Donald Trump Resmi Perintahkan Ribuan Tentara Bersenjata Lengkap

INTERNASIONAL40 Dilihat

USA.KABARDAERAH.COM- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya telah memerintahkan ribuan tentara yang bersenjata lengkap, personel militer dan petugas penegak hukum untuk mengamankan demo anti-rasisme yang sudah terjadi di berbagai kota besar AS selama sepekan terakhir.

“Saya memobilisasi semua sumber daya federal dan lokal, sipil dan militer, untuk melindungi hak-hak hukum orang Amerika yang taat,” kata Trump dikutip, Selasa (2/6/2020).

“Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Pengawal Nasional (Garda Nasional) dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi,” tambah Trump, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

“Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka.”

Lebih lanjut, Trump mengatakan bahwa ia juga telah mengambil tindakan cepat dan tegas untuk melindungi ibukota, Washington DC, dan menyebut kejadian sebelumnya di kota itu sebagai hal yang benar-benar memalukan.

Pidato Trump disampaikan di saat polisi anti huru hara dan polisi militer bentrok dengan pengunjuk rasa di depan Gedung Putih. Para pihak berwenang juga terlihat menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

“Ketika kita berbicara, saya mengirim ribuan dan ribuan tentara yang bersenjata lengkap, personel militer dan petugas penegak hukum untuk menghentikan kerusuhan, penjarahan, perusakan, penyerangan, dan perusakan properti secara tidak disengaja.”

Setelah pidato, Trump dikabarkan meninggalkan halaman Gedung Putih dan berjalan melewati Lafayette Park, tempat para pemrotes berkumpul setiap malam selama seminggu terakhir. Minggu, Trump menegaskan akan mengerahkan “anjing-anjing ganas” dan “senjata yang tidak menyenangkan” untuk menangani pendemo yang sulit diatur.

Sebelumnya, panasnya AS dipicu oleh tewasnya seorang pria kulit hitam bernama George Floyd. Ia meregang nyawa di tangan polisi Minneapolis pas Senin pekan lalu.

Pria berusia 46 tahun tersebut tewas setelah lehernya ditekan dengan lutut selama sekitar delapan menit oleh Derek Chauvin. Chauvin adalah salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.

Floyd ditangkap para polisi karena dicurigai melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (RP 292 ribu) di sebuah toko kelontong. Proses penangkapan Floyd menjadi viral karena terjadi di pinggir jalan besar dan ramai disaksikan orang-orang.

Chauvin mengabaikan Floyd yang meronta mengatakan dirinya tidak bisa bernapas. Padahal Floyd saat itu sudah diborgol dan dalam keadaan telungkup. Ia meninggal beberapa waktu kemudian.

Senin ini, Trump telah mengadakan teleconference dengan gubernur-gubernur negara bagian. Trump terlihat memarahi mereka karena tidak menggunakan taktik yang lebih keras untuk meredam protes.

“Anda harus mendominasi, jika Anda tidak mendominasi, Anda membuang-buang waktu. Mereka akan menabrak Anda. Anda akan terlihat seperti sekelompok brengsek. Anda harus mendominasi,” kata Trump.

Trump juga menekan para gubernur untuk memobilisasi lebih banyak unit Garda Nasional. Termasuk menyerukan hukuman penjara 10 tahun bagi para pemrotes yang ia sebut kejam.

“Satu-satunya waktu [protes kekerasan] berhasil adalah ketika Anda lemah. Dan sebagian besar dari Anda lemah,” kata Trump sebagaimana ditunjukkan rekaman audio.

Trump juga mengatakan kepada para gubernur bahwa ia akan menunjuk perwira militer berperingkat tertinggi negara itu “sebagai penanggung jawab”.

“Jenderal Milley ada di sini, yang adalah kepala Kepala Staf Gabungan, seorang pejuang, seorang pejuang, dan banyak kemenangan dan tidak ada kerugian. Dan dia benci melihat cara penanganan [demo] di berbagai negara bagian. Dan saya baru saja menugaskannya,” kata Trump.

Menurut juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Angkatan Darat AS Chris Mitchell, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley akan ditugaskan untuk menjadi penasihat sehubungan dengan kerusuhan domestik di seluruh AS. “Ketua akan terus memberi nasihat kepada menteri Pertahanan,” kata Mitchell kepada CNBC International. **

(Gun/achsatu)