Restore Borobudur History

Kabardaerah.com – The Great Nation is marked from the rest of its legacy … and all Publications about “Who” our Ancestors have succeeded in “Eliminate” … so that “We” today are so sure that “Right” is all from the outside … and we are just the “Importers” nation

” Tidak Benar”….,Borobudur di disain berdasar kitab kitab india…kapan kitab itu dibuat dan di bawa ke Nusantara…?

“Soeleman” juga tidak membangun nya…, Arsitek yang mendisain nya bukan “Gunadarma” ini cerita rakyat jawa tentang Pegunungan “Manoreh” dan J.G.de Casparis di disertasinya 1950 memperkirakan pembangunan nya sekitar tahun 824 M…. jadi tahun pembangunan hanya “Perkiraan” casparis saja

Mari kita cermati…

Pada tahun 5391 SM, mulai dibangunannya bangunan megah, bernama Vhwănā Çhaķâ Phalā di java, kini terpublikasi bernama “Borobudur”.

Kitab kitab yang katanya mendasari desain nya adalah “Shilpa Shastra” & “Vastu Sastra” dari india,…benarkah….?

Michael Meister, Stella Kramrisch, Kapila Vatsyayan, Para Profesor dan ilmuwan “Indologi” yang mengkhususkan diri pada arsitektur India berpendapat bahwa :

Makna “Shilpa” sangat kompleks sebagai kitab “Seni”, keterampilan, kerajinan, kecerdikan, secara harfiah berarti Ilmu seni dan “Kerajinan”, jadi buku ini adalah panduan untuk membuat patung dan “ikonografi” yang menjelaskan prinsip prinsip komposisi proporsi figur patung

“Vastu Shastra dan Vastu Vidya” sering di kaitkan dengan peradaban Lembah Indus “Mohenjodaro”, namun para ilmuwan seperti “Kapila Vatsyayan” menyangkal hal ini karena naskah teks kuno tentang kitab ini belum pernah di temukan pada peradaban Lembah Indus di india

“Atharvaveda” berisi ayat-ayat dengan “Kosmogoni Mistik” yang memberikan paradigma perencanaan “Kosmik”, di kitab ini tidak mewakili “Arsitektur” atau praktika yang berkaitan dengan ilmu Rancang Bangun, Vastu Shastras lah yang berkaitan dengan arsitektur bangunan – bangunan rumah, benteng, kuil, tata letak desa dan kota

“Varahamihira’s”…Brihat Samhita tertanggal abad ke 6 M,”Meister” adalah teks India pertama yang dikenal menggambarkan perencanaan “Tata Kota” …… “Kitab panduan merencanakan kota dan bangunan” dan kitab ini baru ada pada abad 6 M

“Manasara Shilpa” Kitab asal India Selatan, yang diperkirakan beredar pada abad ke 5 – 7 Masehi adalah buku panduan tentang desain dan konstruksi India Selatan bernama “Vastu”

“Isanasivagurudeva Paddhati”, Adalah teks Sansekerta lainnya dari abad ke 9 M yang menggambarkan seni bangunan ini ada di India selatan & tengah

“Silpa Prakasa Odisha”, ditulis oleh Ramachandra Bhattaraka Kaulacara sekitar abad ke 9 M atau abad  ke 10 M sebagai pengembangan lain dari Vastu Sastra

Semua kitab kitab itu baru ada pada abad 5 M, dan “Borobudur” sudah ada jauh sebelum kitab kitab itu di buat di sana …….

Nusantara terdahulu adalah tempat nya “Belajar” bangsa lain..mereka melihat dan mencatat menyalin dan membawa pulang “ilmu” dari Nusantara, Bukan dan tidak pernah bangsa lain datang menyebarkan ajaranya….dan fakta nyata ini di catat oleh peziarah tiongkok yang datang ke sini untuk belajar

Perhatikan :
Dari buku perjalanan peziarah Tiongkok Fa-Hien 399-414 M dari teks bahasa Mandarin oleh James Legge,yang diterjemahkan dan diberi catatan oleh Corean recension pada Bab XL

…”Dalam perjalanan Dua Tahun menumpang Kapal dari dan ke Cina ia mendapat bencana di perjalanan laut nya berlabuh di Javadvipa dari sana kembali ke Cina, Tiba di Shan-tung lalu ke Nanking”..

Setelah berjalan dengan cara ini selama lebih dari sembilan puluh hari, tiba di sebuah wilayah bernama “Java-dvipa”, di mana “Brahmanisme” berkembang, sementara “Pandangan Lain” dalamnya tidak layak untuk dibicarakan….

Fa-hien tinggal di Javadvipa dua tahun dan berhasil mendapatkan salinan “Vinaya-pitaka dari Mahisasakah Dirghagama dan Samyuktagama Sutra juga Samyukta-sanchaya-pitaka, Semua kitab kitab ini tidak diketahui di tanah Han….

Setelah memperoleh karya-karya Sansekerta ini, ia ikut kembali dalam kapal seorang pedagang besar, yang di dalamnya terdapat lebih dari 200 orang dan dengan kapal yang lebih kecil di dalamnya, untuk cadangan dari bahaya navigasi laut…

Hui-Ning melakukan perjalanannya selama 3 tahun di pulau Jawa (664 M – 667 M) menterjemahkan sebuah sutra, tentang pemahaman “Nirwana” yang agung, Penterjemahan ini dibantu seorang pakar Jawa yang bernama Jñânabhadra, yaitu ilmu tentang “Kehidupan setelah kematian” di Nusantara ini bernama “Svarggā”…Teks literasi kata “Svarggā ini ada pada relief dasar bangunan …..dan bukan ter tulis “Nirvana/Nibana”…

Yang di lihat dan di catat Fa-Huan  337 – 422 M di Javadvipa

…..di atas bukit telah didirikan sebuah menara besar jarak antara keduanya  15 yojana, dengan tinggi 470 kaki dihiasi dengan emas dan perak, disempurnakan dengan setiap zat berharga….di sisi menara didirikan sangharama yang disebut “Abhayagiri” berisi 5000 imam…

…mereka juga membangun aula yang ditutupi dengan ukiran emas dan perak, disatukan dengan semua zat berharga di samping Aula di tanam pohon “Pei-to” ketika tingginya sekitar 220 kaki, pohon itu mulai condong ke arah tenggara…

…raja memerintah kan untuk membuat 9 penopang pohon, tapi akar pohon tetap menembus penopang itu dan akar keluar hingga 20″ menembus bumi, di bawah pohon itu didirikan sebuah “Kapel”, di tengahnya ada sosok patung dalam posisi duduk…

…di tengah-tengah aula ini ada sosok “Patung” tingginya sekitar 22 kaki, seluruh tubuh berkilau di lapisi dengan tujuh zat berharga, di tangan kanan nya memegang mutiara yang nilainya tak ternilai…..( Yang dilihat dan di catat Fa-Huan pada saat ini bernama “Mendut” )

…lebih jauh lagi di dalam ibu kota kerajaan didirikan “kapel” dengan konstruksi luar biasa, di mana ketujuh zat berharga telah digunakan, Raja menyucikan dirinya sesuai dengan aturan “Brahmanis” yang ketat.

Orang-orang di dalam kota juga menghormati bangunan ini, melakukan ritual kepercayaan yang telah lama ada….(Yang di sebut “Kapel” oleh Fa-Huan saat ini bernama “Borobudur” )

Pada tahun 399-414 M Fa-Hien dalam perjalanan di Svarnadvipa mencatat…mengikuti sungai Po-Nai (adalah sungai Pana’i adalah “Kampar”)…di tempat di mana para pelajar pernah tinggal di situ dan melakukan gerakan… “Berjalan Berputar”… mengelilingi “Tope”/Stupa juga 4 guru duduk di 4 sudut, di tempat ini “Menara”…telah didirikan
…(Yang di sebut “Tope dan “Menara” oleh Fa-Huan saat ini bernama “Muara Takus” dan “Berjalan Berputar”….adalah “Prasawiya/Pradaksina/Tawaf” )

Pada tahun 602 – 664 Hieun-Tsang, Fa-Hien 399-414 M, Hui-Ning 664 M – 667 mencatat apa yang di lihat nya di Svarnadvipa

Di sampingnya ada stupa yang dibangun oleh rāja, sekitar 200 kaki tingginya…di dekat ini ada tanda di mana Tathāgata berjalan ke sana kemari…….(Yang di maksud “Berjalan ke sana kemari” oleh Hieun-Tsang adalah “Prasawiya/Pradaksina/Tawaf” )

Sung Yun (B) 518 M, Datang melihat dan mencatat :

Sung Yun….penduduk asli Tun-hwang/Little Tibet, di pinggiran kota Lo-yang/Honan-fu yang disebut Wan-I, Pada tahun 518 M oleh Ratu dari dinasti Wei Utara dia dikirim merantau untuk belajar bersama Hwui Sang

Tercatat …Dari kuil Shung-li Lo-yang sampai di wilayah U-chang-na/Udayana menghasilkan banyak emas, kunyit & kayu wangi, di sisi saṅghārāma yang agung, di lembah Ta-li-lo ada sosok “Bodhisattva” diukir dari kayu warnanya emas…

Song Yun bertemu dengan Damo atau Bodhidharma …masyarakat nya terlihat pandai cerdas, taat pada religius dan memahami ilmu benda benda langit juga navigasi…kami menyalin nya hingga 170 jilid dan membawa pulang…( Kata “Damo” terekam pada suku di Svarnadvipa ,Suku “Dhomo”)

… Vessantara di sebut oleh Para pejiarah Tiongkok adalah tempat Para “Raja Pemberi” atau Pi-lo istilah Hiuen Tsiang, Apa yang di lihat di catat Fa-hian dan Sung-yun ini tergambar di relief Amaravati dan Sanchi kisah paling populer di kalangan kami orang Mongol….

Sejarah “Vessantara” versi peziarah tiongkok adalah Nusantara, “Emas” adalah “Svarna”
Pulau Emas adalah adalah “Svarnadvipa”…Di Nusantara inilah mereka “Belajar” ajaran asli leluhur Nusantara “Dharma”

Teks literasi kata Dharma terekam di relief dasar Borobudur dengan teks kata, “Kusaladharmabajana” dan “Vinayadharmacitakya” ini berarti “Borobudur”…berdasar ajaran asli Nusantara, yang hingga kini tersimpan di Bali

….”Vhwănā Çaka Phalā” kini terpublikasi bernama “Borobudur”…Kitab kitab yang mendasari desain nya, Sculputure, Relief Juga palsafah yang tergambar BUKAN Buddhis dari india, Fahami ini …

INDONËSIARYĀ
True Back History of Indonesia
Exploration & Research
By : #Santosaba

Info eBook : 085156424774
https://tokopedia.link/santosaba-1
bit.ly/eBookGoogleSantosaba
https://bit.ly/FaceBookSantosaba
https://www.youtube.com/c/SantoSaba234