Kepada Paus Fransiskus, Mgr. PC Mandagi Sampaikan Pesan dan Harapannya

BERITA UTAMA1260 Dilihat

KABARDAERAH.COM (JAKARTA)-Umat Katolik di Keuskupan Agung Merauke, Papua sangat berharap Paus Fransiskus berkenan datang di Merauke, Papua, jika pimpinan Gereja Katolik Sedunia itu mengunjungi Indonesia.

Harapan itu disampaikan langsung Uskup Agung Keuskupan Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.C kepada Paus Fransiskus saat bertemu di Vatikan, Rabu (21/9/2022) pekan lalu.

“Saya mengutarakan kepada paus bahwa umat Katolik di Keuskupan Agung Merauke sangat berharap bahwa Paus Fransiskus berkenan berkunjung ke Merauke,” kata Uskup Marauke dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Lanjutnya, tentu kehadiran itu baru dapat terlaksana yang paling utama adalah jika Paus Fransiskus datang berkunjung ke Indonesia.

“Jika harapan ini terkabul, tentu kunjungan ke Merauke akan menjadi salah satu agenda penting dan bahkan luar biasa bagi Keuskupan Agung Merauke. Saya juga meyakini bahwa umat Katolik seluruh Papua memiliki harapan yang sama,” ujarnya.

Dikatakan, apabila harapannya terkabul dan menjadi agenda perjalanan Paus Fransiskus, maka akan ada beberapa prosedur yang harus dilewati dan ditaatinya baik secara gerejani ataupun secara kenegaraan.

Mgr. Petrus Canisius Mandagi menyadari bahwa untuk melewati prosedur tersebut, dirinya harus banyak berkordinasi dengan banyak pihak. Lebih lanjut, Mandagi mengatakan, harapan dan keinginannya agar Paus Fransiskus ke Marauke, sudah muncul sejak Juni 2021 yang lalu.

Ketika itu, Mgr.Mandagi yang pernaj menjadi Uskup Keuskupan Amboina itu, bahwa ada satu syarat yang harus terpenuhi jikapun Paus Fransiskus (jadi) datang di Merauke Gerbang Hati Kudus Yesus itu.

“Jadi, kehadiran Paus Fransiskus di Merauke hanya dimungkinkan jika Wilayah Papua Selatan menjadi Provinsi tersendiri.Undangan tersebut sebagai bentuk kontribusinya untuk menyelesaikan masalah Papua dengan cepat, damai, tanpa dendam dan dalam ikatan NKRI,” imbuh Mgr. PC Mandagi saat menerima kunjungan Pendiri Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) AM Putut Prabantoro, dan yang sekaligus juga Presidium Bidang Komunikasi Politik Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) beberapa waktu lalu.

Mgr.Petrus Canisius Mandagi,MSC merupakan salah satu tokoh perdamaian pasca Konflik Maluku bergolak. Ia melihat adanya ketidakadilan dalam distribusi dana otsus Papua dan digunakan tidak secara bijak sehingga menghambat pembangunan daerah-daerah di Papua.

Lanjutnya, rentang kendali pemerintahan untuk Papua dengan wilayah yang begitu luas, menurutnya, merupakan alasan lain, karena sangat tidak efektif untuk pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat.

Selain itu, dirinya melihat, sebagian para pemimpin daerah di Papua kurang memberikan contoh yang baik dan bijak bagi masyarakatnya. Yang paling parah adalah, stigma buruk atas Papua dari dunia luar berdampak pada Wilayah Papua Selatan yang damai dan aman. Menanggapi terbentuknya Provinsi Papua Selatan, ia mengaku, tidak menduga akan terjadi secepat ini.

“Terus terang saya tidak menyangka bahwa setahun setelah pernyataan saya, Papua Selatan terbentuk.Bahkan terbentuknya bersamaan dengan Provinsi Papua Tengah dan Papua Pegunungan pada 30 Juni 2022. Ini merupakan karya Allah melalui tangan-tangan yang menginginkan Papua damai, sejahtera serta ketidakadilan dihilangkan,” sesalnya.

Di mata Uskup Mandagi, terbentuknya wilayah Papua Selatan menjadi provinsi baru hasil pemekaran di Papua merupakan pemecahan strategis dan sekaligus penyelesaian atas masalah Wilayah Papua termasuk konfliknya.
Selaku Uskup Agung, dirinya juga ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Papua tidak seperti suara-suara para propagandais dan pendukung pemisahan diri Papua dari NKRI.

“Kami di Wilayah Papua Selatan hidup dalam damai, toleran dan kerukunan antar suku sungguh terlihat. Konflik bukan berada di Wilayah Selatan. Dunia harus tahu Papua itu seperti apa dan saya ingin menegaskan bahwa Papua adalah wilayah NKRI. Saya ingin Papua diselesaikan secara damai, cepat dan tanpa dendam,” tegas Mgr. Mandagi pada kesempatan lain.

Jauh sebelumnya terbentuknya tiga provinsi Papua baru hasil pemekaran, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terbang ke Vatikan dan atas nama Presiden Joko Widodo mengundang Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia.

Adapun,undangan tersebut disampaikan langsung oleh Menag RI, Yaqut Cholil Qoumas ketika bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada awal Rabu, 8 Juni 2022 beberapa waktu lalu. **

Editor : Dominikus Dese Lewuk.