Ini Alasan Masyarakat Papua Jadikan Sagu Makanan Pokok

DAERAH, TERBARU69 Dilihat

Papuabarat.Kabardaerah.com – Keunikan Kultur Budaya di Papua menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap Orang yang ingin berkunjung ke Tanah Papua, salah satunya adalah makanan khas Papua yaitu Sagu.

Sagu merupakan bagian dari makanan pokok bagi Masyarakat bagian timur Indonesia selain nasi, ada satu kekawatiran tersendiri yang dirasakan oleh salah satu Aktivis Forum Pencinta Sungai Kabupaten Sorong Selatan.

Dalam keterangannya via WA kepada Papuabarat.kabardaerah.com pada Hari ini Rabu (07/02), Olland T. Abago menjelaskan

“Dewasa ini pangan lokal Sagu mulai terkikis dengan makanan siap saji yang bersifat instan khusus bagi Warga di Perkotaan, senada dengan itu Sagu kini hanya hadir dalam acara adat seperti pembayaran maskawin karena disitu akan banyak menyerap sagu sebagai imbalan (dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki) dan ciri ini terlihat di sebagian suku besar Bomberay (Maybrat, Tehit, Imeko & Moi Klabra dll) yg ada kawasan Sorong Raya,” Jelas Olland

Tokoh Pemuda yang juga sebagai Ketua DPK Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Kabupaten Sorong Selatan tersebut menyayangkan jika Sagu yang merupakan makanan Orang Timur Indonesia ini, Warga Masyarakat tidak menjadikannya sebagai makanan wajib agar dengan demikian Sagu juga mendapat pasar tersendiri

“Namun dalam hal pasaran secara rutin, belum adanya niat besar dari Warga untuk menjadikan sagu sebagai makanan wajib setiap harinya sehingga mempengaruhi pasar sagu itu sendiri, beras masih tetap menjadi pilhan utama,” Ungkap Olland

Lanjut Olland, “Pemprov ataupun Pemda kab/kota kalau bisa membatasi subsidi beras raskin dan menggantikan dengan Sagu, melalui persentasi 70 persen beras raskin 30 persen Sagu untuk se-Wilayah Prov. Papua Barat,” Ujar Ollan yang juga bekerja di Tim Riset “Developing food security and green economy with sago on peatland in West Papua” Fak. Kehutanan UGM yang berlokasi di Kais Kabupaten. Sorsel (Red/KD-PB)