Ada Saatnya Untuk Berhenti Berjuang Ketika Hati Ini Kau Acuhkan

DAERAH57 Dilihat

DKI.KABARDAERAH.COM – Dulu, kita pernah sepakat untuk saling menetap walaupun yang terjadi. Susah senang akan kita lalui bersama hingga kita bisa Bersatu dalam ikatan yang diridoi-Nya, Jum’at (12/7/19).

Hingga kini aku masih mengingat semua janji yang pernah kamu ucap. Kamu berhasil membuatku percaya tentang manisnya cinta dan minasa depan yang akan kita bina bersama. Namun apa yang terjadi kini, kamu yang membangun istana cinta tapi kamu pula yang menghancurkanya.

Kini aku harus menampar diri agar tidak lagi merasa hidup dalam mimpi buruk ini. Aku harus benara-benar bangkit dan menerima semua kenyataan ini.

Keputusanmu untuk pergi, sudah lama tak ku fikirkan lagi. Namun mendengar berita bahwah kamu telah memilih dia dari pada diri ini, ntah mengapa itu cukup membuatku shocksekali lagi. Sakit hati ini terasa sama seperti pertama kali kamu memutuskan untuk pergi ketika pertamakali kita jumpa.

Ya, kemarin mungkin aku belum bisa sepenuhya mengikhlaskanmu pergi. Hingga rasa kecewa itu muncul kembali. Dan ketika aku menulis ini, hati aku belum sepenuhnya pulih kembali, namun biarlah, justru aku yakin ini akan membantuku untuk lebih kuat dan bangkit dari keterpurukan ini.

Mencoba ikhlas bukanlah hal yang mudah setelah melepas, banyak yang ingin aku ungkapkan tentang rasa kecewa dan sakit hati ini. Namun setelah melihat sekali lagi bahwa kamu telah berbahagia memilih bersamanya, yang ada di fikiranku hanyalah segudang pertanyaan pilu. Setega itu kamu mampu membuatku runtuh?

Pedih sangat pedih, ketahuilah!

Sejuta harap yang pernah kita rangkai, kini hancur oleh perasaan yang kamu musnahkan. Kamu tidak pernah mau peduli tentang seberapa hancurnya hatiku serta perasaan anakmu, kamu hanya peduli tentang perasan mu dengan dia, tentang bagaimana caranya membahagiakan dirimu sendiri tanpa pernah sekalipun memikirkan hati yang pernah kamu sakiti.

Entah apa yang membuat kita berpisah saat ini, aku yang salah atau kita yang memang sudah tidak searah. Yang jelas, itu bukanlah keputusan yang kita sepakati bersama. Perpisahan itu hanyalah keputusan secara sepihak. Kamu yang diam-diam menjalin cinta dengannya di belakangku dan lebih memilih pergi bersamanya.

Aku butuh waktu untuk bisa sembuh dan kembali utuh, dan taukah kamu itu tidaklah mudah. Walaupun banyak orang yang bilang cara ampuh untuk menyembuhkanya adalah dengan menjalin cinta lagi, tapi sayangnya aku tak sama sepertimu yang mudah berpaling dan membagi hati bersama seseorang yang baru.

Tapi…sudahlah. Karena kini kamu pun sudah berbahagia hidup bersamanya, akupun tak ingin mengungkit lagi perasaan yang pernah ada. Aku hanya ingin mengungkapakan sakit yang aku rasa. Perihal kamu akan membaca atau tidak tulisan ini nanti, biarlah kuserahkan pada Tuhan.

Dan tenang saja, aku tak akan menggangu kehidupan kalian, justru aku akan berjanji pada diri sendiri untuk berusaha memaafkan apa yang sudah terjadi, perihal karma kuserahkan pada kehendak Ilahi. Dan hanya satu pintaku padamu:

Jangan pernah kembali lagi jika nanti kehidupanmu dengannya sudah tak harmonis lagi, karena mulai saat ini aku berjanji untuk pergi selama-lamanya dari kehidupanmu. ***

(Hipwee/Yanguji)