Masyarakat Lubuk Kilangan Kembali Tutup Pintu Air Sikayan

TERBARU52 Dilihat

SUMBAR, KABARDAERAH.COM- Sejumlah masyarakat bersama pemangku adat Lubuk Kilangan kembali melakukan persiapan guna menutup saluran air Sikayan kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Jalan Raya Padang-Solok, Senin (22/2).

Kanal Sikayan itu merupakan sumber air menuju PT. Semen Padang, yang juga dimanfaatkan oleh sejumlah masyarakat Lubuk Kilangan, masjid serta sekolah, usaha cucian kendaraan dan lain lain.

Semen Padang diduga tidak berlaku adil kepada nniak mamak mereka, kemarahan masyarakat ini, merupakan bentuk protes kepada semeb Padang yang diduga tidal berlaku adil kepada mamak pemangku adat Lubuk Kilangan.

Perpecahan antara Pemangku Adat Nagari Lubuk Kilangan, masih merupakan issu utama yang menyebabkan masyarakat kembali menutup pintu air Sikayan.

sekitar jam 14.00, karena setelah ditunggu beberpa lama tidak kunjung datang maka Yanti Jebok berikut anak nagari lainnya kembali melakukan aksinya. Pintu air Sikayan kembali ditutup oleh masyarakat.

Yanti Jeboh, salah seorang peserta aksi yang menamakan dirinya anak nagari Lubuk Kilangan, mengatakan, aksi penutupan yang akan dilakukan merupakan bentuk protes masyarakat kepada Semen Padang yang dinilai berlaku tidak adil kepada niniak mamak mereka.

PT. Semen Padang selama ini dinilai tidak adil, bantuan bagi masyarakat Lubuk kilangan sering tidak tepat sasaran, imbas kemarahan masyarakat Kilangan akhirnya memicu rencana kembali menutup air Sikayan.

Diduga terkait permintaan penghentian sementara bantuan dalam bentuk apapun untuk KAN Lubuk kilangan tidak di indahkan oleh semen Padang.

“Penutupan saluran air ini tidak akan dihentikan, apabila ninik mamak tidak saling bertemu untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kita di LBB menginginkan ninik mamak ini bersatu, dan jangan jadi terpecah karena adannya jabatan tersebut,” katanya, Kamis (22/2).

” Niniak Mamak Pemangku Adat di harapkan segera bertemu, jika tidak, secara serentak Sisilia Weking pemilik ulayat tanah Silo dan pintu air Sikayan akan di tutup. Hanya itu yang bisa kami lakukan untuk mempersatukan penghulu kami”, ucap Yanti Jeboh

Dampak dari aksi tersebut diperkirakan akan mengganggu pasokan air ke Semen Padang, diharapkan kepada masyarakat Lubuk Kilangan, kelurahan Indarung, Batu Gadang, dan Padang Besi sudah memaklumi air terganggu untuk sementara waktu. “Penutupan akan selesai sampai ninik mamak ini menyelesaikan persoalan tersebut. ,” tegasnya.

Menurutnya, sebaiknya persoalan Pemangku Adat Lubuk Kilangan diselesaikan secara musyarawarah dan kepada PTSP diharapkan berlaku adil kepada mereka jangan pihak pertama dibantu pihak lain diabaikan sehingga hak mereka juga lenyap.

“Saya sarankan, jika ini persoalan adat, selesaikan secara adat. Seandainya ada persoalan yang melanggar hukum terkait hak silakan tempuh jalur pidana. laporkan ke Polisi, kalau begini, tentu dampaknya tidak baik,” ungkapnya,

Kelompok masyarakat yang menamakan diri Lubuk Kilangan Bersatu Bangkit (LBB) juga terlihat disekitar lokasi saluran air Sikayan.

Sementara Polres padang dan Polsek Lubuk kilangan terlihat sudah siap dengan aparat guna pengamanan demo penutupan air, terlihat beberapa mobil Inafis, dan 3 mobil Polres dan Polsek terlihat parkir disekitar jalan Sikayan.

Pengkhianat dan Pejuang, Dulu dan Sekarang.

Pejuang di jaman dahulu tak ada pamrih sama sekali, selain menginginkan kemerdekaan, sehingga kita bisa bediri sendiri di atas kaki sendiri.

Selama jaman perjuangan, jangan sampai dilupakan, bukan saja melahirkan banyak para Pejuang tetapi juga banyak melahirkan pengkhianat bangsa.

Mulai pengkhianat kelas teri yang membocorkan strategi pasukan lokal, rencana penyerangan ke tangsi-tangsi lokal Belanda, sampai ke pengkhianat di kelas atas di meja diplomasi atau perundingan.

Namun hendaknya, sekarang kita tetap waspada, bahwa disetiap era dan jaman, tahapan perjuangan dari jaman perjuangan sampai jamanya mempertahankan kemerdekaan hadirnya Bung Karno, terus ke jaman pembangunan Pak Harto sampai ke jaman Yudhoyono, bahkan di era Jokowi, pengkhianat bangsa itu selalu hadir dengan pakaian yang berbeda bentuknya.

Tidak sedikit pengkhianat itu malah setelah tercapainya kemerdekaan RI, mereka para pengkhianat itu malah “mendapat kursi”di pemerintahan, karena kepandaian dan kelihaian seorang penjilat dan pengkhianat.

Tanda pengkhianat tersebut adalah Kerjanya memperkaya diri sendiri dengan menginjak kepala masayarakat, tak sadar, kadang mereka menggunakan kekuatan masyarakat itu sendiri, dan setelah mereka medapatkan tempat empuk, teman perjuangan mereka dikibas. itulah ciri ciri pengkhianat bangsa.

Sebagian dari mereka juga berkhianat dengan cara berpesta pora, bergelimang harta hasil kong kalikong, mereka tidak segan segan mencuri uang rakyat dan memperdaya rakyat kecil demi kepentingan mereka, biasanya mereka dapat keuntungan dari menjual sumber daya alam kepada asing demi kepentingan dan keuntungan diri sendiri dan golongannya.

Sebenarnya mereka telah berkhianat terhadap Allah SWT, sedangkan Pahlawan sejati secara ikhlas berjuang mendirikan negara Indonesia semata.

Sekarang di Lubuk kilangan juga terdapat Pahlawan dan Pengkhianat nagari, yang menjual kekayaan alam Lubuk Kilangan kepada pemilik Semen Padang. Sipakan mereka yag disebut pengkhianat di Nagari Lubuk Kilangan ini…? mari kita cari tau jawabannya.

Polisi tangkap paksa Yanti Jeboh dan kawan kawan, bawa ke Polres..

Polres Padang menangkap Yanti Jeboh sekitar jam 15.30, Yanti dianggap sebagai pelaku utama terkait penutupan air drainase Sikayan, yang dianggap melakukan pelanggaran, barangkali Polisi Lupa bahwa Pintu Air Sikayan melalui tanah milik Yanti Jeboh.

Ketika dikonfirmasi, Juanidi Usman mengatakan,” bahwa drainase tersebut berada diatas tanah milik nagari lubuk kilangan”,kata Dt Brahim penghulu suku Caniago.

Menurutnya, tidak ada alasan bagi Polisi untuk menahan Yanti, karena tanah tempat lewat air tersebut berada diatas tanah yang sudah di tempati yanti bertahun tahun.

Yanti Jeboh sudah memiliki surat atas tanah tersebut yang dikeluarkan oleh nagari atas nama perangkat adat (KAN) versi Juanaidi Usman Dt Rajo Brahim.

Seharusnya Semen Padang, sadar bahwa air kebutuhan Semen Padang melalui tanah yang dikuasai oleh Yanti. demikian dijelaskan oleh Juanidi Usman Dt Rajo Barhim

Kenapa harus Yanti Jeboh..? sedangkan pelaku lain ada beberapa orang, bukan yanti dan kawan kawan yang ditahan Polres tersebut saja. lagi pula yang dituntut anak nagari Lubuk Kilangan adalah hak Nagari yang tidak pernah di bayarkan PT.SP. dikatakan ibu Lia

Menurut Togan, yang kami lakukan adalah menutup air yang ada di tanah milik kami nagari Lubuk Kilangan, bukan milik PTSP, Polisi sepertinya belum paham apa yang menjadi masalah sebenarnya. (Red)