Sampah Paska Pilkada dan Pemilu Diprediksi Bakal Menggunung

TERBARU95 Dilihat

Jawa Barat – Kabardaerah. Com

BOGOR – Aktivis Lingkungan Hidup, Ekologi, dan Konservasi, Bogor, Jawa Barat, Sabilillah meminta para elit dan politisinya berkomitmen untuk mengurangi sampah dalam bentuk menanggalkan cara-cara kampanye menggunakan media luar ruang, kemudian beralih pada digitalisasi media cetak maupun online untuk berkampanye.

Dirinya memprediksi akan terjadi lonjakan volume sampah di Kabupaten Bogor pasca pesta demokrasi pada tahun 2024 mendatang.

Sehingga, diperlukan komitmen bersama terhadap kepedulian segenap politisi dan mesin-mesin politik untuk menahan diri dalam menggencarkan program maupun strategi kampanye di lapangan yang memanfaatkan media luar ruang di wilayah Kabupaten Bogor.

“Masalah kita klasik, yakni sampah, pencemaran lingkungan hidup, udara, sungai, setu, hutan, dan eksploitasi sumber daya alam. Marilah kita berk9mitmen dari hal termudah untuk mengurangi dan memilah sampah. Akan lebih baik lagi turut andil mencegah pencemaran serta kerusakan alam lingkungan perkotaan maupun pegunungan,” ujar Sabili kepada wartawan, Kamis (13/4/2023).

Lanjut dia, bahwa pada Pemilu 2024 diperkirakan kurang dari 8.000 calon legislatif dari 24 Partai Politik yang siap bertarung berebut kursi wakil rakyat yang tersebar 80 daerah pemilihan yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah calon presiden, Cagub, Cabup, Cawalkot yang menggerakkan mesin-mesin politiknya.

“Apabila satu orang kandidat mendistribusikan masing-masing 10.000 baliho, poster, spanduk, kartu nama, dan alat peraga lainnya yang masif dan akan memenuhi sudut dan sepanjang jalan hingga pelosok kampung, maka bukan rimbun oleh pepohonan negeri kita yang subur makmur ini,” ucapnya

Ia menambahkan, di Kabupaten Bogor akan terjadi penumpukan sampah pasca Pemilu 2024, sementara Dinas Lingkunga Hidup dengan daya dukung pengangkutan dan TPS/TPA Sampah hingga saat ini pun masih jauh dari memadai.

Limbah-limbah berbahan dasar plastik maupun bahan berbahaya lainnya juga akan memenuhi TPS atau TPA yang kemudian menjadi problem lingkungan.

“Bahan plastik dan bahan berbahaya lainnya sudah jelas akan menjadi masalah. Semisal, baliho, poster, spanduk dan sejenisnya pada umumnya memiliki bahan dasar plastik jenis vinil, polimer, polypropylene, nilon, dan polyethylene terephthalate,” ungkapnya.

Ia pun mengajak seluruh Parpol yang ada di Kabupaten Bogor berkomitmen secara bersama-sama untuk melakukan tata kelola sebagaimana sampah plastik, mulai dari pemanfaatan kembali melalui daur ulang dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R) sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan kelestarian alam.

“Jangan pasang alat peraga kampanye di pohon dan taman, pohon juga jangan di paku atau dililit kawat. Sudah saatnya Parpol mengedepankan pengarustamaan pembangunan lingkungan. Para kadernya dibimbing untuk sadar lingkungan sebagai wujud kepedulian berpolitik terhadap kelangsungan lingkungan dan kehidupan,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan data yang bersumber dari akun resmi Open Data Jabar pada tahun 2019, sampah di Kabupaten Bogor tembus mencapai angka 2914.65 ton per hari.

Sedangkan data hasil penelitian yang diperoleh dari aktivis dan akademisi menyebutkan tentang estimasi volume sampah di ‘Bumi Tegar Beriman’ berdasarkan data penduduk Kabupaten Bogor dari hasil analisis dengan proyeksi penduduk pada tahun 2030 sebanyak 6.127.159 jiwa, cenderung akan terjadi peningkatan volume sampah 735.258 m3 per hari. (Red)

Reporter : Herry Setiawan