dkk untuk membungkam dakwah HTI.

Kesebelas, Jokowi tidak PD sebagai Presiden, Karena telah melihat banyaknya kemarahan rakyat yang ditujukan kepadanya.

Keduabelas, Jokowi hanya diumpankan oleh aktor dibelakang, yang sebenarnya secara substansi berkuasa di negeri ini.

Ketigabelas, Jokowi sebentar lagi jatuh. Yakni, saat kekuatan penopang di sekelilingnya tak lagi mampu menyokong, dan melepaskan ikatan karena takut akan tergusur dan terbawa arus banjir besar kemarahan rakyat. **