Kenali Batin Manusia, Karena Merupakan Rahasia Diri Manusia.

BERITA UTAMA3587 Dilihat

Sumbar.KabarDaerah.com

MANUSIA/INSAN

BATIN MANUSIA YANG MERUPAKAN RAHASIA DIRI MANUSIA…

Selain kehidupan lahir, manusia juga terus berproses dengan batinnya, adakalanya manusia mengalami konflik dengan batinnya, tidak sedikit juga yang mendapatkan ketenangan batin melalui upaya-upaya spiritual tertentu.

Agar bisa mendapatkan ketenangan serta memperoleh batin kenyamanan, manusia harus BERIMAN dengan BENAR kepada ALLAH SWT.

Beriman kepada ALLAH SWT, terlebih dahulu harus bertaubat dengan Taubat Nasuha. setelah itu barulah manusia memiliki potensi untuk dapat MEMAHAMI batin manusia dengan benar.

Hal itu harus dilakukan untuk mengurangi potensi gangguan dari diri yang masih TERHIIJAB oleh SIFAT JAHAT/SYAITAN.

 

Berikut, PAHAMI tentang, apa itu SHALAWAT ROH, Kami mohon izin Ridho dan Rahmad Allah, mohon sampaikan kami kepada Ibu Ruh Kami…., AHMAD…

 

  1. Alllahhumma Ya AHAD, Salliala AHMAD
  2. Alllahhumma Ya AHAD, Salliala MUHAMMAD
  3. Alllahhumma Ya AHAD, Salliala AL MAHDI
  4. Khalifatika Ya ALLAH Ya AHAD

Kami memohon, izinkan kami kembali pada umul Roh kami…. AHMAD

 

Berikut, Pahami tentang, bait HAIKAL MAARIF

  1. AHAD ZATULLAH,
  2. AHMAD RUHULLAH,
  3. MUHAMMAD HABIBULLAH,
  4. AL MAHDI KHALIFATULLAH

 

AHMAD ditiupkan dari RUHULLAH, kemudian AHMAD memancarkan NUR/CAHAYA, disebut NUR MUHAMMAD, NUR MUHAMMAD kemudian memecah 4 unsur cahaya, menjadi Ruh para sahabat nabi, memancar 25 menjadi Rasul, dan memancar 5 menjadi Ulul Azmi. Menjadi 313 menjadi Ruh para Nabi, berikut memancar keringat dari Nur Muhammad  124.000 menjadi Ruh para Wali Allah/Ulama (Waliatul Ambya). bukan semua ulama, tapi hanya ulama yang BERTAQWA hanya kepada Allah, semoga Roh kita adalah bahagian dari Roh para Aulia Allah.

Nur Muhammad terpecah menjadi unsur Air, Api, Angin dan Tanah yang merupakan pembentuk tubuh kasar/Basariah Manusia.

Sehingga….. Angka 124.000, 313, 25, 5 dan 1 memiliki arti yang sangat istimewa bagi orang yang mengkaji ilmu Hakikat..

 

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW dan keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umat islam yang mengikuti sunnahnya.

 

Atas pertolongan Allah SWT, kita berpotensi lebih paham dengan mengenal ilmu tentang MARTABAT TUJUH ALAM.

Dengan harapan, dapat membantu pembaca dalam memahami ilmu HAKIKAT MAKRIFAT untuk meluruskan tujuan sebenarnya dalam beriman dan beribadah, Semoga tulisan ini dapat menjadi tuntunan bagi para pembaca dan memberikan manfaat, sehingga kita dapat Istiqomah dalam memahami bagaimana, cara untuk kembali kepada ALLAH SWT.

 

Tujuh Martabat Alam ini dapat kita jadikan literatur untuk mempelajari perwujudan diri rahasia Allah SWT.

Manusia memiliki empat lapisan hati yang merupakan tempar,wadah atau maqam dari batin manusia.

  1. PERTAMA, Sirr/Rahasia/AHAD Dzatullah/AHMAD Ruhullah, alam ketuhanan. Sangat sedikit ilmu tentang alam ini.
  2. KEDUA, Lubb jamaknya Albab. Ia adalah wilayah ruhaniyah yang memantulkan SIFAT TUHAN, ALAM NUR, Nur Allah SWT/Nur Muhammad yang merupakan pancaran UMUL ROH AHMAD sehingga seluruh atmosfirnya penuh mengingat ALLAH Dzikrullah dalam situasi apapun juga. “Lubb menyemai seluruh proses dzikir sampai pikir. Lubb adalah aktivasi Sirr atau rahasia diri kita,”
  3. KETIGA, Fuad, pengambil Keputusan disini terdapat AFAL TUHAN lapisan setelah Lubb yang menghidupkan hati manusia (ruhul qalbi) yang kelak akan mempertanggungjawabkan seluruh keputusan/Perbuatan manusia dihadapan Allah. “Hidup matinya qalb sangat bergantung pada Fuad ini. Ia merupakan aktivasi dari ruhul qalbi. Dalam fuad ada cinta. 
  4. EMPAT, Qalb atau hati. Dalam Qalb terkanndung NAMA TUHAN sebagai pusat pengambil keputusan apakah akan memihak pada ruh atau nafsu. “Bila hati bersih suci, ia akan menjadi wilayah pantulan Cahaya Allah yang disalurkan oleh Fuad dari Lubb. Jika berdiri dengan nafsu, maka akan berada di alam kegelapan,”

Shodr atau dada ruhani. Tempat bersemainya Islam (yasyrah shadrahu lil Islam) berkaitan dengan amaliyahnya. Sedang Iman ada dalam qalb, bukan shodr. “Shodr, lapis terakhir setelah qalb berhubungan dengan ikhtiar dan pikiran. Mata hati yang melihat dengan jujur dan benar,”.

 

Surat Saff ayat 6

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya AHMAD (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

 

Siapa AHMAD..?

AHMAD adalah gabungan nama AHAD dan MUHAMMAD, yang berada di alam JABARUT berbalut CAHAYA JABARUT, Alam ini adalah alam ketuhanan, pancaran CAHAYA dari AHMAD merupakan NUR MUHAMMAD.

 

SISI BASARIAH MANUSIA

Surat Sad 72

Sisi lahir atau Jasad Manusia adalah CAHAYA YANG EMPAT yang merupakan pancaran NUR MUHAMMAD,

 

AHMAD RUHULLAH, Nur Muhammad merupakan pancaranNya, Terpecah menjadi empat Nur/Cahaya, Cahaya tersebut menjadi asal Angin, Air, Api, dan Tanah. Empat cahaya ini lah yang menjadi sisi Basariah/Jasadnya Manusia

Surat Sad ayat 72

Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku TIUPKAN ROH KU kepadanya, maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.”

Alam Jabarut merupakan kelanjutan dari alam Malakut. Kedua alam ini sama-sama di dalam alam gaib mutlak.

Namun, alam Jabarut berada di atas lagi. Tidak semua penghuni alam Malakut dapat mengakses alam tersebut. Hal ini membuktikan, bahwa sesama penghuni alam Malakut tidak memiliki kapasitas yang sama disisi Allah SWT.

Alam Malakut memiliki penghuni tetap, yaitu para malaikat utama, seperti Jibril, Mikail, Israfil, dan lain-lain. Alam ini lebih dekat dengan Maqam Puncak, yang biasa disebut Haramil Qudsiyyah. Dalam suatu pengelompokan, lapisan-lapisan alam dan maqamnya dapat dibedakan pada beberapa tingkatan.

Tingkatan itu adalah Maqam Ahdah yang mencakup alam Lahut dan Martabat Dzat; Maqam Wahdah mencakup Alam Jabarut dan Martabat Sifat; Maqam Wahidiyah mencakup Alam Wahidiyah dan Martabat Al-Asma’; Maqam Roh yang mencakup alam Malakut dan Martabat Af’al; Maqam Mitsal; dan Maqam Insan dan alam syahadah.

Kalau alam Malakut merupakan tahap atau maqam ruhaniah yang hakiki serta senantiasa mempertahankan kesuciannya, alam Jabarut sudah masuk dalam wilayah Lahut atau berada dalam hamparan Ma’rifatullah, tempat seluruh elemen dan yang banyak menjadi SATU.

Alam JABARUT sudah masuk di dalam RAHASIA yang merupakan alam ketuhanan, dalam arti alam gaib mutlak. Alam Jabarut sebagai bagian dari alam gaib mutlak atau Maqam Qudsiyah, sulit dijelaskan secara skematis.

Alam ini berada di antara wilayah aktual dan wilayah potensial yang lazim disebut dengan Al-A’yan ats-Tsabitah.

Alam Jabarut adalah sesuatu yang bukan Tuhan, melainkan derivasinya dalam level Wahidiyat, Dalam buku-buku tasawuf, di alam Jabarut ini berlangsung apa yang disebut sebagai Nafakh Al-Ruh (peniupan roh suci Allah) yang menghidupkan jasad. Alam Jabarut biasa juga disebut dengan alam Roh.

Di alam ini, kita juga mengenal adanya realitas kesamaran antara sesuatu dan bukan sesuatu. Juga kesamaran antara alam dan bukan alam serta antara sifat dan asma. Di dalam alam Jabarut terjadi proses suatu keberadaan dari keberadaan potensial ke keberadaan aktual. Alam Jabarut adalah suatu alam yang tidak umum dijangkau Fikir Manusia.

Ini sebagai bukti, bukan hanya alam Syahadah yang mengalami tingkatan-tingkatan, tetapi alam gaib juga bertingkat-tingkat. Penghuni alam gaib tidak semuanya bisa mengakses alam JABARUT dan LAHUT

 

“Wahai hamba-Ku, Jika engkau ingin masuk ke wilayah kesakralan-Ku (Haramil Qudsiyah), jangan engkau tergoda oleh alam mulk, alam malakut, dan alam jabarut, karena alam mulk adalah setan bagi orang alim, alam malakut setan bagi orang arif, dan alam jabarut setan bagi orang yang akan masuk ke alam qudsiyah.” (hadis qudsi).

Alam syahadah mutlak memiliki tingkatan-tingkatannya: alam mulk, mitsal atau hayal, dan alam barzakh, yang keseluruhannya sudah akrab ditelinga manusia.

Sementara, alam malakut, yang lebih dikenal dengan alamnya para malaikat dan jin, merupakan suatu alam yang tingkat kedekatannya dengan alam puncak(LAHUT dan JABARUT).

Alam Malakut lebih rendah dari pada Alam Jabarut dan Al-A’yan Al-Tsabitah. Mulai alam mitsal sampai alam-alam di atasnya tidak bisa ditangkap panca indra dasar atau fisik manusia karena sudah masuk wilayah alam gaib.

Manusia dengan panca indra fisiknya hanya mampu mengobservasi secara fisik alam syahadah mutlak, seperti alam mineral, alam tumbuh-tumbuhan, alam hewan, dan sebagian dari dirinya sendiri.

 

Alquran mengisyaratkan unsur kejadian manusia ada tiga, yaitu unsur badan atau jasad (jasad), unsur nyawa (nafs), dan unsur roh (ruh ).

 

Dalam Alquran, nyawa dan roh berbeda. Nyawa dimiliki tumbuh-tumbuhan dan binatang, tetapi unsur roh tidak dimiliki oleh keduanya, bahkan oleh seluruh makhluk Tuhan lainnya. Unsur roh inilah yang membuat para malaikat dan seluruh makhluk lainnya sujud kepada manusia (Adam).

 

Roh yang merupakan unsur ketiga manusia ini menjadi potensi amat dahsyat baginya untuk mengakses alam puncak sekalipun. Unsur ketiga inilah yang disebut sebagai ciptaan khusus (khalqan akhar) di dalam Alquran.

 

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS al-Mu’min [23]: 12-14).

 

Kata ansya’nahu khalqan akhar dalam ayat di atas, menurut para mufasir, maksudnya adalah unsur rohani setelah unsur jasad dan nyawa (nafs). Hal ini sesuai dengan riwayat Ibnu Abbas yang menafsirkan kata ansya’nahu dengan ja’ala insya’ al-ruh fih, atau penciptaan roh ke dalam diri Adam. Unsur ketiga ini kemudian disebut unsur ruhani, atau lahut atau malakut, yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk biologis lainnya.

 

Unsur ketiga ini merupakan proses terakhir dan sekaligus penyempurnaan substansi manusia sebagaimana ditegaskan di dalam beberapa ayat, seperti dalam surah al-Hijr: 28-29. Setelah penciptaan unsur ketiga ini selesai, para makhluk lain, termasuk para malaikat dan jin, bersujud kepada Adam dan alam raya pun ditundukkan (taskhir) untuknya. Unsur ketiga ini pulalah yang mendukung kapasitas manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi (QS al-An‘am [6]: 165) di samping sebagai hamba (QS al-Zariyat [51]: 56).

Meskipun memiliki unsur ketiga, manusia akan tetap menjadi satu-satunya makhluk karena manusia yang bisa turun naik derajatnya di sisi Tuhan. Sekalipun manusia ciptaan terbaik (ahsan taqwim/QS al-Tin [95]: 4), ia tidak mustahil akan turun ke derajat paling rendah (asfala safilin QS at-Tin [95]: 5), bahkan bisa lebih rendah daripada binatang (QS al-A‘raf [7]: 179).

Eksistensi kesempurnaan manusia dapat dicapai manakala ia mampu mensinergikan secara seimbang potensi berbagai kecerdasan yang dimilikinya. Seperti orang sering menyebutnya dengan kecerdasan unsur jasad (IQ), kecerdasan nafsani (EQ), dan kecerdasan rohani (SQ). Tidak semua aspek manusia itu dapat dipahami secara ilmiah dan terukur oleh kekuatan pancaindra manusia. Karena memang unsur manusia memiliki unsur berlapis-lapis.

Dari lapis mineral tubuh kasar sampai kepada roh (unsur lahut malakut) yang di-install Allah SWT sebagaimana ditegaskan lagi di dalam Al Qura’n, “Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh-Ku kepadanya, tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. Lalu, para malaikat itu bersujud semuanya,” (QS Shad [38]: 72-73).

Para penghuni alam malakut terdiri atas para Jin dan Malaikat, termasuk iblis. Alam ini tidak bisa diakses dengan panca indra atau kekuatan-kekuatan fisik manusia. Alam ini hanya bisa diakses manusia jika mereka mampu menggunakan potensi LAHUT, JABARUT dan MALAKUT yang dimilikinya.

Manusia sebagai makhluk utama memiliki kemampuan untuk itu, karena kedahsyatan unsur ketiga tadi. Jika kita merujuk kepada pendapat Syekh Abduk Qadir Jailani yang membagi Roh itu dalam empat tingkatan, makin mudah kita memahami kemungkinan itu. Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya, Sirr al-Asrar, roh itu memiliki empat tingkatan.

Tingkatan itu adalah roh jasad yang berinteraksi dengan alam mulk; roh ruhani yang berinteraksi dengan alam malakut; roh sulthani yang berinteraksi dengan alam jabarut; dan roh al-quds yang berinteraksi dengan alam lahut. Namun, perlu diingatkan di sini bahwa kita sebagai hamba tidak boleh terkecoh oleh bayangan keindahan alam-alam di atas manusia.

Jangan sampai kita lengah sehingga seolah-olah pencarian kita bukan lagi tertuju kepada ridha Allah semata, melainkan sudah terkecoh oleh unsur-unsur kekeramatan. Makin tinggi tingkat pencarian seseorang, makin tinggi pula unsur pengecohnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi di atas. Kerjakanlah semuanya dengan semata-mata karena Allah SWT.

 

Al Qur’an mengisyaratkan unsur kejadian manusia ada tiga, yaitu unsur badan atau jasad, unsur nyawa (nafs), da unsur roh (ruh). Dalam Alquran, nyawa dan ruh berbeda. Nyawa dimiliki tumbuh-tumbuhan dan binatang, tetapi unsur roh tidak dimiliki keduanya, bahkan oleh seluruh makhluk Tuhan lainnya.

Unsur roh inilah yang membuat para malaikat dan seluruh makhluk lainnya sujud kepada manusia (Adam)

 

Roh yang merupakan unsur yang ketiga dalam diri manusia, yang menjadi potensi amat dasyat untuk mengakses alam puncak sekalipun. Unsur ketiga inilah yang disebut sebagai ciptaaan khusus (khalqon akhar)di dalam Al Qur’an.

 

“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian, kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, pencipta Yang paling baik”.(QS al-mukmin [23]:12-14).

 

Kata ansya’nahu khalqan akhar dalam ayat di atas, menurut para mufasir, maksudnya adalah unsur rohani setelah unsur jasad dan nyawa (nafs). Hal ini sesuai dengan riwayat ibnu Abbas yang menafsirkan kata ansya’nahu dengan ja’ala ansya’al ruh fih, atau peniupan roh kedalam diri adam. Unsur ketiga ini kemudian disebut unsur ruhani, atau lahut atau malakut, yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lainnya.

 

Unsur ketiga ini merupakan proses terakhir dan sekailgus penyempurnaan subtansi manusia, sebagaimana di tegaskan di dalam beberapa ayat, seperti dalam surah al-Hijr: 28-29. Setelah pencitaan unsur ketiga ini selesai, para makhluk lain termasuk para malaikat dan jin bersujud kepada Adam dan alam raya pun ditundukkan (taskhir) untuknya. Unsur ketiga ini pulalah yang mendukung kapasitas manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi (QS al-An’am [6]: 165) disamping sebagai hamba (QA al Zariat [51]:56).

 

Meskipun memiliki unsur ketiga, manusia akan tetap menjadi satu-satunya makhluk eksistensialis karena hanya manusialah yang bisa turun naik derajatnya di sisi Tuhan. Sekalipun manusia ciptaan terbaik (ahsan taqwim/QS at-tin [95]:4), ia tidak mustahil akan turun kederajat paling rendah (asfala sa-filin)/Qs At-Tin [95]:5), bahkan bisa lebih rendah dari pada binatang ( Qs –al A’raf [7]:179).

 

Eksistensi kesempurnaan manusia dapat di capai manakala ia mampu bersinergi secara seimbang dengan memakai semua potensi kecerdasan yang di anugrahkan ALLAH SWT.

Orang sering menyebutnya dengan kecerdasan unsur JASAD (IQ), kecerdasan NAFS (EQ), dan kecerdasan ROHANI (SQ). Tidak semua aspek manusia itu dapat dipahami secara ilmiyah dan terukur oleh kekuatan panca indra manusia. Karena, manusia memiliki unsur batin berlapis-lapis.

untuk itu memohonlah kepada ALLAH SWT, agar kita diberikan PAHAM YANG DALAM, PAHAM ini datang dari Sang Khaliq melalui Umul Roh yang di anugrahkan kepada kita.

 

Dari lapis mineral tubuh kasar sampai kepada roh (unsur Lahut/Jabarut/Malakut) yang di install Allah SWT sebagaimana di tegaskan lagi di dalam Al Qur’an, “kemudian apabila telah aku sempurnakan kejadiannya dan aku tiupkan Roh-KU kepadanya, maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. Lalu para malaikat itu bersujud semuanya”.(QS Shad[38]:72-73).

 

Para penghuni alam malakut terdiri atas para jin dan malaikat, termasuk iblis. Alam ini tidak bisa di akses dengan panca indra atau kekuatan-kekuatan fisik manusia. Alam ini hanya bisa di akses manusia jika mereka mampu menggunakan potensi Lahut, Jabarut dan Malakut yang anugrahkan ALLAH. Hubungan interaktif antara para penghuni alam dimungkinkan, mengingat berbagai alam itu sama-sama ciptaan Allah SWT.

 

Manusia sebagai makhluk utama memiliki kemampuan untuk itu karena kedahsyatan unsur ketiga tadi. Jika kita merujuk kepada pendapat Syekh Abdul qodir Jailani yang membagi Roh itu dalam empat tingkatan, semakin mudah kita memahami.

Menurut Syekh Abdul Qodir Jailani dalam kitabnya sirr al – asrar, roh itu memiliki empat tingkatan.

 

Tingkatan itu adalah roh jasadi yang berinteraksi dengan alam mulk; roh ruhani yang berinteraksi dengan alam malakut; roh sulthoni yang beriteraksi dengan alam jabarut; dan roh al quds yang berinteraksi alam lahut. Namun perlu diingatkan di sini kit asebagai hamba tidak boleh terkecoh oleh bayangan keindahan alam-alam di atas manusia.

 

Alam Nasut

Alam nasut ialah : Alam yang terlihat oleh mata ahir (Alam jasmani) yang isinya : Manusia, hewan asalnya dari unsur air, kejadiannya dari Nafsu Sawiah (bening), keluarnya dari mata,  wataknya bisa mlihat, Ilmunya tingkat syareat, akalnya hasab (mencari).[2]

Dan orang yang ilmu pengetahuannya masih di Alam Nasut, biasanya orang tersebut, hatinya masih lalai atau masih tidur, ilmu pengtahuannya masih di dapat dari orang lain (orang awam) bukan bersumber dari dirinya sendiri, ibaratnya bak air, ada air kalau diisi saja tetapi kalu tidak diisi, ia akan kosong dan kering,dan orang tersebut mudah sekali dihasut, hidupnya hanya mengikuti umum saja tidak mempunyai pegangan sendiri.

Alam nasut artinya alam dunia yakni alam yang dihuni manusia yang juga disebut alam al-mulk ( alam kekuasaan ) , alam nasut merupakan alam kasat mata atau alam syahadah. والحاصل : إنّ السالك إذا أخذ فى سيره إلى مولاه ، وجدّ فى سيره ، وتأدّب مع الرقيق فى مسراه قطع العوالم حتّى يتشرف بالوصول إلى تلك المعالم :  (Dan hasilnya) bahwasanya seorang salik itu apabila mengambil pada perjalanan kepada Tuhannya dan bersungguh-sungguh ia pada perjalanannya dan beradab beserta Syaikhnya pada zahir bathinnya, diputuskan segala ‘awaalim hingga hampir dengan sampai kepada maksudnya daripada segala ‘awaalim itu. فأوّل عالم  يُقَطِّعهُ عالم الملك وهو ما يدرك بالبصر من الأجسام وغيرها وهو عالم النفس ، Maka pertama yang diputuskan ‘Alam Mulk dan yaitu yang didapat akan dia dengan mata kepala, daripada segala ajsam dan lainnya, maka dinamakan dia ‘alam an-Nafs. ثمّ عالم  الملكوت وهو ما يدرك بالبصيرة وهو عالم القلب Kemudian maka ‘alam malakut dan yaitu barang yang dapat akan dia dengan mata hati dan dinamakan dia ‘alam al-Qalb. ثمّ عالم  الجبروت وهو عالم الروح Kemudian maka ‘alam jabarut dan yaitu dinamakan ‘alam Roh. ثمّ عالم  اللاهوت وهو عالم السر وعنده يذهب الإسم والرسم ، ولايشهد هناك إلا الأحد وهذا غاية الفناء ، ومنه يرجع العارف إلى البقاء ويصير مرشدا ومقتدى ، Kemudian maka alam lahut dan dinamakan ‘alam As-Sirr dan padanya hilang nama dan segala musamma dan tiada dilihat disana melainkan Tuhan Yang Waahidul Ahad. Dan inilah sehingga-hingga fana` dan daripadanya kembali orang yang ‘arif itu kepada baqa`nya, dan jadi ia mursyid, yakni yang menunjukkan muridin dan tempat ikutan,  seperti kata syair: ولتخلع النعلين خلع محقق – وخلا عن الكونين في مسراه ولتفن حتى عن فنائك إنه – عين البقاء فعند ذاك تراه Dan tanggalkan olehmu dua kaus kamu yakni ilmu dan ‘amal itu sebagai tanggal yang sebenar-benarnya, Dan sucikan di dalam hatimu daripada dua kaun [yakni] dunia dan akhirat Dan fana`kan olehmu hingga daripada fana`mu, bahwasanya ialah dinamakan maqam baqa` Maka pada ketika itu melihat engkau akan Dia

 

Alam Malakut

Alam malakut ialah Alam Qolbi (hati) isinya para malaikat, asalnya dari unsur angin, kejadiannya dari Nafsu Mutmainah (tenang), keluarnya dari hidung, wataknya bisa mencium, ilmunya tingkt hakekat, Akalnya Huda (menjedi wayang) artinya orang itu sudah betul-betul pasrah (tawakal) bagaimana yang mengatur saja, dan ia merasakan kehadiran Allah, dan orang yang ilmu pengetahuannya sudan mencapai Alam Malakut, maka ia akan bisa melihat suatu Alam yang mana makhluknya serba putih yang sedang berdiri, ruku, sujud,dan duduk. Dan orang yang mencapai tingkat ini hatinya di penuhi oleh Nur (Cahaya) sehingga di kehidupannya tenang dan tentram.

Alam malakut ialah alam kegaiban merupakan alam malaikat dan alam jin yang sebagian menjelma dari intelek, oleh karena itu jin berpotensi mencapai pengetahuan Allah Swt. Wahyu yang disampaikan kea lam manusia ( alam nasut ) juga disampaikan ke alam malakut.

 

Alam JABARUT

Alam Jabarut ialah alam kekuasaan Allah Swt. Alam Jabarut juga merupakan realitas yang disebut singgasana ( Al-Arsy ) hal ini merupakan bagian supra formal atau manifestasi kemalaikatan, yang diliputi dan terdiri dari ciptaan formal sedang ia sendiri diliputi oleh being dan being dibalik being.

Alam Jabarut ialah : Yaitu Alam yang tidak terlihat oleh mata lahir (Alam Rohani) isinya : Jin, Syetan, Merkayangan dan Bangsa Siluman, asalnya dari unsur api, kejadiannya dari Nafsu Amarah (panas), keluarnya dari telinga, wataknya bisa mendengar, ilmunya tingkat thorikot, akalnya a’to (yang melakukan)

Orang ilmu pengetahuannya sudah masuk Alam Jabarut, pada umumnya orang tersebut di katakan jadab, karena dia sudah melihat dua Alam (Alam nyata dan alam tidak nyata), sehingga kelakuannya orang tersebut itu agak aneh, tidak umum dengan orang ain. Dan biasanya orang tersebut hatinya hidup. Dia bisa melihat dan mendengar susuatu yang sifatnya ghoib walaopun masih tahapan (tipuan) artinya apa yang dia lihat atau di dengar tidak semua benar, kadang bisa menjatuhkan dan menyesatkan. Sehingga orang yang masuk Alam Jabarut harus hati-hati dan waspda, jangan sampai terpedaya, dan menjadi sibuk lupa dngan tujuan hidup, ia mempunyai ilmu pengetahuannya dari orang lain juga dari dirinya sendiri (petunjuk dari Allah).

 

Alam LAHUT (Latain/Ahadiah)

Lahut berasal dari kata AL-LLAH atau KETUHANAN, LAHUT adalah ALAM TUHAN, AALAM LAHUT terkadang disebut pula alam `izzah (alam keagungan) sebagai bagian dari nama-nama aifat ALLAH SWT.

DIA merupakan AL KHALIQ ( Pencipta ) dalam kaitanya dengan dunia dan akhirat dan sebagai Tuhan pribadi atau sebagai Pribadi, yang mendengarkan permohonan , yang mematikan , yang menghidupkan, yang member penghidupan, yang mencipta, yang menerima tobat dsb.

adapun Alam Lahut itu adalah mertabat Latain artinya tidak ada pernyataan, maka dinamakan Alam Lahut itu adalah Asma ‘Zat, artinya Isma’ Zat Allah Taala, Zat yang belum bernama ALLAH, hanya dengan bernama DZAT AHADYAH.

Di dalam mertabat Alam Lahut, Asma ‘Zat yang Maha Suci itu adalah tujuh Asma’nya yaitu: –

  1. HU artinya Zat Tuhan yang Esa semata-mata
  2. GHAIBUL GHUYUB artinya, tidak ada berpihak dan tidak bertempat, tidak Ia diatas, di bawah, di kiri, di kanan, di depan dan di belakang.
  3. AHADIAH artinya dari pihak yang tidak sampai ke pengenalan para-para Nabi, apa lagi yang lain dari Nabi-nabi, yang mengetahui hanya dia.
  4. GHAIBUL HAWIAH artinya, dari pihak Ia tidak berzat, berisma ‘dan berakal seperti manusia.
  5. UJUDUL MUTLAK artinya tidak ada yang Hakiki, hanya DIA
  6. ABADAN ABADA artinya tidak ada yang mengetahui wujudnya, sesuatu, semuanya
  7. LATAIN artinya tidak dapat dipikirkan oleh akal, Makrifat orang-orang yang Arifin Billah. Alam Lahut pada mertabat Latain, DIAlah Zatul, MUTLAK yang tidak bercerai dan tidak berkumpul, semata-mata DIA, belum lagi bernama ALLAH, karena belum ada NUR MUHAMMAD SAW. Berkenaan dengan ILMU Tajali Alam Lahut tidak ada Ilmu pada Nur Muhammad, hanya DIA yang bertajali semata.
  8. Martabat ITHLAQ artinya gaib yang sepenuhnya
  9. Zatul BUHTI artinya zat semata-mata
  10. GAHIBUL MUTLAK artinya gahib yang sepenuhnya
  11. ‘ZIHIN’ artinya tatkala sunyi ia dari sesuatu
  12. ALAM sirr artinya rahasia Allah

 

Alam Ghoibi

Alam ghoibi ialah Alam Qolbin salim (hati yang selamat) isinya : Arwah-arwah para Nabi, para Sahabat, para Wali, dan orang-orang sholeh. Asalnya dari unsur bumi kejadiannya dari nafsu Luamah (lemas), keluarnya dari mulut, wataknya bisa berbicara, Ilmunya tingkat ma’rifat, akalnya falsafah (menjadi dalang) artinya orang tersebut mencapai pangkat Insan Kamil, manusia yang sempuna (sejati ing manusia) di hatinya hanya ada Allah.[7]

 

Alam Mulki, Malakut dan Jabarut dalam Perspektif Sufi

Para ulama Tasawuf yang kasyaf mengabarkan bahwa secara garis besar alam terdiri dari

  1. Alam NASUT (alam Mulk mitsal)/alam Jasad)
  2. Alam MALAKUT (alam Roh)
  3. Alam JABARUT (alam NUR)
  4. Alam LAHUT

Alam LAHUT adalah alam derajat/tingkatan/maqom nya di atas Alam Jabarut. Alam Jabarut, adalah alam yang “paling dekat” dengan aspek-aspek Ketuhanan, penghuni alam Jabarut adalah ‘sesuatu yang bukan Allah dalam aspek Ahadiyyah’, melainkan derivasi (turunan) dari aspek Ahadiyyah yang tertinggi selain apa pun yang ada. Misal penghuni alam ini adalah Nafakh Ruh (Tiupan Ruh Allah) yang mampu manghidupkan jasad, Ruh Al-Quds.

Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek KETUHANAN lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari Alam Mulk.

Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah realitas/wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita.

Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampui ukuran jasad. Misal penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs(jiwa).

Alam Mulk, adalah alam yang tingkat kedekatannya dengan aspek Allah adalah yang paling rendah. Dalam wujudnya terbagi menjadi 2, yang tertangkap oleh indera jasad dan yang gaib (dalam arti tidak tertangkap/terukur) bagi indera jasad. Jadi karena keterbatasan indera jasad kita, ada wujud yang sebetulnya bukan penghuni alam-alam yang lebih tinggi dari alam Mulk, tetapi juga tidak tertangkap kemampuan indera jasad.

Yang terukur oleh indera jasad contohnya tubuh/jasad manusia, jasad hewan, jasad tumbuhan. Penghuni alam Mulk yang tidak terukur oleh indera jasad contohnya adalah jin dengan segala kehidupannya. Jin dengan segala kehidupannya bisa dimengerti oleh indera-indera malakuti (indera-indera an-nafs/jiwa)

Manusia hidup di dua alam sekaligus, tubuh (jasad) kita hidup di alam fisik, terikat dalam ruang dan waktu. Para ulama menyebut alam fisik ini sebagai alam nasut, alam yang bisa kita lihat dan kita raba, Kita dapat menggunakan pancaindera kita untuk mencerapnya. Sementara itu, ruh kita hidup di alam ghaib (metafisik), tidak terikat dalam ruang dan waktu. Para ulama menyebut alam ini alam malakut. Bukan hanya manusia, segala sesuatu mempunyai malakutnya.

 

Untuk memahami keterangan diatas, manusia perlu memahami, ilmu Tasawuf adalah suatu  bidang ilmu untuk memasuki atau menghiasi diri dengan akhlak yang luhur dan keluar dari akhlak yang rendah.

Tasawuf juga dapat diartikan sebagai kebebasan, kemuliaan, meninggalkan perasaan terbebani alam setiap melaksanakan perbuatan syara, dermawan, dan murah hati.

Secara garis besar tasawuf terbagi menjadi tasawuf sunni dan tasawuf falsafi.

Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya disusun secara kompleks dan mendalam dengan bahasa-bahasa simbolik filosofis.

Sementara, tasawuf sunni adalah tasawuf yang didasarkan pada Al-Qur’an dan sunnah. Tasawuf sunni dibagi dalam dua tipe, yaitu tasawuf akhlaqi, dan tasawuf amali.

Alam LAHUT adalah alam derajat/tingkatan/maqom nya di atas Alam JABARUT. melainkan derivasi (turunan) dari aspek Ahadiyyah yang tertinggi selain apa pun yang ada.

Misal penghuni alam ini adalah Nafakh Ruh (Tiupan Ruh Allah) yang mampu manghidupkan jasad, Ruh Al-Quds.

Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek Ketuhanan lebih rendah dari Alam Jabarut. Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah realitas/wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita.

Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampui ukuran jasad. Misal penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs(jiwa).

Alam Mulk, adalah alam yang tingkat kedekatannya dengan aspek Allah adalah yang paling rendah. Dalam wujudnya terbagi menjadi 2, yang tertangkap oleh indera jasad dan yang gaib (dalam arti tidak tertangkap/terukur) bagi indera jasad.

Jadi karena keterbatasan indera jasad kita, ada wujud yang sebetulnya bukan penghuni alam-alam yang lebih tinggi dari alam Mulk, tetapi juga tidak tertangkap kemampuan indera jasad.

Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, semoga berfanfaat…