Inilah Teknologi Pembibitan Tebu Metode Chip

TERBARU124 Dilihat

Makassar Kabardaerah.Com– Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar melalui dan LPPM Unhas menggandeng Kelompok Tani Mutiara Lassang di Kabupaten Takalar, Sulsel, memperkenalkan teknologi pembibitan tebu metode chip.

Tim dosen dari Fakultas Pertanian Unhas, Abdul Mollah Jaya, Yunus Musa, dan Muh. Farid BDR melakukan aksi demonstrasi teknologi terkini pembibitan tebu itu.

Salah seorang petani Molla, yang mengikuti kegiatan itu,  Senin (16/10) mengatakan, selama ini petani menanam tebu dengan cara menggunakan bibit konvensional dimana petani  menanam tebu dengan langsung mengambil bibit dari pertanaman tebu di lapangan, kemudian memotong-motong beberapa ruas lalu ditanman langsung dalam bentuk stek.

Petani menggunakan bibit dari batang atau bagal yang matanya belum berkecambah dengan  panjang 1-1,25 m yang terdiri atas 6 – 8 mata tunas.

“Pembibitan konvensional ini memerlukan waktu yang lebih lama dan lahan yang lebih luas. Biasanya bibit tidak tepat waktu dan jumlahnya terbatas karena sumbernya adalah rajungan dari hasil tebang giling,” ujarnya.

Bahkan bibit relatif tidak seragam pertumbuhannya setelah ditanam di lapangan. Jumlah anakanpun terbatas serta biasanya rentan terhadap cekaman abiotik maupun biotik, terutama terhadap hama dan penyakit dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

“Atas kondisi ini, kami tim dosen Unhas juga melibatkan pihak Pabrik Gula Takalar dengan melakukan kegiatan penyuluhan teknis. Melalui penyuluhan ini,   ditekankan bahwa penggunaan benih unggul dan bermutu merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan usahatani tebu di tingkat lapangan. Kegiatan pembenihan tebu secara konvensional tidak mampu memenuhi kebutuhan bibit di tingkat penangkar juga petani,” jelas Molla.

Gambaran sederhana teknologi bud chip yang diterapkan Tim Unhas kepada kelompok tani adalah adalah pembibitan menggunakan chip yang diambil dari satu saja mata tunas tebu kemudian direndam dalam air hangat lalu dikecambahkan pada pot atau tray, lalu dipindhkan ke kebun bibit yang selajutnya untuk ditanam di lapangan.

Keunggulan benih tebu bud chip bagaikan “pendekar satu mata” karena bud chip setelah dipindahkan ke lapang, tebu mampu membentuk anakan lebih banyak dan akan tumbuh lebih sempurna sampai panen dibandingkan bibit konvensional. Metode bud chip mampu menghemat bibit hingga enam kali dibanding dengan metode konvensional.

Tebu yang ditanam pun bisa berproduksi hingga 70 kuintal per hektar, sedangkan dengan metode konvensional biasanya hanya mencapai 650 kuintal per hektarnya.

Selain itu, penanaman tebu dengan metode bud chip ini dapat memberikan keuntungan bagi para petani. Bibit tebu bud chip ini merupakan salah satu solusi masalah swasembada gula di Indonesia. Pengembangan metode pembibitan ini perlu digalakkan untuk membantu pemenuhan gula nasional sekaligus untuk meningkatkan pendapatan usahatani bagi petani tebu.

Diharapkan dengan kegiatan ini, petani memiliki minat dan kemampuan untuk menerapkan teknologi baru yang lebih modern, memiliki prospek masa depan dalam memproduksi bibit tebu bermutu untuk mendapatkan produksi yang optimal sehingga keuntungan besar bisa dicapai.

Karaeng Lira selaku ketua kelompok tani sekaligus pengurus Assosiasi Petani Tebu Rakyat setempat menyambut gembira kehadiran teknologi pembibitan tersebut. “Kami bersyukur dengan teknologi ini, karena hasil panen kami lebih bagus dan produksinya pun lebih banyak,” ujarnya.

(Rusman/Nasri)

Tinggalkan Balasan