Gegara Mantan Istri Tidak Mau Diajak Kembali, Seorang Pemuda Gantung Diri di Dapur

LIPUTAN KHUSUS253 Dilihat

BANTEN.KABARDAERAH.COM- Pada Hari Sabtu 30 November 2019, Seorang pemuda umur 38 Tahun nekat menghabiskan atau mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dirumah orang tuanya di  Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Pemuda tersebut diduga frustrasi lantaran istri tak mau diajak rujuk kembali.

Jasad korban pertamakali ditemukan ibundanya saat bangun tidur dan akan ke ruangan dapur sekitar pukul 07:00 Wib, dalam kondisi menggantung dengan leher terjerat tali tambang yang diikatkan pada kayu plafon di ruang dapur. Warga yang mendengar teriakan dari ibunya lalu warga berdatangan untuk memberi pertolongan. “Saat petugas kami datang, jasad korban sudah diturunkan,” jelas Kapolsek Ciruas Kompol Sukirno, seperti dikutib dari poskota, Minggu(01/11/19).

Kapolsek mengatakan, di sekitar jasad korban juga ditemukan dua botol cairan racun serangga, satu di antaranya sudah terbuka, serta dua bungkus obat sesak napas yang sudah tidak ada isinya. “Diperkirakan sebelum gantung diri, korban terlebih dahulu meminum sebotol cairan serangga dan menelan 8 butir tablet obat sesak napas. Barang-barang tersebut ditemukan di bawah jasad korban sudah diturunkan dan dibaringkan,” jelas Kompol Sukirno.

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, kata Kapolsek, sejak bercerai dengan istrinya, korban mengaku kerap pusing memikirkan 4 orang anaknya yang tinggal bersama mantan istrinya. Korban beberapa kali mengutarakan rujuk namun tidak mendapat jawaban positif dari mantan istri.

“Untuk menenangkan pikirannya, korban jarang ada di rumahnya dan sering bepergian bahkan sempat pergi ke Lampung. Pada Jumat 29 November 2019 sore, korban pulang tapi ke rumah orang tuanya dan pagi harinya ditemukan gantung diri,” ujarnya.

Kapolsek menambahkan, dugaan kuat korban memang meninggal dunia karena gantung diri. Namun untuk memastikannya, pihaknya membawa jasad korban ke RSUD dr Drajat Prawiranegara di Kota Serang untuk diperiksa oleh tim dokter. Namun pihak keluarga tidak mengizinkan jasad korban dibawa ke rumah sakit dengan alasan kematian Agus merupakan musibah yang memang harus diterima.

“Kami mengikuti keberatan dari pihak keluarga korban. Setelah memberikan pernyataan tertulis diketahui oleh Kepala Desa setempat, jasad almarhum kami serahkan untuk segera dimakamkan,” tuturnya. ***

(Poskota/YGJ)