Jika Hukum Tidak Adil, NKRI Bukanlah Harga Mati, Yakinlah, Kita sedang berada di persimpangan Jalan

BERITA UTAMA, DAERAH30 Dilihat

Sumbar.KabarDaerah.com- (sumber, Hariqo) Saya banyak tidak setuju dengan HaRS, saya juga bukan alumni 411, 212, namun saya harus adil, berikut beberapa fakta kepatuhan HRS.

Pertama, 15 Nov 2020, HaRS patuh membayar denda 50 juta rupiah karena melanggar protokol kesehatan dengan membuat kerumunan saat akad nikah anaknya sekaligus peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan. Ia Sportif dan sadar sebagai warga biasa.

Ini tercatat sebagai denda terbesar dalam sejarah NKRI terkait pelanggaran protokol kesehatan. Apakah pembuat kerumunan di banyak tempat lain membayar denda?

Kedua, pada 2 Desember 2020, HaRS mengadakan reuni secara online sesuai anjuran pemerintah.

Lalu karena khawatir kerumunan, HaRS juga membatalkan rencana keliling Indonesia untuk menyampaikan revolusi akhlak.

Nah ini yang menarik, HaRS juga secara terbuka meminta maaf karena telah membuat kerumunan. Semoga pembuat kerumunan di banyak tempat lain juga melakukan hal yang sama.

Ketiga, pada 9 Desember 2020, HRS meminta pendukungnya bersabar menghadapi tragedi kemanusiaan meninggalnya enam anggota laskar EF PI.

Sebagai manusia yang masih memiliki Nafsu Dia pasti marah, sedih dengan apa yang disebut oleh banyak pakar sebagai pembunuhan di luar putusan pengadilan itu (extra-judicial killing).

Namun HRS menegaskan akan mengikuti prosedur hukum yang berlaku.

Saya mengikuti seluruh pemberitaan dan mengamati pembicaraan di media sosial tanpa henti selama tiga hari terakhir.

Pembenci Ha.RS berkurang karena bersimpati dan hormat pada korban dan keluarganya, sedangkan kelompok yang netral bersimpati pada HaRS dan keluarga korban, ini soal kemanusiaan.

Secara umum warga mencintai institusi POLRI dengan menginginkan evaluasi atau perbaikan.

Saya juga menonton banyak video terkait meninggalnya enam anak muda penjaga HaRS. Di dalam video2 itu tergambar keyakinan yang sangat kuat pada sila pertama Pancasila, “Tuhan melihat semuanya”.

Saya terharu, di dalam video itu selalu ada ajakan menahan diri dan menyerahkan penyelidikan pada tim independen yang jujur.

Terakhir saya melihat video seorang Ibu, sambil menangis sedih karena meninggalnya enam pemuda pengawal HaRS, ibu itu mengatakan “Islam tidak pernah mengenal dendam, Islam tidak pernah mengenal balas dendam, Islam adalah yang senantiasa rahmatan lil alamiin.

Mari kita doakan enam pemuda yang meninggal dunia tersebut husnul khatimah, ditempatkan di surga Allah SWT, kemudian keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Bapak, Ibu, kita boleh tak sepaham dengan eF PI dan HaRS, tapi kita harus adil. HaRS itu warga biasa, ia juga pernah dipenjara sampai dua kali (2003, 2008) tentu bukan karena kasus korupsi.

Yang belum pernah dipenjara justru para penghina HaRS, walaupun hinaannya sudah sangat melampaui batas. Kalau HaRS bilang siap mati itu artinya dia siap dikubur, siap menerima resiko perjuangannya, bukan berarti dia siap membunuh orang.

Dari silsilah jelas HaRS memang keturunan Nabi Muhammad (Nusron Wahid, Mantan Ketum GP Ansor). Tapi HaRS tidak merasa derajatnya di atas kita, sama sekali, salah ya HaRS bayar denda. Apa ada HaRS teriak “saya keturunan Nabi, masak Maulid Nabi di denda?”.

Teman-teman, musuh kita bukan eF PI, POLRI, TNI, musuh kita kesenjangan sosial, kok satu persen orang di Indonesia menguasai 50 persen aset nasional?, korupsi, kolusi, Nepotisme, Radikalis yang sebenarnya, separatisme, kebakaran hutan, perusakan alam. Bangsa ini sudah pernah dirampok selama 350 tahun, dan sekarang masih dirampok, saat eF PI dan POLRI ribut terus, maka para perampok itu terkekeh girang.

Bapak, Ibu, korupsi lobster bikin semua sedih, dan tolong bantu saya menjawab ini, dari semua negara yang terdampak COVID-19 di bumi ini, apakah ada yang meng-korupsi dana bansos untuk rakyatnya?.

Mengapa HRS yang sudah membayar denda, meminta maaf secara terbuka masih dikejar seperti koruptor atau teroris?.

HRS hanya jadi penyambung lidah dari organisasi mahasiswa dan kelompok intelektual yang lama bungkam.

Jujur saja, saya melihat selama tiga hari kemarin, hilang kampanye anti politik uang di pilkada, sementara 931 koorporasi berafiliasi dengan kandidat di pilkada (Data Tempo dan Auriga Nusantara).

Ngeri, kalau pengusaha jahat terus mengontrol kepala daerah, oligarki menang terus. Bapak, ibu yang merasa paling Pancasila, kita semua sudah paham  NKRI dan Pancasila sudah final, negara ini untuk semua suku, agama, dll.

Jangan mengajarkan Pancasila kepada orang yang sudah mengamalkan bahwa kepentingan nasional di atas kepentingan dirinya.

Mari kita fokus pada masalah penting saat ini, yaitu penanganan covid, pemulihan ekonomi.

Penggunaan buzzer untuk menyerang F.PI justru menurunkan kredibilitas, gunakan dong buzzer-buzzer itu untuk diplomacy (social media diplomacy); pertahanan negara, melawan buzzer para koruptor. Gunakan akun-akun buzzer itu untuk pariwisata yang kalah terus sama Thailand, Singapura, Malaysia, dll.

HRS adalah Imam umat Islam, Saya setuju dengan ide dialog dari Emha Ainun Nadjib, mengapa?

Kontribusi Cak Nun banyak sejak muda, ia juga tokoh reformasi  yang ikut meminta Presiden Soeharto lengser, dan setelah itu Cak Nun menghilang, semua jabatan yang digaji APBN ditolaknya, Cak Nun tak ada kepentingannya. Listrik dan air di rumahnya dari uang pribadi.

Bayangkan situasi terburuk jika terjadi konflik horizontal. Tidak ada yang diuntungkan. Kita semua akan rugi, dan butuh waktu lama untuk pemulihan psikis.

Ayolah para pemimpin, baik pemimpin yang dibayar oleh uang rakyat maupun pemimpin yang dihormati umat, jalinlah komunikasi yang baik.

Bukan pelucutan senjata yang menyebabkan perdamaian, tapi pelucutan kebencian dari hati kita semua.

Mari cek hati kita, apakah sudah adil atau belum, sebelum kita menuduh hati orang lain penuh kebencian?.

Alfatihah untuk enam pemuda, terima kasih untuk para aktivis yang tidak dibayar, terima kasih untuk Bang Ari Yusuf Amir, terima kasih untuk untuk Bang Fadli Zon dan sedikit anggota DPR, DPRD yang mengawal Demokrasi kita.

Untuk mereka yang dipilih dan digaji karena demokrasi, mengapa diam ketika demokrasi terancam.

Terima kasih. Jakarta, 10 Desember 2020. Hariqo Wibawa Satria, Pengamat Media Sosial, Direktur Eksekutif Komunikonten.

Ada kelompok yang punya kepentingan balik operasi pembunuhan terhadap enam Laskar Front Pembela Islam (FPI).

Demikian dikatakan mantan Dosen Ilmu Politik di Sekolah Staf dan Komando (SESKO) TNI Kolonel (Purn) Sugeng Waras dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (8/12/2020). “Kelompok Naga tertawa setelah terjadinya pembunuhan enam Laskar FPI,” ungkapnya.

Kata Sugeng Waras, pembunuhan terhadap enam Laskar FPI itu merupakan kecorobohan anggota Polri.

“Ini juga kecerobohan polisi, di balik keprofesionalanya atas realisnya yang sudah dikeluarkan,” jelasnya. Sugeng Waras mengatakan, masyarakat berspekulasi adanya pengalihan isu atas pembunuhan terhadap enam Laskar FPI.

“Banyak orang lupa, UU bencana alam, termasuk Covid, bisa membunuh perundang-undangan / peraturan Pilkada. Lancarnya pilkada akan sangat memperkuat posisi Rezim pada mimpi pereode ke 3,” jelasnya.

Sugeng Waras menilai, polisi telah bermain politik atas munculnya berbagai peristiwa baru-baru.

“TNI ketinggalan kereta api dari Polri dalam permainan politik praktis yang dibungkus politik negara. Bukan salah Polisi, inilah implementasi strategi keunggulan atau pemenangan dengan membuat tekanan terus menerus, hingga lawan tidak berdaya dan tak berkutik,” pungkasnya.

Hasil Diskusi Saya Dengan Seorang Jenderal Menuntut Saya Untuk Membuat Tulisan Dan Dijadikan Bahan Rujukan Para Petinggi TNI Dan Sebagai Bahan Pemaparan Di SESKOAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat).

Berikut mari kita simak tulisan Kanjeng Senopati

KOMUNIS GAYA BARU (KGB) SEBUAH METAMORFOSIS PKI YANG TELAH BERSELIMUT KE DALAM SEMUA ASPEK EKONOMI, POLITIK, BUDAYA, AGAMA DAN Memakai TNI POLRI sebagai alat kekuasaannya.

Sumber : oleh Kanjeng Senopati

KOMUNIS itu tidak selalu identik dengan orang yang tidak percaya dengan Tuhan (atheis), tapi paham komunis bisa juga orang yang masih percaya adanya Tuhan dan paham ini lebih berbahaya daripada yang asli Komunis.

Karena dia benalu didalam masyarakat karena terselimuti dengan “percaya Tuhan” dan terselimuti dengan selogan “Pancasila dan Kebhinekaan” tapi hakekatnya mereka menentang keras butir-butir Pancasila itu sendiri dan menentang hukum-hukum yang bersumber dari agama (aturan Tuhan) sebagai hukum yang mengatur seluruh manusia dan alam semesta.

Metamorfosis adalah suatu proses perubahan penampilan fisik yang berbeda dari saat pertama kali kelahirannya atau kemunculannya.

Kebangkitan dan perkembangan KGB telah menjadi ancaman asimetrik dengan “Strategy Soft Power” seperti diulas oleh H. Liddell dalam Buku Strategy menjelaskan bahwa ancaman asimetrik menyerang pikiran, membengkokkan iktikad, memelintir logika, menghasut ideologi dan meruntuhkan kepercayaan (keyakinan).

Memang PKI sudah tidak ada tapi paham ideology komunis PKI masih tetap ada. Saat ini PKI sudah berganti baju, PKI telah berselimut dengan berbagai metamorfosis.

Diantaranya dengan  gerakan kesamping kanan yaitu penyusupan kedalam lembaga institusi negara atau kabinet-kabinetnya untuk menguasai kebijakan-kebijakannya.

Kemudian dengan gerakan ke samping kiri yaitu penyusupan kedalam parlemen legislatif partai-partai nasionalis (non komunis).

Ada pula dengan gerakan ke bawah yaitu institusi masyarakat dengan program “Tradisi Budaya” sebagai framingnya. Orang-orang neo komunis (KGB) telah banyak disusupkan kedalam wadah ini, ciri-cirinya lebih menekankan kepada slogan “pluralisme” daripada kepada slogan “menjaga kearifan budaya lokal”.

Dan PKI telah berselimut dengan “Gerakan Islam Nusantara” melalui metamorfosis liberalnya yang lebih menekankan kepada “Sinkritisme” (penyatuan agama-agama) daripada kepada perjuangan dakwah dan syiar Islam.

Gerakan Komunis Gaya Baru (KGB) telah aman terselimuti didalam kelompok Liberalisme. Dimana liberalisme tidak akan tercipta bila tidak didukung dengan Sekulerisme didalam sistem pemerintahan.

Hakikatnya Komunis Gaya Baru (KGB) adalah Sekulerisme itu sendiri. Karena sekulerisme adalah “saudara kembar” komunisme yang lahir dari satu rahim, yaitu rahim Yahudi (Zionisme) kemudian dikembangkan oleh Stalin dan Leninisme.

Memang nama PKI sudah tidak ada tapi Neo Komunis atau KGB (Komunis Gaya Baru) dengan menggunakan nama-nama baru saat ini sedang tumbuh dan bergerak di negeri ini.

Ada dua kelompok KGB  yang terus bergerak yang akan mengancam negeri yaitu sebagai berikut :

KGB yang liberal, misinya menjauhkan setiap individu dari satu aturan hukum yang bersumber dari ajaran Tuhan (azas tunggal).

Mereka percaya Tuhan tapi mereka mengingkari aturan dan hukum Tuhan itu sendiri bahkan menentangnya.

Dan mereka ingin memisahkan urusan pemerintahan dengan agama karena urusan pemerintahan adalah urusan dunia bukan urusan agama, baginya agama hanya digunakan untuk mengatur urusan akhirat yang bersifat ibadah saja hubungan pribadi dengan Tuhan.

KGB yang ekstrim (radikal), misinya agar setiap individu meninggalkan satu aturan ajaran agama.

Mereka ingin melenyapkan simbol-simbol agama yang berasal dari ajaran kaidah agama, intinya mereka anti agama artinya anti Tuhan.

Tuhan itu hanya sebagai momok dogma bagi masyarakat menurut mereka. Sehingga tidak salah bagi mereka menganggap agama adalah “Candu masyarakat” ini adalah istilah PKI.

Jadi Komunisme dan Sekulerisme dua-duanya sama satu rahim, satu tubuh dan satu gerbong memiliki visi dan misi yang sama, cuma yang satu lebih radikal dan yang satu lebih liberal.

Perbedaanya tipis sama-sama menentang ajaran agama dan anti hukum Tuhan (azas tunggal).

KGB telah bersinergi dengan berbagai bidang dan elemen. KGB sekarang telah berselimut dan berbaju pelangi merah, kuning, hijau dan biru, supaya dapat masuk di berbagai di segala bidang dan aspek masyarakat.

Setelah keberadaannya mendapat tentangan keras dari kalangan masyarakat yang anti komunis, sehingga kaum kiri ini dinilai tidak mampu memberikan kontribusi bagi aktivitas gerakan kiri dalam jalur parlementer.

Untuk itu gerakan Kiri kemudian mengambil langkah preventif dan alternatif dalam upayanya tidak membentuk partai berhaluan komunis tapi mencoba masuk dalam jalur parlemen.

Sebagian kader-kader gerakan Kiri (KGB) kemudian bergabung dengan partai-partai yang menjadi peserta pemilu 2009 lalu.

Diantaranya adalah Budik adalah seorang penganut Komunis muda pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) partai yang berhaluan Marxis Komunis.

Budik adalah murid COKRO (nama samaran) seorang tokoh PKI Tegal, yang mengarahkan untuk menciptakan Partai hebat. Yang saat ini Budk berhasil masuk kedalam anggota parlementer pada salah satu Fraksi DPR-RI.

Kemudian sebutlah Andik adalah penganut komunis muda yang komunisnya bermazhab ANTONIO GRAMSCHI (Eurokomunis Abad 20).

Andik adalah pendiri dan ketua “SOLMID” (Solidaritas Mahasiswa Indonesia) yang berhaluan “Kiri”. Dan saat ini Andik adalah anggota parlemen di salah satu partai Dedengkot.

Antara Budik dan Andik adalah sahabat seperjuangan dimana mereka berkhayal ingin kembali membangkitkan KUDA TROYA KOMUNISME.

Langkah ini pernah dilakukan oleh PKU  terhadap parpol-parpol non komunis diantaranya masuk ke dalam rangka mempengaruhi kekutan-kekuatan politik yang berpengaruh pada saat itu dan akhirnya berhasil.

Dan sekarang kader gerakan kiri ini lebih banyak menyusup kedalam partai-partai nasionalis seperti PDIP, Demokrat dan Nasdem.

Kemudian KGB ini juga terlibat dan berperan besar didalam mengkampanyekan dan meng opinikan istilah-istilah baru yaitu Islam radikal, Khilafah dan Islam intoleran.

Gelar gelar yang buruk ini telah berhasil dipublikasikan oleh kelompok Sekuler yang radikal dimana kelompok tersebut sekarang sedang berkuasa di negeri ini.

Diantara dokumen yang sangat rahasia KGB sebagai instruksi lisan kepada para anggotanya yang telah kami temukan, adalah target perlawanan Neo Komunis (KGB) terhadap musuh-musuhnya politiknya sebagai berikut :

Sasaran Yang Menjadi Target Utama perlawanan neo PKI terhadap lawan-lawan politiknya adalah :

  1. Mengungkap dan mengangkat kasus-kasus politik, ekonomi dan kemanusiaan yang melibatkan Orde Baru, Militer (khususnya TNI AD) dan kasus radikalisme dan terorisme yang melibatkan umat Islam. Sebagai upaya menyudutkan ORDE BARU, TNI AD dan gerakan UMAT ISLAM secara politik dan hukum.
  2. Mengkait-kaitkan kebijakan dan sikap politik parlemen, birokrat/ dan militer dengan cara-cara yang dikembangkan oleh Orde Baru.
  3. Secara sistematis dan massif terus melakukan pengembangan isu-isu strategis dan opini untuk membatasi eksistensi Orde Baru, Birokrat, Militer dan gerakan umat Islam.
  4. Membatasi peran Sospol dan fungsi territorial TNI dan KODAM kebawah seperti Babinsa untuk mengefektifkan gerakan radikal ektra parlementer para anggota CDB (Comite Daerah Besar).
  5. Melakukan gerakan ekstra parlementer melalui CC (Comite Central) yang berada duduk di parlementer dan di partai-partai nasional.

Persiapkan penggantian presiden baik secara di lengserkan secara terhormat atau digulingkan.

Program KGB sebagian telah dan sedaang berjalan dengan baik dan mulus.

Menguasai Parlemen, Institusi dan gerakan masyarakat yang berselimutkan politik, ekonomi, budaya, agama, pendidikan dan mngurangi fungsi TNI, memperbanyak fungsi POLRI, Termasuk program mereka, mari kita perhatikan hal berikut :

Ke-satu : melalui aspek Politik, diterapkan sistem pemerintahan Sekulerisme yang lebih condong miring ke “kiri”, contohnya dibuka kembali hubungan diplomatik yang lebih intens yaitu “Poros Jakarta Beijing” dimana China Komunis sebagai Leader proyek.

Ke-dua : melalui aspek Ekonomi, diterapkan sistem ekonomi Kapitalis yang mencekik rakyat. Dimana pemerintah lebih condong kepada pengusaha besar atau pengusaha investasi asing yang lebih besar dan kuat yang akan mematikan pengusaha lokal.

Ke-tiga : melalui aspek budaya, perlu diwaspadai bila dihidupkan gerakan kebudayaan yang lebih berbau “Pluralisme” dan membentur-benturkan dengan simbol atau ajaran agama maka ini termasuk strategy kelompok kiri.

Ke-empat melalui aspek agama, diciptakan gerakan Islam Liberal dan diciptakan aliran Islam Nusantara yang lebih berbau “Sinkritisme” yaitu penyatuan antara ajaran Islam dan ajaran Syi’ah.

Ke-lima melalui aspek pendidikan, dihilangkan kurikulum pelajaran Agama serta dikebiri dan diberangusnya perkembangan dakwah-dakwah Islamiah dikampus-kampus Universitas dengan stigma Radikalisasi.

Ke-enam, melalui aspek institusi TNI POLRI, dikebirinya fungsi dan peranan TNI sebagai fungsi sospol dan territorial TNI dan strategi penentuan structural petinggi TNI yang akhirnya melemahkan kekuatan dan fungsi TNI sendiri.

Disini dapat kita garis bawahi bahwa oknum POLRI adalah elemen institusi yang paling lemah dan rentan, sehingga mudah dijadikan sebagai alat kepentingan politik gerakan senyap KGB.

Dibelakangnya telah di komando oleh TRG (The Read General) atau “Jenderal Merah” sambil duduk manis mengendalikan alat yang telah tunduk kepada mereka, TRG biasanya menggunakan oknum aparat sebagai alatnya.

Maka KGB melalui TRG telah berhasil menyumbangkan ide strateginya di parlementer dengan merubah Konstitusi Dasar UUD 1945 beserta turunannya.

inikah yang disebut NKRI Harga mati bagi mereka ?

UUD 1945 sudah diubah dengan baik baik saja anpa perlawanan yang berarti. kemudian, dengan menjadikan kemendagri, Polisi akan dijadikan sebagai Regulator (pembuat kebijakan negara) yang seharusnya POLRI sebagai Operator (pelaksana kebijakan negara). Padahal POLRI adalah Operator, sama dengan TNI.

bener bener kacau negeri kita hari ini, mungkin, kata mereka kita adalah manusia bodoh. gampang dikibuli.

Seharusnya Kapolri tidak boleh hadir di rapat-rapat kabinet, ini tidak ada dasar hukumnya di UUD 1945.

Secara yuridis Kapolri dan Panglima TNI tidak boleh setingkat dengan Menhan (Menteri Pertahanan) atau Mendagri. POLRI harus di bawah Departemen terkait.

Apabila posisi POLRI di bawah Komando Presiden maka ini adalah tindakan Inkonstitutional (pelanggaran UUD 1945).

POLRI harus di bawah Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Hukum ini yang sesuai dengan UUD 1945.

POLRI tidak boleh dipersenjatai alutsista (senjata berat) seperti Tentara. POLRI adalah Sipil atau Non-Combatan (Non-Tempur).

Sementara TNI adalah Corps Combat (Pasukan Tempur) yg harus dipersenjatai alutsista dan senjata berat kaliber apapun.

POLRI bukan langsung dibawah kekuasaan Presiden. Karena POLRI akan mudah dijadikan alat politik oleh partai Ruling Class (Penguasa).

Kalau sudah begini siapapun penguasanya akan memanfaatkan POLRI. Polri adalah alat negara, bukan alat kekuasaan.

Kalau kebetulan penguasanya lebih miring ke “Kiri” maka pastinya akan lebih repressif seperti sekarang ini.

Orang-orang yang kebetulan berseberangan dengan penguasa. mereka akan segera ditangkapi, dikriminalisasi, diteror oleh oknum polisi untuk kepentingan penguasa.

Sadarilah bahwa TNI dan Polri adalah alat negara, mereka hanya berpihak kepada kebenaran,mereka adalah penegak hukum, bukan ABDI KEKUASAAN.

Padahal semua ini adalah rangkaian dari skenario gerakan sistematis KGB secara massif.

Bagaimanapun gerakan KGB ini membawa ideology Radikal yaitu Marxisme-Komunisme yang sangat berbahaya bagi masa depan anak cucu bangsa yang bernama Nusantara.

Sebagai sumber penyakit akut bagi masyarakat awam yang gaptek (gagap dalam ideology agamanya). Akan mengancam terhadap aqidah Islamiyah dan tegaknya kaidah Ideology Pancasila di NKRI tercinta ini namun sebenarnya hal ini hanya taktik dan strategi KGB.

Karena strategy KGB adalah menyerang pikiran, membengkokkan iktikad, memelintir logika, membuat fitnah, membenturkan pemahaman, menghasut ideologi satu dengan yang lainnya dan meruntuhkan kepercayaan, keyakinan  bahkan KE- IMANAN.

Datu-satunya kekuatan Super POWER yang bisa menangkal dan dapat menghancurkan gerakan  Komunis Gaya Baru (KGB) hanyalah IMAN ISLAM.

oleh karenanya beriman kepada Allah SWT, hanya itu satu satunya cara yang sangat ditakuti oleh KGB, tidak ada yang lain,!

HABIB ADALAH WARGA BIASA, PATUH BAYAR DENDA DAN PERNAH DIPENJARA

Oleh: Hariqo

Saya banyak tidak setuju dengan HRS, saya juga bukan alumni 411, 212, namun saya harus adil, berikut beberapa fakta kepatuhan HRS.

Pertama, 15 Nov 2020, HRS patuh membayar denda 50 juta rupiah karena melanggar protokol kesehatan dengan membuat kerumunan saat akad nikah anaknya sekaligus peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan. Ia Sportif dan sadar sebagai warga biasa.

Ini tercatat sebagai denda terbesar dalam sejarah NKRI terkait pelanggaran protokol kesehatan. Apakah pembuat kerumunan di banyak tempat lain membayar denda?

Kedua, pada 2 Desember 2020, HRS mengadakan reuni secara online sesuai anjuran pemerintah.

Lalu karena khawatir kerumunan, HRS juga membatalkan rencana keliling Indonesia untuk menyampaikan revolusi akhlak. Nah ini yang menarik, HRS juga secara terbuka meminta maaf karena telah membuat kerumunan. Semoga pembuat kerumunan di banyak tempat lain juga melakukan hal yang sama.

Ketiga, pada 9 Desember 2020, HRS meminta pendukungnya bersabar menghadapi tragedi kemanusiaan meninggalnya enam anggota laskar FPI.

Sebagai manusia ia pasti marah, sedih dengan apa yang disebut oleh banyak pakar sebagai pembunuhan di luar putusan pengadilan itu (extra-judicial killing). Namun HRS menegaskan akan mengikuti prosedur hukum yang berlaku.

Saya mengikuti seluruh pemberitaan dan mengamati pembicaraan di media sosial tanpa henti selama tiga hari terakhir.

Pembenci HRS berkurang karena bersimpati dan hormat pada korban dan keluarganya, sedangkan kelompok yang netral bersimpati pada HRS dan keluarga korban, ini soal kemanusiaan. Secara umum warga mencintai institusi POLRI dengan menginginkan evaluasi atau perbaikan.

Saya juga menonton banyak video terkait meninggalnya enam anak muda penjaga HRS. Di dalam video2 itu tergambar keyakinan yang sangat kuat pada sila pertama Pancasila, “Tuhan melihat semuanya”.

Saya terharu, di dalam video2 itu selalu ada ajakan menahan diri dan menyerahkan penyelidikan pada tim independen yang jujur.

Terakhir saya melihat video seorang Ibu, sambil menangis sedih karena meninggalnya enam pemuda pengawal HRS, ibu itu mengatakan “Islam tidak pernah mengenal dendam, Islam tidak pernah mengenal balas dendam, Islam adalah yang senantiasa rahmatan lil alamiin.

Mari kita doakan enam pemuda yang meninggal dunia tersebut husnul khatimah, ditempatkan di surga Allah SWT, kemudian keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Bapak, Ibu, kita boleh dan bisa tak sepaham dengan FPI dan HRS, tapi kita harus adil dan benar.

HRS itu warga biasa, ia juga pernah dipenjara sampai dua kali (2003, 2008) tentu bukan karena kasus korupsi.

Yang belum pernah dipenjara justru para penghina HRS, walaupun hinaannya sudah sangat melampaui batas. Kalau HRS bilang siap mati itu artinya dia siap dikubur, siap menerima resiko perjuangannya, bukan berarti dia siap membunuh orang.

Dari silsilah jelas HRS memang keturunan Nabi Muhammad (Nusron Wahid, Mantan Ketum GP Ansor). Tapi HRS tidak merasa derajatnya di atas kita, sama sekali, salah ya HRS bayar denda. Apa ada HRS teriak “saya keturunan Nabi, masak Maulid Nabi di denda?”.

Teman-teman, musuh kita bukan FPI, POLRI, TNI, musuh kita kesenjangan sosial, kok satu persen orang di Indonesia menguasai 50 persen aset nasional?, korupsi, kolusi, nepotisme, radikalisme, separatisme, kebakaran hutan, perusakan alam. Bangsa ini sudah pernah dirampok selama 350 tahun, dan sekarang masih dirampok, saat FPI dan POLRI ribut terus, maka para perampok itu terkekeh girang.

Bapak, Ibu, korupsi lobster bikin semua sedih, dan tolong bantu saya menjawab ini, dari semua negara yang terdampak COVID-19 di bumi ini, apakah ada yang meng-korupsi dana bansos untuk rakyatnya?. Mengapa HRS yang sudah membayar denda, meminta maaf secara terbuka masih dikejar seperti koruptor atau teroris?.

HRS hanya jadi penyambung lidah dari organisasi, mahasiswa dan kelompok intelektual yang lama bungkam.

Jujur saja, saya melihat selama tiga hari kemarin, hilang kampanye anti politik uang di pilkada, sementara 931 korporasi berafiliasi dengan kandidat di pilkada (Data Tempo dan Auriga Nusantara).

Apa yang akan terjadi jika pengusaha jahat terus mengontrol kepala daerah, oligarki di pemerintahan akan terjadi secara menang terus.

Bapak, ibu yang merasa paling Pancasila, kita semua sudah paham  NKRI dan Pancasila sudah final, negara ini untuk semua suku, agama, dll. Jangan mengajarkan Pancasila kepada orang yang sudah mengamalkan bahwa kepentingan Kebenaran di atas kepentingan diri dan golongan.

Marilah fokus pada masalah penting saat ini, yaitu penanganan covid, pemulihan ekonomi.

Penggunaan buzzer untuk menyerang LAWAN POLITIK justru akan menurunkan kredibilitas pemerintah.

Gunakan buzzer itu untuk diplomacy (social media diplomacy); pertahanan negara, melawan buzzer para koruptor.

Gunakan akun-akun buzzer itu untuk pariwisata yang kalah terus sama Thailand, Singapura, Malaysia, dll.bukan untuk membela kelemahan pemerintah.

Saya setuju dengan ide dialog dari Emha Ainun Nadjib, mengapa? Kontribusi Cak Nun banyak sejak muda, ia juga tokoh reformasi  yang ikut meminta Presiden Soeharto lengser, dan setelah itu Cak Nun menghilang, semua jabatan yang digaji APBN ditolaknya, Cak Nun tak ada kepentingannya. Listrik dan air di rumahnya dari uang pribadi.

Bayangkan situasi terburuk jika terjadi konflik horizontal. Tidak ada yang diuntungkan. Kita semua akan rugi, dan butuh waktu lama untuk pemulihan psikis. Ayolah para pemimpin, baik pemimpin yang dibayar oleh uang rakyat maupun pemimpin yang dihormati umat, tolonglah salinglah berkomunikasi. Bukan pelucutan senjata yang menyebabkan perdamaian, tapi pelucutan kebencian dari hati kita semua.

Mari cek hati kita, apakah sudah adil atau belum, sebelum kita menuduh hati orang lain penuh kebencian?. Alfatihah untuk enam pemuda, terima kasih untuk para aktivis yang tidak dibayar, terima kasih untuk Bang Ari Yusuf Amir, terima kasih untuk untuk Bang Fadli Zon dan sedikit anggota DPR, DPRD yang mengawal demokrasi kita.

Untuk mereka yang dipilih dan digaji karena demokrasi, mengapa diam ketika demokrasi terancam.

(sumber Terima kasih. Jakarta, 10 Desember 2020. Hariqo Wibawa Satria, Pengamat Media Sosial, Direktur Eksekutif Komunikonten).

KASUS  HABIB RIZIEQ SHIHAB PIMPINAN FPI, sebenarnya bukan masalah kerumunan, ini MASALAH POLITIK KEKUASAAN, tuduhan kepada HA  ER ES yang bisa dikatakan sebagai tuduhan yang asal-asalan.

Karena kerumunan orang yang lain sangat banyak, kenapa hanya HA ER ES

KENAPA HANYA HRS ?

ini jawabanya:

Sebenarnya persoalan utama, hanya kekhawatiran REZIM yang nyata nyata berseberangan dengan Pribumi yang miskin, adanya kemungkinan gerakan massa para pendukung HABIB RIZIEQ SHIHAB yang luar biasa besar di INDONESIAi, yang kemungkinan bisa menjadi gerakan PEOPLE POWER yang bisa membuat  Penguasa kebakaran jenggot.

REZIM/KEPOLISIAN DAN PIMPINAN TNI SANGAT PAHAM, YANG DILAKUKAN TERHADAP HA ER ES ITU MENG ADA-ADA DAN MENYALAHI ATURAN HUKUM ITU SENDIRI.

TETAPI KARENA PETA POLITIK NASIONAL DI INDONESIA SAAT INI HAMPIR SEMUA  RAKYAT  SUDAH TIDAK SENANG DENGAN KETIDAKADILAN.

KARENA RAKYAT INDONESIA SAAT INI HIDUP NYA SUSAH,AKIBAT KEGAGALAN EKONOMI DAN KEKHAWATIRAN BANJIRNYA CHINA TIONGKOK KOMUNIS. SEPERTI CHINA TIONGKOK YG MENG-INVASI TIBET,UIGHUR, ANGOLA, ZIMBABWE DSB NYA.

BISA MEMICU LEDAKAN KEMARAHAN SELURUH RAKYAT INDONESIA

Berfikir terbalik, satu satunya jalan, agar tidakK terjadi kemarahan rakyat, yang bisa menggelorakan gejolak masa besar di Indonesia, satu satunya adalah HA ER ES, kesalahannya HRS harus ditangkap. dia mampu menggerakkan rakyat secara serentak.

SEBENARNYA PEMBUNUHAN ANAK-ANAK FPI INI, HANYA PESAN DARI REZIM AGAR JANGAN MACAM, DENGAN PENGUASA.

SIAPAPUN AKAN DISIKAT HABIS. KIRA-KIRA SEPERTI ITU MOTIF PEMBUNUHAN TERSEBUT.

Ternyata rakyat tidak takut, justru rakyat marah besar karena ketidak adilan hukum. Polisi sudah sangat berlebihan sampai harus membunuh 6 laskar pengawal HA. ER. ES

KARENA MERASA BELUM BERHASIL, HA ER ES DAN PENGURUS FPI DIBUAT SAJA SALAH INI dan ITU WALAUPUN TIDAK MASUK AKAL

KENAPA BUKAN PARA PEMBUNUH RAKYAT KECIL YANG DITAHAN?

Terlihat jelas  tindakan oknum kepolisian, sengaja memancing kemarahan orang orang islam yang beriman.

Tujuannya agar masyarakat anarkis, sehingga ada alasan untuk dihabisi.

Kita semua tahu, model pola adu domba. rakyat dan aparat sengaja dibenturkan, tujuannya untuk melemahkan rakyat.

Dengan jumlah masa yang besar, hanya HA ER ES  yang bisa menuntut berbagai kesalahan penguasa dan mampu meruntuhkan penguasa dari tampuk kekuasaan saat ini.

KEKUATAN KEPOLISIAN DAN TNI, YANG CUMA SEKITAR SATU JUTA ,TETAP SULIT MELINDUNGI PENGUASA APABILA RAKYAT BERSATU MENUNTUT HAKNYA.

SEBENARNYA HAL  INILAH ALASAN SESUNGGUHNYA KARENA OKNUM POLISI MELINDUNGI KEKUASAAN.

POLISI ITU SANGAT  MENGERTI DENGAN HUKUM, TIDAK AKAN MUNDUR WALAU YANG DITUDUHKAN KEPADA HABIB RIZIEQ CS ITU TIDAK MASUK AKAL.

HABIB RIZIEQ DAN PIMPINAN FPI AKAN DIHABISI, BISA SAJA DIDALAM TAHANAN DAN BISA MELALUI CARA APAPUN TERMASUK RACUN  MAKANAN /MINUMAN. BAIK DI TAHANAN ATAU DENGAN CARA KASAR, BISA JUGA LANGSUNG DIBUNUH.

TETAPI KALAU TERNYATA RAKYAT BENAR-BENAR SUDAH MARAH, DAN MENGADAKAN AKSI BESAR MAKA DIPASTIKAN NEGARA INI AKAN CHAOS, NAMANYA PEOPLE POWER SULIT DILAWAN.

(GUIB JATIM SEBUT : Penetapan Habib Rizieq Cederai Keadilan)

 

Beramai-ramai Membunuh Kebenaran, Agar Bersama-sama Hidup dalam Aib! Na’uzubillah Min Zalik

Oleh Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri (Tokoh Militer Indonesia)

Tentara musuh memasuki sebuah desa. Mereka menodai kehormatan seluruh wanita di desa itu, kecuali seorang wanita yang selamat dari penodaan. Dia melawan, membunuh dan kemudian memenggal kepala tentara yang akan menodainya.

Ketika seluruh tentara sudah pergi meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dengan busana compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi.

Dia keluar dari rumahnya dengan busana rapat dan bersimbah darah sambil menenteng kepala tentara itu dengan tangan kirinya.

Para wanita bertanya: “Bagaimana engkau bisa melakukan hal itu dan selamat dari bencana ini?”

Ia menjawab: “Bagiku hanya ada satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati dalam menjaga kehormatan.”

Para wanita mengaguminya, namun kemudian rasa was-was merambat dalam benak mereka. Bagaimana nanti jika para suami menyalahkan mereka gara-gara tahu ada contoh wanita pemberani ini.

Mereka kawatir sang suami akan bertanya, “Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu, bukankah lebih baik mati dari pada ternoda..?”

Kekaguman pun berubah menjadi ketakutan yang memuncak. Bawah sadar ketakutan para wanita itu seperti mendapat komando.

Mereka beramai-ramai menyerang wanita pemberani itu dan akhirnya membunuhnya. Ya, membunuh kebenaran agar mereka dapat bertahan hidup dalam AIB, dalam kelemahan, dalam fatamorgana bersama.

Beginilah keadaan kita saat ini, penghuni negeri ini sudah terlanjur rusak. Mereka mencela, mengucilkan,menyerang dan bahkan membunuh eksistensi orang-orang yang masih konsisten menegakkan kebenaran, agar kehidupan mereka seakan akan tetap terlihat berjalan baik.

Walau sesungguhnya penuh,

AIB, DOSA, KEPALSUAN dan PENGKHIANATAN.

Akhirnya ketidak berdayaan akan menyertai kita dalam menuju kehancuran nyata, berakhirlah negeri ini karena seluruh komponen bangsa ini tidak mampu bertahan.

Jika hal ini benar benar terjadi, kita tidak bisa lagi menyalahkan siapa-siapa. karena kitalah yang salah.

Untuk itu sebelum terlambat, gunakan otak, asah fikiran kita, jadilah pejuang negara, sebelumnya bertaubatlah, berimanlah dengan lurus kepada Allah.

segera TEGAKKAN KEBENARAN, TEGAKKAN HUKUM SEADIL-ADILNYA, HANYA HUKUM YANG ADIL YANG AKAN MENGHANTAR KITA KEPADA KEMAKMURAN  YANG SESUNGGUHNYA.

Bagi seorang Moeslim yang penting adalah berjuang, masalah hasil adalah urusan Tuhan, tugas kita hanya berusaha semaksimal mungkin. tapi jangan lupa berjuang tanpa Ilmu adalah mati konyol.

KENAPA ISLAM DIMUSUHI..?,

KENAPA ISLAM DI TUDUH TERORIS ?

BANTAH DENGAN PERYATAAN, BIKIN MEREKA BUNGKAM.

Ulama muda Jerman, Pierre Vogel, Punya cara bagaimana membantah tuduhan terhadap Muslim sebagai Terroris. Ulama mu’alaf yang bersyahadat tahun 2001 itu, dengan cara tercepat dan terbaik yang amat mengena bantahan dan menangkal dakwaan Muslim dengan terorisme.

Dalam sebuah ceramahnya, ia menyampaikan bagaimana cara ia menyangkal tuduhan itu :

  1. Siapakah yang menyulut perang dunia pertama?
  2. Siapakah yang menyulut perang dunia kedua?
  3. Siapakan yang selalu menjajah sebuah negara damai, aman, tenteram hanya untuk kepentingan ekspansi ?
  4. Siapa yang selalu menyiarkan sebuah ajaran agama dengan cara menjajahnya terlebih dahulu?
  5. Siapakah yang menjatuhkan bom atom atas Hiroshima dengan keji, tidak berperikemanusiaan, dan mengorbankan jutaan rakyat sipil?
  6. Siapakah yang membantai 20 juta suku Aborigin di Australia?
  7. Siapakah yang membantai lebih dari 100 juta suku indian merah di Benua Utara Amerika?
  8. Siapakah yang membantai lebih dari lebih dari 50 juta Indian merah di benua Selatan Amerika?
  9. Siapakah yang menjadikan lebih dari 150 juta manusia dari Afrika sebagai budak (apartheid), Diantaranya 77 % dari mereka mati di perjalanan dan dikubur di lautan Atlantik?
  10. Siapa yang selalu tertarik untuk menguasai serta “merampas” minyak suatu negara baik dengan cara mengadu domba negara tersebut, mendanai oposisinya, menyebar fitnah ,bom, membuat negara tersebut tak kunjung ada kedamaian?
  11. Siapa renternir dunia (IMF) yang justru membuat negara pasiennya jadi tambah sengsara dengan system busuk dan kejinya?
  12. Siapa pelaku adu domba, pembuat skenario besar yang membuat suatu negara, agama, kelompok, ras dll menjadi berperang satu sama lain?
  13. Siapa pelaku dan pendukung penjajahan, perampasan lahan masyarakat, pembantaian warga Palestina dari tahun 1948 hingga sekarang?
  14. Siapa pelaku dan pendukung krisis dibeberapa negara dengan cara membuat nilai dollar (dengan cara licik) menjadi tinggi hingga negara tersebut tidak sanggup membayar utang dollar Dan harus menjual berbagai asetnya?
  15. Siapa pelaku yang selalu menghina dan melecehkan sebuah ajaran agama baik dengan menghina tokoh agamanya atau membakar kitabnya?
  16. Mereka bukan negara Islam maupun orang Islam? Bukalah mata Anda, siapa sesungguhnya yang jahat!

Mari kita coba jawab beberapa pertanyaan diatas:

  1. Perang Dunia Pertama 17 juta tewas, disebabkan oleh non-Muslim
  2. Perang Dunia Kedua 50-55 juta tewas, disebabkan oleh non-Muslim
  3. Nagasaki bom atom 200 ribu tewas, disebabkan oleh non-Muslim
  4. Perang di Vietnam lebih dari 5 juta orang tewas, disebabkan oleh non-Muslim
  5. Perang di Bosnia / Kosovo lebih dari 500 ribu tewas, disebabkan oleh non-Muslim
  6. Perang di Irak (sejauh ini) 1,2 juta tewas, dan disebabkan non-Muslim
  7. Afghanistan, Burma juga disebabkan oleh non-Muslim

Anda masih berpikir ISLAM adalah Masalah, apakah Islam Teroris?

Silahkan Jawab ?

Seharusnya kita berfikir, kenapa islam difitnah, berarti ada sesuatu yang tersimpan di dalamnya, kalian bisa menciptakan produk terbaik untuk dunia ini apakah kalian tidak bisa memaksimalkan akal kalian untuk mencari kebenaran tersebut !

Iman Islam dengan aturanNYA, melalui Firman ALLAH lah yang dapat menyelesaikan masalah yang ada dunia ini.

Lalu kenapa HRS hasur di habisi, Dia terlalu banyak tau,terlalu pintar,tidak sejalan dengan pihak yang akan menghacurkan Indonesia.

Jangan katakan nanti anda berfikir bila kalian bisa membuat sesuatu saat ini, namun saat ini juga, salahkan cara anda berfikir.. Salahkan diri anda sendiri.(TIM)