Gawai Arkeologi ‎2017 Di Kraton Kerajaan Matan Tanjung Pura Resmi Dibuka

TERBARU83 Dilihat
Tarian Jepin melayu Tembung Buluh yang ikut ditampilkan pada acara pembukaan arkeologi 2017 di Kraton Kerajaan Matan Tanjung Pura Ketapang.
KETAPANG, KalBar, KD – Pembukaan kegiatan rumah peradapan gawai Arkeologi 2017 dari Kantor Badan arkeoligi Banjar Masin, Kalimantan Selatan di Kraton Kerajaan Matan Tanjung Pura, Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat,resmi dibuka oleh Bupati di wakilkan Sekertaris Daerah (Sekda) Ketapang, Senin (7/8/2017) sore.‎

Sebelum di buka secara resmi acara gawai tersebut para peserta yang hadir di hibur terlebih dahulu oleh penampilan tari jepin melayu tembung buluh yang berasal dari tarian melayu Ketapang dan atraksi baronsai dari adat budaya tiong hua.

Sekda Ketapang, H.M.Msnsyur,M.S.i Saat menyampaikan Pidato Bupati Ketapang, dalam acara gawai Arkeologi 2017.

Bupati Ketapang, melalui Sekda, Drs. H.M, Mansyur,M.S.i menyampaikan dalam sambutan pidatonya, bahwa arkiologi merupakan peranan penting dalam  transformasi sosial budaya masyarakat untuk menuju masyarakat madani atau masyarakat yang beradap. 

Dimana menurut, bupati Ketapang yang disampaikan Sekda, ‎Balai arkeologi Kalimantan Selatan sebagai organisasi penelitian dan pengembangan arkeologi di wilayah nasional di Kalimantan berkewajiban untuk menjawab berbagai tantangan dan harus mampu memberikan sumbangsih kepada kepentingan masyarakat umum. ‎
 
“Salah satu bentuk kepentingan tersebut masyarakat berhak menempatkan pemahaman atas pengetahuan yang didapat para arkiologi”, ucap, Sekda Ketapang.
 
Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga berhak wajib terlibat dalam pengelolaan sumber daya budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.‎
Bupati Ketapang berharap, Kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar besarnya, agar dapat bisa menumbuh kembangkan komunitas komunitas budaya yang berorientasi pada pelestarian nilai nilai budaya dan melifarisasi nilai nilai budaya masa lalu dalam kontek budaya masa kini dalam berbagai bentuk.
 

Agar tujuan dan sasaran dari kegiatan ini dapat tercapai, bupati berpesan, semua peserta seminar dapat mengikuti kegiatan ini dengan sungguh sungguh dan penuh perhatian untuk mendapat wawasan dari para nara sumber.

Penyulutan pertama untuk membunyikan Meriam Padam Pelita oleh Sekda Ketapang, bertanda gawai arkeologi 2017 resmi dibuka.
 

‎Sebagai tanda telah dibukanya acara gawai arkeologi 2017 itu yang dihadiri oleh, Kepala Badan, Dinas, Kantor dilingkungan Pemkab Ketapang dan Kepala pusat penelitian arkeologi nasional Jakarta, I Made Griya, Pangeran Ratu Karta Negara Kerajaan Matan tanjung Pura, Ir.H. Gusti Kamboja, Kepala Balai arkeologi Kalimantan Selatan Bambang Sakti Wiku Atmodjo, serta para nara sumber, M.Dwi Cahyono dosen Universitas negeri malang, Rochtry Agung Bawono dosen arkeologi Universitas Udayan, Kresno Yulianto, dosen arkeologi Universitas Indonesia, BPNB Pontianak, I Gusti Ngurah Suarbahwa Balai arkeolegi Bali. Dilakukan penyulutan terhadap meriam padam pelita Dihalaman Kraton Kerajaan Matan  Tanjung Pura oleh Sekda Ketapang. (AgsH).

Suara Dentuman yang keras dari meriam Padam pelita, membuat decak kagum para peserta maupun masyarakat setempat yang hadir menyaksikan usai di sulut oleh Sekda Ketapang.

 

Tinggalkan Balasan