Bodohnya Kita, Uang Kita Dinilai Sangat Rendah, Pada Hal Kita Punya Sumber Daya Alam Yang Tak Berhingga, Namun Kita Rela Hidup Dengan Standar Sangat Rendah…..

BERITA UTAMA599 Dilihat

KabarDaerah.com – Sangat pemaaf, sebagai bangsa Indonesia kenapa tidak, hal yang seharusnya diperjuangkan, kita biarkan terjadi bekelanjutan, sehingga makin lama kita hidub dalam kemiskinan.

Pintarnya bangsa Amerika Serikat, ketika kita sebagai bangsa Indonesia mau mengakui uang Dolar Amerika 1 berbanding 15 000.

Keadaan kita sekarang sangat sulit, dimana Korupsi merajalela, pertambangan kita dikeruk asing, bangsa sendiri dibiarkan mencari makan ditempat sampah.

Kita bersepakat membentuk negara ini agar kita makmur, sama sama menikmati kekayaan alam yang kita miliki. nyatanya tidak demikian, kita seperti dijajah bangsa sendiri.

Kita sesama kita saja saling sikut sana sini, kita rela melihat bansa Indonesia mati dilumbung padi, dijajah bangsa Belanda baratus ratus tahun, kita terpaksa menjadi bangsa pemaaf.

Kenapa semua bisa terjadi, dimana Rakyat Kita seperti Kerbau ditusuk hidungnya, mengikuti kemauan Bangsa lain.

Kita harus keluar dari sandiwara global ini, kita hanya akan menjadi bulan-bulanan mereka yang pintar.

Pada hal jika kepintaran kita disandingkan dengan kepintaran Rakyat Amerika Serikat. Kita tidak ketinggalan. Hanya saja Bangsa kita lebih suka melihat bangsa Indonesia diperbudak bangsa lain.

Mereka tidak sadar bahwa tugas kita sebenarnya adalah memakmurkan Bangsa seluruh Indonesia.

Untuk itu, masyarakat Indonesia yang tidak mau menjadi Bangsa terjajah, mari kita bersatu, kita fikirkan bagaimana caranya, agar uang kita dinilai sama, setidaknya satu banding satu dengan bangsa lain. Toh kita punya dasar untuk itu.

Tidak perlu terjadi, keadaan kita hari ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hal yang tidak penting jika kita mengambil sikap. seperti Suku bunga Bang lain, keadaan Politik global, ketidak pastian ekonomi global, dana lain lain.

Penyebab pertama rupiah melemah karena terkena dampak eksternal, yaitu inflasi di AS yang belum menurun. Inflasi AS semakin meningkat hingga 3,48%. The Fed juga tidak menurunkan suku bunganya. Mulanya pada kuartal dua atau tiga akan menurunkan suku bunga.

Penyebab selanjutnya karena turunnya surplus neraca perdagangan Indonesia. Menurut Tauhid Ahmad, saat ini Indonesia memiliki komposisi impor yang cukup tinggi. Hal tersebut tentunya akan merugikan negara karena nilai tukar rupiah terhadap dolar sedang melemah.

Penyebab ketiga adalah intervensi yang dilakukan Bank Indonesia tidak cukup mampu untuk menahan tingginya pergerakan dolar AS. BI pun disarankan melakukan intervensi yang lebih gencar lagi.

Menguatnya dolar AS membuat nilai rupiah anjlok, pada para pelaku bisnis yang bertumpu pada kegiatan impor. Industri yang memerlukan bahan baku usahanya dari impor tentu membutuhkan dana yang besar untuk biaya produksi.

hal itu semua akan teratasi ketika kita berani mengambil sikap lain dari yang lain. Setidaknya bangsa Indonesia sudah mulai berfikir unutk keluar dari penjara global ini. (Red)